Dy. 20

151 8 3
                                    

CHAPTER 20 - RANA-YA?

MARANTAMA MALL

Yura dan Ale masih asik berjalan beriringan seraya bercanda menunjuk apapun yg menarik perhatian keduanya. Bahkan sesekali mereka juga tampak mendorong satu sama lain kemudian berlarinkecil diiringi dengan gelak tawa dan teriakan yg membuat Taehyung yg berjalan di belakangnya tersenyum.

Ia yg tengah menggandeng Alo tak melunturkan sedikitpun senyumnya melihat bagaimana tautan tangan kedua putri kecilnya tak pernah lepas. Ia senang, kedua putrinya yg berbeda ibu itu tampak akur dan bahagia satu sama lain.

"Abang nggak ikut jalan di depan?"

Alo menggeleng, "tidak mau. Abang sama daddy saja. Mereka perempuan, abang tidak mau ikut."

Taehyung langsung tergelak, tak menyangka akan jawaban yg dilontarkan jagoannya itu. Alo malah lebih tampak asik meminum bubble tea dengan sesekali mengkritiki apa yg sedang dilakukan orang-orang sekitar yg menurutnya aneh hingga membuatnya tertawa pelan. Sifat jagoannya ini mirip sekali dengannya jika sedang jalan berdua dengan Rana.

"Daddy, coba lihat deh. Kakak-kakak yg bajunya kecil-kecil itu kok nggak malu yaa foto disana? Kan kotor dan juga bau orang dekat kamar mandi."

Taehyung langsung tergelak, tangannya terulur mengelus sayang kepala Alo. "Abang tidak boleh seperti itu, haha."

Sedangkan Alo malah tampak mengendikkan bahunya tak peduli, menurutnya orang-orang itu memang aneh. Berfoto tidak tahu tempat serta berpakaian tidak layak, jika ada mommy-nya pasti mommy-nya itu akan berkata seperti itu juga.

♡♡♡

...mencintai dalam sepi dan rasa sabar mana lagi yg harus ku pendam dalam mengangumi dirimu, melihatmu genggam tangannya, nyaman dipelukannya yg mampu membuatku tersadar dan sedikit menepi...

Senandungan Rere membuat ke-empat orang berbeda jenis kelamin sedikit melirik menjadikan atensi utama mereka. Obrolan serius yg sudah selesai mereka bahas itu kini tergantikan dengan senyum kecil yg terhias dibibir kedua wanita paruh baya yg memiliki usia hampir sama.

Mereka, kedua orang tua Taehyung juga Rana. Tengah berkumpul menjaga Rana yg masih belum mau membuka matanya meski sudah melewati masa kritisnya beberapa hari yg lalu. Lola dan Laura terkekeh dengan apa yang dilakukan Rere, perempuan itu tengah bersenandung mendengarkan lagu yg ia putar dengan headset biru kesayangannya.

"Rena sudah besar dan akan segera menyusul menikah, jeng?" tanya Laura pada Lola yg duduk di sebelah kirinya. Kedua wanita itu tengah duduk dengan sesekali membuka majalah yang disediakan rumah sakit. Sedangkan Leo dan juga tuan Kim mengobrol di kantin sekaligus ngopi dan berbicara bisnis pastinya.

Lola mengangguk, "Iya. Mungkin sebentar lagi, kata papihnya sudah ada calon yg mau datang. Doakan saja jeng."

Laura hanya mengangguk, ia masih sedikit merasa canggung dengan ibunda Taehyung. Meskipun ia sudah memaafkannya tetapi mengingat si kembar, ia tak ayal masih sedikit kecewa. Andaikan tidak ada masalah dulu pasti tidak akan seperti ini akhirnya.

"Mah?"

Laura menoleh, ia tersentak kaget melihat Rana yg tengah menatapnya. Bukannya tadi Rana masih belum sadar mengapa sekarang ia sudah membuka matanya?

Dengan langkah seribu ibu dua anak itu menghampiri putrinya. Tangannya meraba-raba wajah dan tubuh Rana, masih tidak menyangka Rana sudah sadar. Lola dan Rere-pun tak kalah kagetnya, suasana yg tadinya hening mendadak tegang setelah mendengar panggilan lirih dari Rana untuk Laura.

"S-sayang? M-masyaallah. Kamu sudah sadar?" tanya Laura yg tampak bergetar tak kuasa menahan tangis bahagianya. Rana hanya menjawab dengan kedipan mata serta senyum tipis di bibir pucatnya.

"S-sebentar, Rere panggil dokter dulu. Tante dan mamih disini saja."

"Alhamdulillah. Kondisinya sudah semakin membaik, biarkan dia istirahat dulu untuk memulihkan kondisinya. Nanti kalau kaki dan tangannya sulit digerakan pelan-pelan saja yaa? Itu efek lama koma dan berbaring jadi akan kaku, yg terpenting perbanyak istirahat juga makan dan obatnya," Ujar Dokter Rini yg menangani selama ini, semua yg ada disana mengangguk mengerti akan penjelasan dokter dengan paras cantik itu, "Ya sudah. Saya pamit dulu, kalau ada apaa-apaa bisa panggil saya atau minta perawat mengganti infus jika sudah hampir habis."

Sepeninggalan dokter Rini, semua menatap ke arah Rana yg masih diam. Wanita itu menatap satu persatu orang yg mengelilinginya. Mulai dari Leo, Laura, Lola, tuan Kim, dan juga Rere.

"Twins?"

"Gembul, Yura dan Alo pergi keluar dengan abang kak. Nanti kesini kok, tenang aja kakak istirahat aja. Mereka lagi otw kesini," jawab Rere yg diangguki semua. Tuan kim bahkan sudah berdiri mendekat tepat disebelah kanannya.

"Rana-ya, gwaenchana-yo?"

Rana berkedip pelan membalas pertanyaan mantan mertuanya itu. Ia bahkan masih bisa sempat tersenyum tipis dibalik wajah pucatnya guna mengurangi semua kekhawatiran yg terlihat jelas di wajah kelima orang yg tengah menjaganya itu.

"Appa senang kamu sudah bangun, jangan sakit lagi. Kasian si kembar, taehyung juga kalau tidak dibantu Rere dan juga mamah kamu kewalahan menjaga keduanya."

Lagi-lagi Rana hanya bisa tersenyum, fikirannya melayang jauh. Benarkah taehyung yg menjaga si kembar?

~♥~~♥~~♥~

"Re, tolong kerudung kakak. Si kembar udah nyenyak ini."

Rere mengangguk kemudian memberikan kerudung wanita tersebut yg kebetulan berada di sebelahnya. "Mereka kangen banget yaa kak sama kakak sampai nggak mau pisah gitu."

Rana tersenyum, "Kamu kaya nggak tahu mereka aja. Apalagi Ale, dia kalo sudah lama nggak ketemu kakak kan gitu."

"Iyaa ih. Manja banget,"

"Manjanya sama kaya lo dulu itu." sahut Taehyung yg baru saja masuk. Rana hanya tersenyum tipis menatap Taehyung yg menaruh sekotak makanan cepat saji di meja, mungkin untuk Rere karna ia tidak mungkin makan itu apalagi juga si kembar sudah makan sebelum kemari dua jam yg lalu.

"Gwaenchana-yo, rana-ya?"

"Insyaallah," Taehyung mengangguk, kemudian mengangkat Alo dan memindahkannya ke bed yg ia minta untuk ditambah. "Kamu geser sedikit, Ale biar aku pindahin dulu."

Rana menggeleng, "Udah nggak apa-apa,"

Taehyung mengangguk, tangannya terulur memperbaiki letak kerudung Rana yg sedikit miring setelahnya mengelus pelan puncak kepala wanita yg sudah melahirkan si kembar. Ia menyalurkan rasa yg selama ini masih tersimpan di hatinya, keduanya saling menatap dalam. Tak luput oleh pandangan Rere yg tersenyum akan adegan di depannya.

"Get well soon, Rana-ya."





Epilalala , April 17 , 2020.

DEAR YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang