Dy. 26

66 3 0
                                    


CHAPTER 26 – SAYANG MOMMY BANYAK-BANYAK

"Kak, mandi cepat ih. Udah siang ini, ambil rapot jam berapa?" ujar Rana yang sedaritadi sibuk mondar mandir di dapur menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya itu. Ale yang sedaritadi duduk dengan meletakkan kepalanya pada meja makan hanya diam tidak menanggapi, dia terlalu ngantuk setelah semalam maraton film dengan Yura di kamarnya.

"Yang, ambil rapot si kembar jam berapa? Nanti masih keburu nggak ngambil punya Yura?" Taehyung yang baru saja keluar dari kamar bertanya dengan tangan yang sibuk mengancingkan kancing pada lengan kemejanya, "Astagfirullah gembul, ngapain tidur disini?"

"Kak, Ya Allah makanya jangan begadang mulu kalau Yura kesini, astagfirullahal adzim mandi cepet ah, nanti rapotnya Yura nggak keambil kasian, Jakarta-bandung itu jauh loh, jangan lelet ah." Ale mengerjap pelan kemudian mulai beranjak ke kamarnya setelah menghampiri Yura yang ternyata sedaritadi juga tidur di sofa ruang tengah tanpa Rana tahu keberadaannya, Rana menghela nafasnya pelan sedangkan Taehyung hanya bisaa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Ale yang makin lama makin mirip dengan Rere. Ketiga anaknya sekarang sudah memasuki masa remaja anak sma. Ketiganya tumbuh menjadi remaja yang sama seperti anak-anak lainnya. Alo yang menuruni sifat Dingin Taehyung pada sekitar, Ale dan Yura yang semakin cantik dengan menurun pada gen ibu masing-masing.

"Emang bener-bener itu dua anak cewek. Nggak pernah bener kalau udah ketemu berdua gitu, masyaallah." Gumam Rana yang terlihat menggemaskan dimata Taehyung, "Udah biarin aja. Nanti kalau mereka kuliah kan mereka baru bisa kumpul bertiga, biarin mereka nikmatin masa kaya gini yang masih pisah Jakarta-Bandung."

Rana mengangguk, kemudian membantu Taehyung merapikan pakaiannya dan juga dasinya seraya menunggu ketiganya turun.

*

Alo berjalan menuju ruang setrika menghampiri Rana yang tengah membantu mbak Ni untuk memilah pakaian mana yang didahulukan untuk disetrika dan mana yang akan ia cuci untuk membantu mbak Ni yang tengah menyetrika.

"Mom, abang berangkat yaa?" Rana menoleh, mendapati Alo yang sudah rapi dengan kaos hitam dilapisi dengan jaket jeans, celana jeans, sneakers dan juga backpack andalannya. Anak laki-lakinya itu tampak sangat tampan diusianya yang memasuki tujuh belas tahun tepat saat ketiga anaknya memasuki kelas dua sma. Rana hanya mengangguk kemudian menerima uluran tangan Alo, "Jangan lupa ajak adek pulang ke bandung. Abang nanti istirahat di rumah oma Lola dulu sama adek, baru turnamen dan pulang ke Bandung. jangan sampai kecapean dan inget jangan lupa makan dan berdoa sebelum beraktifitas,"

Alo mengangguk, "Mommy mau dibawain apaa?" rana menggeleng, "Salam buat oma Lola sama Opa Jungdae saja. Inget jangan ngebut-ngebut naik motornya, nanti mommy nyusul kalau ditanya sama daddy dan juga Ale. Hati-hati,"

Alo mengangguk kemudian berjalan keluar menuju motor yang sudah ia panasi sebelumnya setelah mengucap salam dan mencium sayang pada wonderwomannya itu.

*

Suasana kantor setelah makan siang sedikit agak lenggang, tapi kedua perempuan dengan usia berbeda itu masih saja tampak berbincang di pojok kantin kantor. Bahkan si perempuan yang lebih muda itu tampak antusias kala mendengarkan semua cerita yang dilontarkan Rita, sekretaris kedua Taehyung setelah Bagas.

"Lo harusnya kemarin udah disini le, aseli itu cewek pengen banget gue cakar-cakar udah berani megang-megang mas Cahyo di depan gue,"

Ale tergelak, ia terkekeh kala mengingat bagaimana ia mencomblangkan Rita dan juga Cahyo, staff HRD di kantor Daddy-nya itu. Rita memang mempunyai sifat humble kepada siapa saja, sama dengan Ale yang memang tidak pernah memandang orang dari statusnya. Ia pikir mereka sama saja termasuk staff kantor ini. Jika dengan daddy-nya its okay kalau mau hormat tapi kalau sama dia, dia ogah banget dihormatin kaya gitu. Kalau sekedar dihargain dia tidak masalah, begitupun dengan dua saudaranya.

DEAR YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang