9: Tidak terduga

1.9K 229 21
                                    


Jeongwoo menatap Junghwan yang tampak fokus menyelesaikan tugas kelompok mereka di depan layar laptopnya.

(Penumpang kapal Hajeongwoo, maap ya aing buat mereka karam disini, awokawok 🤣)

Kali ini mereka mendapat tugas kelompok dengan anggota dua orang setiap kelompoknya. Lalu bagaimana dengan Haruto?, Pemuda jangkung itu berpasangan dengan teman mereka yang bernama Dohyun.

"Wan," panggil Jeongwoo mengalihkan atensi Junghwan dari laptop di depannya.

Junghwan mengambil coklat di depannya, mengunyahnya sejenak lalu menatap manik mata Jeongwoo, "iya ada apa uwo?," Tanya Junghwan lembut.

Sial.

Udah lah. Mencair aja Jeongwoo kalau gini jadinya. Heran kok nih anak di depannya bisa se-soft ini.

"Ehm, i-tu," terlihat gugup Jeongwoo menatap jemarinya diatas meja yang saling bertaut.

"Aduh gemes banget sih, kenapa uwo?," Tanya Junghwan sekali lagi sambil terkekeh lalu meminum colanya.

Wait a minute!, Gemes?!, Ah udahlah, Jeongwoo mau cosplay jadi mayat aja dia.

"Ih kan!, Wawan mah gitu. Dah lah malas," keluh Jeongwoo tanpa sadar saat tiba-tiba Junghwan menompang dagunya dengan kedua tangannya diatas meja, memusatkan semua perhatiannya pada Jeongwoo.

Kalau ditanya kenapa respon Jeongwoo begitu?, Tentu saja dia terlalu malu karena di tatap si crush-nya itu.

Junghwan menaikan alisnya, tak memahami apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Jeongwoo.

"Lah kenapa?," Tanya Junghwan tidak paham.

Jeongwoo membuang napas kasar. Dia sendiri juga tidak paham kenapa dia bisa selemah ini di hadapan seorang Kim Junghwan.

"Itu, gue mau minta maaf tentang Abang gue yang tiba-tiba mukul Abang Lo beberapa hari lalu," sesal Jeongwoo tiba-tiba, memperhatikan secara Lamat ekspresi yang akan di buat oleh orang di depannya ini.

Di luar ekspektasi Jeongwoo, Junghwan justru tersenyum, lalu sedikit merapikan poni Jeongwoo.

Sial. Pt2

(Berasa Dejavu🤣)

Sudahlah, nggak usah ditanya lagi. Ini jantung Jeongwoo beneran Jedag jedug, berasa lagi horse racing.

Junghwan meletakan tangannya di atas kepala Jeongwoo, lalu menatap mata Jeongwoo , "Ya udah sih, kenapa minta maaf?, Itu kan urusan mereka, bukan urusan kita. Santai aja gih," jelas Junghwan.

Tolong. Jeongwoo lupa caranya bernapas, untung saja pemuda bermarga Park itu segera tersadar, lalu menyingkirkan tangan Junghwan dari kepalanya.

"H-heh!, Gue lebih tua. Ga sopan banget tangannya," tukas Jeongwoo setenang mungkin

Junghwan tertawa gemas melihat tingkah Jeongwoo yang sekarang sudah menyita laptopnya cepat, melanjutkan kalimat yang sebelumnya di ketik oleh Junghwan.

Iya, walau kelas mereka itu sama, tapi umurnya mereka tidak sama. Masih mudaan Junghwan satu tahun. Junghwan dan abangnya Doyoung itu di sekolahkan satu tahun lebih awal oleh orang tua mereka. Itu sebabnya Kim bersaudara ini sudah memijakkan kaki lebih awal dan se-jejer dengan yang seharusnya senior mereka.

Tapi hal itu tidak membuat keduanya kesulitan, karena Kim bersaudara itu sangat cepat beradaptasi. Jadi tidak masalah bagi keduanya walau menjadi yang paling muda di kelas.

"Eh tapi gue serius loh Wan," ucap Jeongwoo tiba-tiba mengagetkan Junghwan yang tengah mengarahkan sepotong wafer pada Jeongwoo.

"Ya udah sini gue seriusin balik."

TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang