30: Rencananya ngepergok

1.2K 168 9
                                    


Jaehyuk memarkirkan motornya dihalaman depan rumah Jihoon, lalu segera membantu melepaskan helm Asahi.

"Baru sampai juga Hyuk?," Tanya Yoshi yang baru mematikan motor, membantu Mashiho untuk segera turun dari motor besarnya itu.

"Iya nih," balas Jae seadanya sambil merapikan rambut Asahi.

"Tumben sepi?," kini Mashiho yang berbicara, membiarkan Yoshi melepaskan helmnya.

"Ntahlah, ayo masuk," ajak Yoshi setelah menyampirkan helm milik Mashiho di motornya.

Tanpa adab, Yoshi dan Jaehyuk langsung membuka pintu rumah keluarga Park, membuat kedua submissive itu saling lirik terkejut—baru menyadari betapa minimnya akhlak kedua manusia yang beberapa waktu lalu telah membawa mereka ke tempat ini. Merasa ditinggalkan, kedua pemuda manis itu memutuskan untuk ikut melangkah masuk kedalam rumah yang bisa di kategorikan cukup mewah ini.

"Sepadaa, ma?," Panggil Jaehyuk dengan santai sambil berjalan menuju ruang tengah rumah dari Park bersaudara itu.

"Eh, dah datang kalian?, Tumben pagi?," Sindir mama Park lalu mendekati keempat orang yang merupakan kawan-kawan dari anaknya.

Mama Park mendadak tersenyum ramah ketika melihat dua pendatang kecil lainnya. Sangat mungil sejenis Hyunsuk, dan beliau suka itu.

"Ih siapa ini?, Aduh gemes banget," sahut mama Park berjalan mendekati Mashiho dan Asahi yang tampak kikuk di tempat.

Jaehyuk tiba-tiba memeluk tubuh Asahi dari samping, "nggak. Ini punya Jaehyuk" kata Jaehyuk terlihat galak pada mama Park.

Mama Park yang melihat itu melotot seram pada Jaehyuk, tapi hal itu tentu tak berefek pada pemuda kelahiran bulan Juli itu, membuat mama Park tersenyum menyerah.

Pandangan wanita itu segera beralih pada Mashiho, tersenyum sangat ramah dan menenangkan seperti seorang ibu benaran—sungguh berbeda kesan jika bersama anak-anak gang Peridot lama.

"Ma.., jangan di ambil nanti Yoshi ngamuk," Yoshi tersenyum melihat mama Park yang kini sudah memasang wajah masam sambil tersenyum sepet.

"Ya udah, lagian mama dah punya satu kok," terlihat merajuk, nyonya Park justru menyilang kan tangannya di depan dada. Membuat anak-anak muda yang berada disana ikut terkekeh dengan tingkah ibu dari Park bersaudara itu.

"Oh iya ini namanya siapa-siapa aja?," Tanya mama Park kemudian, kembali antusias.

"Mashiho Tante, ini namanya Asahi," tutur Mashiho memperkenalkan dirinya dan juga Asahi, lalu menyalim sopan tangan mama Park.

"Eh, jangan panggil Tante, panggil mama aja ya," perintah mama Park yang langsung tersenyum ketika melihat dua pemuda mungil itu mengangguk.

"Ma, itu kuenya udah matang," Yedam tiba-tiba datang dengan tangan di lapisi sarung tangan oven, sementara di belakangnya terlihat Doyoung yang mengekor.

"Oh dah pada datang?," Tanya Doyoung terlihat sudah beradaptasi dengan baik di rumah keluarga Park. Memang social butterfly rupanya.

"Yoi, yang lain mana?," Tanya Mashiho menanggapi.

"Masih pada tidur, heran kok betah banget di kamar," tutur mama Park terlihat menggoda, jelas para dominan yang ada disitu memahami dengan baik maksudnya, "bangunin gih," perintah mama Park.

"Eh kami aja ma yang bangunin, kalian bantuin mama Park aja ya," kata Yoshi pada semua orang, tentu saja matanya hanya fokus pada Mashiho. Bucin.

Semua pun mengangguk. Ketiga dominan itu menunggu sebentar para orang terkasih mereka hingga menghilang masuk ke dapur bersama dengan ratu rumah ini, barulah mereka saling melirik, tersenyum jahil dan mulai manaiki tangga.

TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang