31: Menyerah

1.2K 162 9
                                    


Jeongwoo menatap tak enak pada Jaehyuk. Sedikit merinding ketika merasakan aura hitam dari arah pemuda yang biasanya selalu cengengesan itu.

Tampak menyikut, Haruto mengerutkan kening heran, bertanya tanpa suara pada Jeongwoo.

Jihoon yang baru menuruni tangga rumahnya itu cukup paham jika Jaehyuk sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"Kenapa?," Tanya Yoshi akhirnya. Dia terlalu lelah menyimpan pertanyaan pada otaknya yang sudah penuh dengan rumus matematika itu, sehingga memutuskan bertanya.

Sedikit aneh. Jaehyuk tiba-tiba menghubungi jika dia ingin ke rumah Jihoon padahal mereka tidak ada rencana kumpul. Yoshi yang merasa aneh pun ikut serta menuju rumah Jihoon, mengajak Haruto yang saat itu berpapasan dengannya ketika baru dari rumah Junkyu.

Jeongwoo yang sebenarnya mengetahui alasan emosi Jaehyuk itu memilih bungkam. Tak berani menceritakan apa yang terjadi. Pasalnya ia mengetahui semua kejadian yang terjadi pada Jaehyuk namun enggan bercerita sebab hal itu adalah privasinya Jaehyuk.

"Uwo, coba cerita" perintah Jihoon yang mulai resah, tak sabar menunggu karena dua oknum itu hanya diam tak mengkonfirmasi apapun.

Jaehyuk melirik Jeongwoo, lalu mengangguk memberi izin untuk pemuda itu bercerita karena dia terlalu emosi jika berbicara.

"Jadikan gini...

Beberapa waktu lalu...

Jeongwoo sedikit kesal saat tahu jika Junghwan tak bisa mengantarkannya pulang, tetapi pemuda itu dapat menahannya karena Junghwan berkata mamanya minta diantarkan ke kantor papanya. Ya wajar saja sih ia tidak marah, mana mungkin dia tak mengizinkan Junghwan untuk pulang lebih dulu, bisa-bisa dia tidak dapat restu.

Kalau tahu begini kan dia bisa nyuruh Jihoon menunggunya selepas pulang. Ditambah dia harus melakukan piket kelas terlebih dahulu. Jadilah ia pulang paling akhir.

Jeongwoo mengerutkan kening ketika ia mendengar bantingan dari dalam ruang kelas yang sepi. Menyita perhatian karena suaranya yang keras.

Siapa sangka jika berjalan di koridor dengan keadaan sepi di sore hari bisa seseram ini?. Terlebih suara bantingan itu mulai terdengar beberapa kali lagi.

"Asahi kamu kenapa sih?,"

'bang Jae?,' tanya Jeongwoo ketika mendengar suara Jaehyuk yang bergema di koridor.

"Berapa kali gue bilang?, Gue itu terganggu. Lo paham nggak sih," Jeongwoo mengintip, tampak terkejut ketika Asahi tiba-tiba menghempaskan tangan Jaehyuk kuat di tengah ruang kelasnya.

"Asahi kamu tuh nggak biasanya gini, co-,"

"Diam!" Tukas Asahi kasar dengan jari telunjuk yang terancung pada Jaehyuk.

"Kenapa sih Lo kaya serangga?!, Susah banget gue singkirin. Asal Lo tahu Jae, kehadiran Lo itu ganggu hidup gue." Kesal Asahi sambil memukul dada bidang Jaehyuk karena pemuda itu terus bergerak mendekati tubuh mungilnya.

"Kalau kita belum pernah ketemu, gue berharap kita nggak pernah berhubungan sedikit pun. Jadi berhenti ganggu dan ikut campur sama hidup gue!," Teriak Asahi akhirnya tak kalah menggelegar di seisi kelas yang sepi, mengakibatkan efek gema dan sukses membuat Jaehyuk terdiam di tempatnya.

"Ketemu dengan Lo itu hal yang paling gue sesali," Asahi terdiam ketika matanya menangkap sirat kekecewaan yang teramat sangat di mata pemuda yang selalu mengikutinya itu kemanapun belakangan ini.

TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang