CHAPTER 08 – NASIHAT MAMAH (2)
Diberitahukan kepada para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan tujuan Sidney, dimohon untuk segera check-in 30 menit dari sekarang di terminal 7E. Terima kasih.
"Yah, udah mau check-in aja ya kak? Padahal masih pengen liat bocil loh," kata Rere menggerutu dengan masih menatap lekat pada Ale dan juga Alo yang sedang meminum susu kotak mereka, firda-pun tak ayal menyetujui apa yang diucapkan sahabatnya itu.
Rana hanya dapat menghela nafas kesal, bagaimana tidak daritadi sore mereka selalu saja merecoki apapun yang dilakukan kedua anaknya, dari ikut bermain hingga makan-pun mereka yang mengambil alih. Dikira anak kembarnya ini lagi sakit apa segala dibantuin ini itu.
"Apa sih, drama banget!" itu Abi yang sedaritadi diam memperhatikan drama yang dimainkan kedua teman yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri karena memang usia mereka yang terpatut 5 tahun. Sedangkan Rana dan Abi hanya terpatut 3 tahun saja.
Rana dan Deny terkekeh melihat ekspresi keduanya yang langsung mendngus sebal lalu membuang muka, tak mau menatap Abi yang baru saja mengatai mereka ratu drama.
Padahal kan mereka mau main sama si kembar karena mereka tidak akan bertemu sama mereka seminggu bahkan bisa saja sebulan ini kalau Rana tiba-tiba masih ingin berlama-lama di kampung halamannya.
"Udah ya, makasih udah nganterin kakak sampai mau check-in. Makasih juga susu kotak dan juga ciki-ciki yang mungkin aja nggak akan kemakan semua di pesawat karna si kembar kalau udah sampai pesawat langsung tidur sampai mau landing. Hahaha," ujar Rana lembut yang dibalas anggukan oleh mereka yang ada disana.
"save flight ya kak, jangan lupa ngabarin kita kalau udah sampai. Oleh-olehnya juga jangan lupa ya, hehe,"
"ye, baru juga mau check-in udah minta oleh-oleh aja. Dasar,"
"biarin, abang mah ngiri mulu sama Firda. Kak Rana aja biasa aja noh!" balas Firda sengit kepada Abi yang sedaritadi memprotesnya. Abi yang mendengarnya tak ayal berdecak kesal kemudian tangannya dengan luwes menonyor kepala Firda kesamping hingga tak sengaja terkena kepala Rere. "Aw—sshh, abang ih. Liat-liat dong, sakit ini kepala Rere!"
Abi langsung menggaruk kepalanya yang tak gatal. Rana dan Deny tertawa dibuatnya. Lalu, perempuan berhijab tosca itu segera berdiri mengajak serta si kembar untuk membawa backpack kecil mereka. "yausah, kakak duluan ya. takut gak keburu ke pesawat,"
"bye uncle, aunty!"
Semuanya mengangguk dan melambaikan tangannya seiring dengan menjauhnya langkah ibu dan kedua anaknya. Sepanjang perjalanan Rana bersyukur masih ada banyak orang yang menyayangi kedua anaknya itu.
SIDNEY, 10.30 Waktu setempat.
"sudah bangun, sayang?" sapa Laura, mama dari Rana yang kebetulan sedang duduk di ruang makan seraya membaca majalah yang dibawanya dari ruang tamu. Rana mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya kearah dapur untuk minum.
"i miss u so much, mam!"
Laura terkekeh akan tingkah manja putri semata wayangnya itu, padahal sudah memiliki dua orang anak tapi jika bertemu dengannya sifat manjanya bahkan bisa melebihi kedua cucu gemasnya itu. melihat sikap manja outrinya, Laura tahu pasti apa yang sedang dirasakan oleh Rana, meskipun ia tidak pernah bercerita secara langsung ia tahu bahwa anaknya ini sedang merindukan dia. Dia yang sudah membuat putrinya jatuh cinta sekaligus mematahkan hati putrinya dalam sekejap. Dia yang ia yakini masih dicintai putrinya ini.
"bagaimana usaha kamu?" tanyanya mengalihkan perhatian Rana, rana hanya berdehem pelan. "just so so, gak ada yang berubah. Mau buka usaha lagi tapi takut si kembar terabaikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU [ON GOING]
ChickLitTaehyung mencintai Rana, begitupula sebaliknya. Keduanya dihadapkan pada kenyataan dimana ibu dari Taehyung tidak pernah setuju dengan hubungan keduanya. Hingga terjadi kesalahan yang membuat keduanya berpisah. Lama tidak saling tahu atas kabar masi...