12: Roman picisan

1.7K 216 7
                                    


Yedam menghela napas. Sedikit tersenyum, Yedam mengangguk pada mang Ujang yang meletakkan bakso di depannya saat ini.

Berusaha mengabaikan pemikiran buruk yang mampir ke benaknya, tangannya segera bergerak mengambil botol sambal di tengah meja.

Bola matanya memutar malas ketika seseorang justru merebut botol sambel itu, lalu meletakkannya di meja lain.

"Apa?," Tanya menuntut dari orang itu yang justru mendudukkan diri di samping Yedam.

Lah?.

Bukannya dia ya yang harusnya menanyakan hal itu?. Kok?. Ah sudahlah.

"Ngapain disini hah?, Tuh layani aja dulu fans kamu yang di koridor tadi," judes Yedam sambil mengaduk baksonya kasar.

"Ih Babynya Dobby kok marah sih, kan makin gemes," saut Doyoung yang tak tahan untuk mencubit pipi Yedam.

Oke, mari kita berkenalan dengan pria yang tadi menyingkirkan botol sambal dari hadapan Yedam ini. Namanya Kim Doyoung, dan dia adalah pacarnya seorang Bang Yedam.

Kok?, Gimana?, Gimana?, Kok bisa gitu?. Ya bisalah, kan author yang buat. g.

Kalau kalian bertanya, apa mereka baru pacaran?, Jawabannya salah. Mereka sudah mulai pacaran cukup lama, bahkan dari saat masih duduk di bangku kelas enam Sekolah Dasar. Biasalah, anak muda jaman jigeum.

Jadi dasarnya mereka memang sudah saling kenal bahkan sebelum gang peridot dan gang safir di padu padankan.

Oleh sebab itu, mereka tidak mau mengumbar hubungan ke kedua gang, karena merasa hubungan mereka itu limited edition dan amat sangat privasi. Mungkin suatu saat nanti mereka baru akan memberitahukannya pada seluruh anggota.

Mungkin di depan semua orang, keduanya akan terlihat biasa saja, tapi siapa sangka sifat asli dan kelakuan nyata mereka begini. Bucin 24/7. Heran kok nggak putus-putus padahal hubungan mereka gitu-gitu aja.

Ya giamana ya?, awalnya mereka kira hubungan mereka itu cuma cinta monyet antara bocah-bocah piyik, siapa sangka eh malah tahan lima tahun hingga sekarang.

"Kan udah di bilang by jangan makan pedes-pedes, nanti maag kamu kambuh kaya kak Hyunsuk gimana?," Tuntut Doyoung justru mengabaikan kata-kata Yedam barusan.

Yedam mencebik kesal, sementara Doyoung tersenyum pada mang Ujang yang kembali ke meja mereka untuk mengantarkan bakso pesanan Doyoung.

Yedam semakin mempoutkan bibirnya saat melihat Doyoung yang justru mengambil kembali sambel yang tadi sempat diletakkan di meja samping mereka.

Yedam berdiri lalu mengangkat mangkuk baksonya. Memilih duduk berjauhan dengan Doyoung, yaitu di ujung kursi panjang yang tengah mereka duduki sekarang. Jadilah posisi mereka sama-sama di ujung.

Doyoung yang melihat tingkah Yedam itu terkekeh gemes. Langsung saja ia memindahkan mangkunya agak ketengah, dan tangan kanannya justru menarik pinggul Yedam untuk duduk tepat disampingnya, yaitu pas di pertengahan kursi panjang.

"Akh!," Pekik yedam kaget dengan tangan menggenggam sendok dan garpu yang menggantung di udara. Langsung saja Doyoung beranjak berjalan dari belakang kursi, dan kembali mengambil mangkok bakso Yedam, lalu meletakkannya di depan yang terkasih.

Tak lupa pula sebelum ia kembali duduk tangan kanannya mengusak sayang rambut Yedam, lalu mengecup singkat kepala si submissive.

Doyoung nggak tahu saja jika dalam hati Yedam itu sedang misuh tak jelas. Kalau Doyoung bertingkah begini bagaimana caranya dia bisa marah?.

TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang