7: Persiapan Arisan

1.9K 235 55
                                    


"Woi bang! Kata mama lempernya mana?," Tanya Jeongwoo sambil berkacak pinggang menatap Jihoon yang sedang asik bermain PS bersama Jaehyuk dan Junkyu yang terlihat santai memperhatikan keduanya, tak lupa pula cemilan yang anteng selalu di tangannya itu.

"Hah? Lempar?, Gue nggak ada main Singkong," Jeongwoo memutar bola matanya malas setelah mendengar jawaban ngelantur Jihoon.

(Eh kalian tau permainan singkong atau kaki tiga ga sih?, Dulu aku kecil mainannya itu🌚, awokawok 🤣)

"Ih bang!, Ah anjing gue kalah lagi!," Kesal Jaehyuk lalu merampas cemilan Junkyu dengan tak sopannya. Meluapkan kekesalannya dengan mengunyah kasar wafer keju itu.

"Heh anak kucing!, Wafer gue itu sat!," Dengan brutal Junkyu mengambil bantal sofa di ruang santai rumah Yedam itu, lalu melemparkannya tanpa ampun pada Jaehyuk, sementara Jihoon justru tertawa keras melihat wajah Jaehyuk yang ketimpuk, sekaligus merayakan kemenangannya.

"Heh!, Heh!, Ini gimana sih?, Katanya mau bantuin mamanya Yedam siap-siap untuk ntar sore, kok ngerusuh?," Tanya Yoshi yang baru memasuki ruang santai dan kini berdiri di samping Jeongwoo.

Tampak salut, Jeongwoo langsung memeluk tubuh Yoshi dari samping, memang cuma Yoshi abangnya yang paling waras.

"Udah turun!, Itu bantuin manggang kek, cabutin bulu ayam atau apa gitu. Ini cuma ngabisin stok cemilan Yedam doang Lo pada, nggak guna banget" tertohok, terhempas, terjungkal, triple J itu pun segera beranjak dari posisinya.

Gawat kalau sampai maungnya Yoshi keluar. Bernapas dari hidung pun Lo nggak akan bisa jika hal itu sudah terjadi.

Seperti hal yang sudah di tentukan. Hari ini bertepatan dengan Hari Sabtu, keluarga mereka kembali melakukan kumpul keluarga, sekaligus arisan mak-mak sosialita.

Tujuan awalnya, mereka itu sepakat dari pagi datang ke rumah Yedam untuk membantu  Yedam dan Nyonya Bang, mempersiapkan santapan rohani—canda woi—maksudnya hidangan untuk nanti dimakan ramai-ramai saat kumpul, tapi lihatlah apa yang dilakukan ketiga anak monyet ini hingga waktu tengah hari.

"Mama bang~, mana?, Sini biar Jaehyuk sama bang Jihoon yang cabutin bulu ayamnya," terlihat semangat setelah menuruni tangga, kini Jaehyuk berjalan mendekati ratu rumah ini—Nyonya Bang—dengan manja.

(Ingat, ini mama bang bukan bang yang artinya kakak ya, bedanya kalau manggil Mak yedam tuh, aku embel-embel kan dengan Ny./Nyonya Bang atau mama Bang, bingung juga sebenarnya mau ngasih nama apa aku tuh😓🙏🏻)

Karena mereka memang sudah akrab sejak kecil, jadi bukan hal mengejutkan lagi jika mereka saling memanggil orang tua masing-masing selayaknya orang tua kandung mereka, paling di tambah embel-embel marga saja untuk membedakan orang tua siapa yang tengah dipanggil.

Kan nggak lucu saat sudah pada kumpul, tiba-tiba ada yang manggil "mama," atau "papa," tuh semua orang tua noleh.

Apalagi setelah apa yang terjadi dulu, Jihoon pernah dengan jahilnya manggil mama, tapi tak tahu untuk mamanya siapa, otomatis semua orang noleh kepada dia, dan dengan laknatnya Jihoon justru tersenyum polos tanpa merasa bersalah, lalu mengulanginya dengan memanggil papanya, dan alhasil semua orang kembali melihat padanya yang justru tertawa terbahak-bahak. Dan you know apa yang terjadi selanjutnya?, Hah sudahlah tidak usah dilanjut.

Nyonya Bang tersenyum kecut, sedikit menyikut Jaehyuk, "Halah, telat kalian ini. Main dimana sih?, Di Empang ya?, Tuh ayamnya udah dibumbuhin tinggal di panggang," savage.

Terkadang mereka ini suka heran sendiri. Bagaimana caranya Yedam bisa jadi sosok yang sedikit kalem dan cukup menggemaskan, padahal maknya ini punya mulut yang cukup nyelekit.

TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang