Haruto memijit pelan pangkal hidungnya ketika merasa pusing di kepalanya mulai menjalar.Kepalanya terlalu sakit untuk berpikir. Dan Kim Junkyu lah alasan dari sakit kepalanya Sekarang. Aneh memang. Padahal semua baik-baik saja sebelumnya. Selepas dari rumah Asahi Minggu lalu juga aman-aman saja, sepertinya tak ada yang aneh.
Tapi apa ini?, Kakak kelasnya sudah mengabaikan dirinya selama tiga hari. Apa dia berbuat salah?. Ah kepalanya sakit sekali sekarang.
"Lo sama bang Ajun kenapa sih To?," Jeongwoo yang sedari kemarin heran memutuskan bertanya pada kawan karibnya ini.
Pasalnya selama tiga hari belakangan jelas saja mereka ada masalah. Bahkan semua anak gang tahu. Jika hari ini Haruto datang ke kantin, maka Junkyu yang berdiam diri di kelas, jika Haruto tidak datang ke kantin, maka Junkyu yang memunculkan dirinya di kantin.
Bahkan keduanya tidak bertindak seperti biasanya. Jika biasanya Junkyu adalah salah satu oknum pembuat keributan atau mood booster, kini dia hanya lebih banyak diam jika kumpul. Air mukanya terlihat jelas jika dia selalu menyimpan apa yang dipikirkannya sendiri. Bukan seperti Junkyu yang overall seperti biasanya.
Dan Haruto?, Dia memang biasanya pendiam dan sedikit andil dalam pembicaraan, tapi diamnya kali ini berbeda. Sedikit terlihat seperti orang galau mungkin?.
"Kalau ada masalah, coba dibicarakan," Jihoon terlihat memasuki kelas adeknya itu bersama dengan Yoshi dan Junghwan. Wajar saja kelas cukup sepi karena sekarang sedang jam istirahat, hanya terlihat beberapa orang yang sedang memakan bekal mereka di meja masing-masing.
Untuk sedikit informasi. Junghwan mengikuti jejak abangnya, yaitu merahasiakan hubungannya dengan Jeongwoo yang masih seusia biji jagung ini. Jeongwoo juga setuju dengan keputusan Junghwan, toh yang penting mereka memang asli official itu saja yang di inginkan oleh Jeongwoo.
"Tuh si Junkyu kaya mayat hidup di kelas, diam terus. Capek juga lama-lama lihatnya," kali ini Yoshi yang angkat bicara sambil membalik kursi dan mendudukkan dirinya dengan tangan dilipat diatas sandaran kursi.
Haruto menghela napas lelah, dia sendiri juga tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.
"Coba cerita kejadian terakhir kali kalian bicara, siapa tahu kita bisa tahu permasalahannya dari situ," kini Junghwan yang angkat bicara setelah menusukan susu kota rasa coklat dan diberikannya pada Jeongwoo.
Haruto tampak berpikir, mengingat hari terakhir mereka berbicara. Tiga hari lalu saat mereka sedang jalan di mall karena mau mencari buku paket untuk Haruto dengan rekomendasi dari Junkyu. Ya sejak hari itu Junkyu berubah.
"Lo yakin To nggak ada buat yang aneh?," Kini Jeongwoo mulai menelisik ketika mendengar Haruto yang bercerita.
"Atau mungkin Lo ada hilang-hilangan gitu?," Tuntut Jihoon yang mulai jengah karena melihat Haruto tampak seperti orang linglung.
"Hilang-hilang apa sih Hoon?, Memang si Ruto bocah Lima tahun?," Sindir Yoshi tak habis pikir mendengar pernyataan kawan sejawatnya itu.
"Oh," kini semua mata beralih pada Haruto yang terlihat menyadari sesuatu, "gue ada ketemu dengan Wonyoung disana, dia juga mau nyari buku, tapi udah ketemu. Tuh dia nunjukin ke gue bukunya dia, katanya biar nanti gue mudah nyarinya," jelas Haruto membuat keempat oknum penyelidik itu saling tatap dan menjentikkan jari.
"Itu dia!" teriak keempatnya kompak, membuat Haruto sedikit terlonjak kaget, bahkan mereka yang masih di dalam kelas juga ikut menatap ke arah mereka heran.
"Ha?,"
"Aduh heran punya kawan kok lemot," Hela napas Jeongwoo dengan Junghwan yang mengusap punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TREASURE
Fanfiction[Completed] Peridot > < Safir = Treasure !Warning! !BxB! !BoyxBoy! !Gay! !Homo! Homophobic jauh-jauh Start : 14-05-2021 Finish : 14-10-2021 Walau udah ending, tapi aku masih semangat baca komen kalian🙂👍🏼💎