Penyatuan

1.3K 165 33
                                    

Warn! Rate T/M

°

Aroma Vampire itu sungguh tak dapat Hoseok tahankan, mereka sudah berada ditempat yang lebih sepi. Dengan Namjoon merengkuh hangat pinggang milik Hoseok, sama-sama mendengar deru napas tak beraturan dari keduanya. Mereka terlampau mabuk kedalam aroma masing-masing. Namjoon tak ada henti untuk menghirup dalam ceruk leher Hoseok, yang menguarkan aroma Citrus juga mawar.

Tak jauh berbeda dengan Hoseok, Alpha muda itu terus menerus menggigit bibirnya kuat. Menahan sakit yang begitu meremat keras perut juga bagian bawah tubuhnya. Hoseok ingin disentuh dimana-mana oleh pemuda jangkung dihadapannya ini. Hoseok ingin mengecup seluruh otot yang mengintip malu-malu dari balik kaus putih milik sang musuh lama.

"Stop, gue gabisa gini"

Kewarasan yang tersisa setitik, berhasil merenggut kesadaran Hoseok setengah. Menatap sayu wajah pucat milik Namjoon, deru napas yang masih terengah buat Vampire muda itu tidak mengindahkan protes darinya. Ah sial.

"Vampire, please." Hoseok menggeleng lemah, membuat Namjoon terkekeh rendah.

"Kenapa? Lo milik gue, dan gue milik lo sekarang. Luna,"

Lagi, Hoseok menggeleng beberapa kali. Berusaha melepaskan lengan Namjoon dari pinggangnya, memilih untuk menumpu dirinya pada tembok di belakang punggungnya. "No, ini salah. Gak bener, g-gue ada Omega. Lo juga, pasti ada Luna yang lain. Gue Alpha, Vampire."

"Tapi lo takdir gue, apa lo gak ngerasain itu? Apa lo gak dapet petunjuk?" Namjoon mengernyit, menatap dalam bola mata hijau terang nan indah milik manusia serigala itu.

Hoseok menunduk, tak berani menatap wajah yang entah kenapa berhasil membuat ia bergetar tak karuan. Dalam hati, ia menyetujui. Beberapa kali ia mendapat mimpi yang cukup aneh, sebelum dirinya mengalami Rut. Namun pemuda kecil itu tak terlalu mengindahkan, justru sedikit menentang yang mungkin adalah petunjuk dari sang dewi.

"Lo gak bisa ngejawab kan? Hoseok. Nama lo Hoseok kan?" Namjoon mendekat, berhasil kembali mengukung tubuh kecil itu dengan tembok dibelakang punggungnya.

"Jawab gue, Alpha."

"Y-ya... Gue Hoseok,"

Namjoon menyeringai, sebelum membawa tubuh yang lebih kecil itu kedalam dekapan erat. "Lo...lagi Rut? Kenapa keluar sayang? Banyak yang kegoda sama bau lo. Let's end your Rut, together. At my place. Gue tau, you need me. Right?"

Hoseok menatap waspada seluruh sudut ruangan besar yang kini ia tempati, meremat kuat selimut yang seminggu lalu pernah ia perlakukan dengan sama. Pemuda itu bersandar pada kepala kasur milik sosok Vampire yang kini tengah membersihkan diri.

Panggilan rembulan itu masih terdengar lembut pada pendengarannya. Namun Hoseok tak dapat beranjak dari sana, entah kenapa perkataan Namjoon tak dapat ia bantah sedikitpun. Bagai ada sebuah mantra yang berhasil membelenggu jiwa liar manusia serigala nya. Hoseok menghela kasar, ketika denyutan sakit yang semula telah hilang kini kembali hadir.

"Shit, sshh. Biasanya gak sesakit ini," Hoseok berdecak sebal sembari terus meremat keras perut nya.

"Hos—astaga!"

Namjoon bergegas, menghampiri Hoseok yang sudah meringkuk diatas kasurnya. Melihat bagaimana peluh membasahi rambut juga wajah pemuda kecil itu, buat hasrat Namjoon kembali muncul begitu saja. "Hoseok, sakit banget?"

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang