48: Persoalan Permen

1.3K 167 76
                                    

Siapin kantong kresek gaes, nanti mual🌚.

Btw, Teu-ha👋🏻ಠ ͜ʖ ಠ. Untuk beberapa chap ngga ada aku otak atik selama Hiatus, jadi pesan selesai kata TBC-nya murni aku tulis dari duluu banget, so maklum ya bund😓
.
.
.
.

Yedam melirik Mashiho yang saat ini tengah sibuk membantu Asahi mengepak pakaian miliknya. Tampak ingin bertanya namun kembali mengurungkan niatnya itu.

Sedikit merenggut ketika Asahi ternyata menatapnya—memperhatikan tatapannya yang sejak tadi tertuju kepada Mashiho. Tentu saja Asahi memahami tatapan itu.

Hari ini Asahi sudah di izinkan keluar dari rumah sakit, menyusul Yedam yang telah keluar dari tiga hari lalu. Bersyukur karena kedua temannya ini menawarkan bantuan untuk membantunya mengemasi semua barang miliknya yang ia gunakan di rumah sakit.

Sedikit info, karena apartemen Asahi yang sudah menjadi remahan debu, jadilah keluarga Yoon menawarkan bantuan dengan cara memberikan tempat tinggal sampai semua urusan pengembalian hak milik keluarga Hamada kembali kepada keluarga mereka.

Dan untuk Jaehyuk sendiri, pemuda itu tengah mengurus administrasi rumah sakit bersama Niki, adiknya Asahi.

"Kenapa?"

Bukan. Bukan Mashiho yang bertanya, tapi Asahi lah yang mengeluarkan pertanyaan itu, membuat Mashiho heran dan Yedam kalang kabut—khawatir bila Asahi asal ceplos.

"Apanya Sa?" Tanya Mashiho memutuskan untuk menanggapi pertanyaan Asahi.

"Kenapa nolak kak Yoshi?" Pertanyaan itu membuat Mashiho cengo di tempatnya, sementara Yedam hanya bisa merespon dengan tepukan di jidat, tak percaya jika si pemilik kamar ini memang tidak mengenal yang namanya basa basi.

Mashiho mengedipkan matanya berkali-kali, sebelum akhirnya kembali memperhatikan jemarinya yang kembali sibuk menyusun pakaian Asahi.

Senyum tipis terlihat mengukir di wajahnya, memang Asahi yang paham tentang dirinya. Pemuda itu tahu betul jika dia tak akan mau memulai cerita kalau tidak di tanya, terkadang membuatnya heran harus bersyukur karena tingkat kepekaan Asahi, atau merutuk karena membuatnya juga mati kutu.

"Nggak cocok aja" ujar Mashiho yang membuat kerutan di kening keduanya.

"Maksudnya ci?" Tanya Yedam udah memfokuskan diri sepenuhnya pada Mashiho

Mashiho menghela napas, lalu mengambil sikap duduk di sofa yang tak jauh dari posisi Asahi dan juga Yedam.

"Nggak cocok, Kak Yoshi itu terlalu sempurna untuk aku yang biasa" ujar Mashiho dengan wajah yang terlihat sendu dan bibir melengkung kebawah, membuat Yedam bersiap untuk mengeluarkan berbagai kata mutiara indah.

"Anjir, mantap ga tuh? Hahaha" kekeh Mashiho sebelum Yedam sempat berbicara, pemuda mungil itu lalu mengambil bantal sofa di sebelahnya, dan melemparkan bantal sofa itu kearah kedua pemuda lainnya yang tampak serius. "Udah ih, jangan serius banget"

Asahi kembali melanjutkan kegiatan mengemasnya, sementara Yedam hanya bisa menatap aneh dan tak paham pada Mashiho.

"Dam, jangan di dengarkan. Nanti ikutan stress" bisik Asahi yang sudah selesai merapikan barang bawaannya.

"Jangan serius banget dam, ga sehat nanti Lo jadi mudah di tipu".

"Ini maksudnya apa sih?, Kok gue ngga paham?" Kesal Yedam akhirnya.

"Oke oke, gue ceritain" senyum Mashiho lembut, memancing Asahi yang sebenarnya juga penasaran.

"Gue nolak jadi pacarnya kak Yoshi, tapi gue nggak nolak nikah sama dia sih, hehehe"

TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang