Insting Alpha

978 141 38
                                    

Arena pertandingan hari ini terasa berbeda, setelah usai memberi beberapa arahan juga strategi. Hoseok menelisik ke setiap sudut kursi penonton. Berusaha untuk menemui sosok Vampire muda yang semalam telah berjanji padanya, akan hadir pada pertandingan pemuda kecil itu.

Sebenarnya Hoseok tak terlalu percaya dengan janji, sebenarnya pula Hoseok tak pernah ingin menyanggupi sebuah janji. Namun apa boleh buat, Hoseok benar-benar di didik menjadi sosok Alpha yang harus mampu memimpin dengan segala resikonya. Harus siap sedia, jika saja ia akan mati.

Alpha muda itu terus melarikan pandangannya kemana-mana dari ujung stadion. Tempat duduk para penonton terlihat semakin sesak, namun Hoseok tak kunjung mendapati sosok pemuda jangkung yang entah mengapa begitu ia harapkan untuk hadir disana.

"Hose! Ayok cepet ganti baju! Bentar lagi tanding!"

Hoseok menoleh cepat, teriakan sang pelatih membuatnya tertarik kembali pada realita pertandingan yang sebentar lagi memang akan dimulai. Pemuda itu mengangguk, seraya mengikuti langkah tergesa sang pelatih kedalam tempat berkumpul tim nya.

Menang dulu, baru Namjoon. Pikir Hoseok yang kini benar-benar telah tersadar akan ambisi nya sebagai sesosok Alpha muda.

Setiap umpan yang lawan berikan pada Hoseok, berhasil pemuda itu lahap habis. Stadion besar itu riuh suara menyoraki nama tim Basket Hoseok. Buat si kapten harus mengulum senyumnya baik-baik, agar kawanannya terus fokus pada pertandingan.

Hoseok menghela kecil, ketika kesempatan besar ada di pelupuk matanya. Beberapa langkah dan melambungkan dirinya tinggi, hingga memasuki ring maka tim nya akan menang. Dengan score lebih besar dari lawan. Hoseok memusatkan seluruh fokusnya di dalam otak, menghiraukan firasat aneh yang tiba-tiba saja menyeruak masuk dalam jiwa nya.

"Hoseok! Shoot!!"

Si empunya nama mengumpat keras, ketika bola besar berwarna oranye itu berhasil direbut dari tangannya oleh sang lawan. Score mereka menjadi seri, juga bunyi peluit terdengar beberapa kali. Menandakan mereka akan mengadakan istirahat sejenak, sebelum memulai babak terakhir pertandingan.

Hoseok mengusak kasar rambutnya, sebelum keluar lapangan dengan langkah lebar. Terdengar beberapa protes dari kawanannya, membuat pemuda itu memukul kuat kursi besi kosong disampingnya.

"Argh! Gue juga gatau!" Hoseok menyentak, bola matanya berubah menjadi hijau terang. Buat beberapa kawanannya menunduk tiba-tiba.

"Hose, sorry. Mereka gak maksud gitu, gue tau lo juga kesel kan? Don't worry too much, buat menang ato kalah. Itu hal biasa kan, buat pertandingan gini? Jadi santai aja Hos, sekarang lo minum ato dinginin kepala dulu sana. Lima belas menit balik kesini lagi, babak terakhir. Okay?"

Hoseok mengangguk cepat, setelah mengucapkan kata terimakasih pada sang pelatih. Sebelum beranjak keluar dari arena, memilih untuk mengarahkan langkah menuju toilet. Mencuci muka bukan hal yang buruk, bukan begitu?

Langkah yang biasa terlihat seimbang dan terkesan santai, kini nampak begitu terburu-buru juga hentakan emosi terlihat jelas. Buat beberapa orang yang merasakan, memilih menyingkirkan tubuh mereka dari jalanan. Membiarkan Hoseok memperlancar langkahnya tanpa hambatan, hingga masuk kedalam toilet tak jauh dari tempat berkumpul tim nya tadi.

"Alah, sialan." Hoseok menepuk-nepuk kedua pipinya, ketika ia sudah benar menghadap cermin wastafel disana. Bola matanya masih hijau terang, Hoseok terlampau merasa emosi juga memiliki firasat yang tak kunjung hilang.

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang