34: Di culik

1.3K 179 20
                                    

Sial. Aku melting baca komen kalian di chap sebelumnya ಥ‿ಥ. Berasa jadi dukungan banget, makasih woi karena nggak bosan ma nih book!.

.

Btw kelamaan, awokawok. Ai lupa post!, kebablasan liat vid dedek Wawan dong di YouTube (╥﹏╥). Mian yorobun 🙇🏻‍♀️✌🏼.
.
.
.
.

"Bang Yosh ayo coba tenang dulu," tutur Yedam dengan sirat mata sedikit panik.

Setelah mengetahui apa yang terjadi pada Asahi, mereka menduga kemungkinan hilangnya Hyunsuk juga karena pamannya itu.

Dan berdasarkan pesan terakhir yang disampaikan Asahi, kemungkinan Mashiho dan Junkyu juga akan menjadi incaran, itu sebabnya mereka segera menuju apartemen Mashiho yang ternyata kosong ketika mereka datang.

Jadi langsung saja mereka segera menuju apartemen Asahi. Bukannya menemukan Asahi atau Mashiho disana, mereka justru menemukan Yoshi yang terlihat panik sambil berusaha menelpon sang kekasih yang belum resmi itu.

"Gini aja, coba kita cari mereka dekat sini. Untuk sekarang mari kita coba berpikir positif," terlihat mengkoordinir Jihoon menatap semua kawannya, dan mendapat anggukan paham dari semua orang.

Jihoon lalu melirik Doyoung, "Doy Lo ada salinan kunci apartemen Asahi kan?," Tanyanya kemudian.

"Ada" sahut Doyoung singkat. Sebenarnya bukan hanya dia yang punya salinan kunci itu, Junghwan, Mashiho dan Hyunsuk tentu saja juga memilikinya untuk mewanti-wanti di saat keadaan Asahi sedang kambuh.

"Junkyu di rumah Asahi aja sama Jeongwoo cari-cari info siapa tahu ada sesuatu yang bisa jadi petunjuk. Jaehyuk sama Junghwan jaga mereka," putus Jihoon yang mendapat anggukan keempatnya.

"Lah kenapa bukan gue bang?," Tanya Haruto tampak protes, dia tak mau jika harus berjauhan dari kekasihnya itu, apalagi jika sang kekasih justru menjadi incaran.

"Udah dengerin aja Jihoon," Junkyu menarik tangan Haruto yang berada di sebelahnya, berusaha menenangkan adek kelas yang notabennya adalah pacarnya itu, "Jihoon nggak pernah asal-asalan ambil keputusan," bisik Junkyu kemudian yang mendapat cebikan dari Haruto yang akhirnya nurut mengangguk.

"Sisanya cari Mashiho sepanjang jalan menuju apartemennya, coba cek CCTV dekat daerah sini, siapa tahu kita bisa menemukan jejak terakhir Mashiho. Dan satu lagi, jangan lupa ponsel kalian harus tetap menyala." Setelah mendengarkan hal itu semuanya bergerak, ada yang jalan kaki, ada juga yang menggunakan kendaraan.

Kenapa mereka tidak melaporkan pada polisi?, Jawabannya ini belum dua puluh empat jam untuk melaporkan seseorang dinyatakan hilang. Mereka juga tidak berminat membuang waktu yang mungkin berguna untuk menemukan jejak. Terlebih mereka tak bisa hanya sekedar untuk duduk dan tinggal diam.

Junghwan membuka pintu apartemen Asahi. Hal pertama yang menyambut mereka yaitu kegelapan. Tak ada satu pun lampu yang menyala di apartemen minimalis itu, terlebih seluruh gordennya yang menutup, dan jangan lupakan jika mereka datang kesini di malam hari.

Kaki Junghwan menapak memasuki apartemen itu lebih dulu, berjalan menuju tombol lampu yang sudah sangat tak asing baginya.

"Awh," ringis Junghwan yang membuat ketiga orang lainnya panik.

"Kenapa wan?," Tanya Jeongwoo terdengar panik, "jangan kesini dulu," tutur Junghwan lalu menekan saklar lampu.

Lampu menyala, membuat mereka berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan pandangan. Sekarang mereka mengetahui apa alasan dari ringisan Junghwan tadi. Kaki pemuda itu terlihat mengeluarkan darah karena memijak pecahan beling di lantai.

TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang