Dy. 18

141 8 4
                                    

CHAPTER 18 - SI KEMBAR RINDU MOMMY.

Butuh waktu satu jam untuk Taehyung menenangkan dan menidurkan putri gembulnya,  Ale.  Setelah sekian lama putrinya itu tidak mau menerima dan berdekatan dengannya, akhirnya hari ini bisa luluh juga saat tidak ada Rana di sekitarnya.  Ia patut bersyukur dan bernafas lega sebentar,  mengingat perubahan sikap Ale juga keadaan Rana yang masih belum ada progress yg berarti. 

Semuanya sudah pulang, meninggalkan ia dan Ale yg sudah tertidur setelah sebelumnya mau makan dan minum obat penurun panas yg diberikan oleh mbak Eli. 

Dengan tangan yg mengelus lembut rambut hitam legam milik Ale, Taehyung menatap intens kearah Ale yg memiliki kecantikan alami turunan dari Rana. Putri kecilnya memang sangatlah cantik, wajahnya yg gembul dipadukan dengan kulit putih dan gigi susu juga gingsul di pojok kanan serta lesung pipi dikedua sisi pipi gembulnya membuat putrinya itu semakin terlihat cantik dan menggemaskan. 

Sampai sekarang, Ia masih sedikit tidak menyangka jika ia memiliki seorang putra dan putri dari pernikahannya dengan Rana dahulu. Keberadaan mereka yg sangat ditutupi oleh Rana membuat ia sama sekali tidak bisa melacak semua tentang wanita itu serta si kembar.

Malam semakin larut tetapi laki-laki bermarga Kim itu sama sekali tidak bisa tidur.  Ia melangkah keluar kamar membiarkan Ale tertidur bersama Alo yg memang sudah lebih dulu tidur di sebelah kiri Ale. Ia mulai duduk di depan pantry dengan tangan yg asik mengaduk kopi buatannya sendiri.

Matanya menatap intens air kopi yg berbuih sebab ia aduk, pikirannya mendadak menerawang jauh pada kesehariannya setelah Rana dan ia resmi bercerai dahulu.

Meskipun sudah ada Irene yg menggantikan posisi Rana sebagai istrinya, tidak membuat ia bahagia.  Ia bahkan tetap melakukan semua kesehariannya yang biasa dibantu Rana sendiri meski tak menampik terkadang ia kasihan dengan Irene yang juga berusaha menjadi sosok Rana di hidupnya.

Air muka laki-laki bermarga Kim ini seketika sendu,  memikirkan bagaimana kondisi Rana kedepannya.  Ia tahu wanitanya itu kuat tetapi tidak menampik jika Tuhan berkata lain, siapa tahu Rana sudah lelah dengan semuanya dan memilih pergi? Rasanya ia ingin sekali menggantikan posisi Rana sekarang,  biarlah ia yg sakit asalkan Ibu dari kedua anaknya itu sehat dan bisa kembali tersenyum seperti dahulu. 

"Daddy?"

Taehyung menoleh,  mendapati Ale tengah berdiri tak jauh darinya dengan membawa guling kecil kesayangannya tak lupa muka bantal dan mata sembabnya yg membuat matanya semakin sipit dari biasanya.

"Sini, sayang." balas Taehyung seraya melambaikan tangannya menyuruh Ale mendekat,  "Kenapa? Hm?"

Ale yg sekarang ada dipangkuan Taehyung tampak menggeleng dan mulai menenggelamkan kepalanya di dada bidang Taehyung, "Mimpi buruk yaa?"

Ale menggeleng. "Lalu?"

"Adek bertemu Mommy," ujar Ale,  Taehyung hanya bisa mengelus lembut kepala Ale. "Adek kangen sama Mommy yaa? Nanti kita ketemu Mommy, adek dan abang berdoa biar Mommy cepat sembuh dan bisa berkumpul dengan kita yaa?"

Ale mengangguk, tapi tak lama ia mendongak.  "Daddy?"

Taehyung berdehem, "Yura adiknya adek?"

"Maksud adek?" Taehyung memang sama sekali tak mengerti maksud ucapan Ale,  "tadi mommy bilang sama adek, kalau adek tidak boleh marah atau memusuhi Yura karena Yura itu juga anaknya daddy. Adiknya adek, "

DEAR YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang