Chapter 32 - Jeno dan Jena yang malang
"Makan yang banyak, kalau masih laper nanti Daddy pesankan lagi," Jeno dan Jena mengangguk membuat Taehyung tersenyum kecil seraya mengelus pelan surai kedua bocah berbeda usia tersebut. "Nana mo estim boyeh?"
Taehyung mengangguk, Jena seketika bersorak girang membuat Taehyung tergelak dibuatnya. Rasanya seperti dejavu kala ia tengah makan bersama Gembul dan Alo saat Rana koma dulu. Istrinya benar, Jena dan Jeno memang duplikat Ale dan Alo versi beda usia. Ia saja yang baru dekat dan hanya mendengar cerita dari sang istri bisa sesenang ini apalagi Rana yang bertemu mereka berkali-kali.
"Cudah, ayo liat mommy." Jena berucap dengan tangan yang sibuk mengusap mulutnya, Jeno yg melihat itu langsung menahan tangan sang adik lalu menyodorkan tisu yg berada tak jauh darinya. Ia dengan telaten membersihkan mulut Jena yang belepotan es krim stawberry yang diberikan Taehyung tadi.
"Nah, sudah bersih." Jena mengangguk kemudian memeluk Jeno dari samping seraya bergumam terimakasih. Taehyung yg melihat interaksi keduanya dibuat terharu, bagaimana sayangnya Jeno terpancar dari perlakuan Jeno terhadap Jena. Ia yakin, Jeno akan memiliki sifat penyayang seperti Alo kelak saat dewasa.
"Ayo, nana nak temu mommy."
Taehyung mengangguk, kemudian menggandeng kedua bocah itu disisi kanan dan kirinya. Menuntun mereka memasuki area rumah sakit tempat Rana dibawa satu jam yang lalu.
Di dalam ruang rawat, terlihat Yura yang tengah menyuapi Rana makan sedangkan si kembar Alo dan Ale tengah duduk berdampingan disofa, ah sepertinya hanya Alo saja yang duduk, Ale bahkan terlihat tidur dengan nyenyak bersama dengan tuan Kim dan juga Lola, ibu Taehyung.
"Assalamu'alaikum," Taehyung, Jena dan Jeno berucap bersamaan membuat atensi semua orang beralih pada ketiganya. Rana tersenyum melihat kedatangan mereka bertiga, terlihat dari ia yang mencoba untuk duduk dengan dibantu Yura dan Alo yg tadi berlari saat Rana akan beranjak.
"Itu mommy sudah bangun, Jena kesana gih." suruh Taehyung yg langsung diangguki bocah berusia dua tahun itu. Jena berjalan dengan tertatih, mengingat usia bocah itu memang usia sedang dalam masa belajar berjalan dan berbicara. "Mommy,"
Alo yg melihat Jena kesusahan langsung menggendong gadis kecil itu dan mendudukkannya di dekat Rana. "Timaacih babang,"
Alo hanya menanggapinya dengan senyum tipis seraya tangannya yang mengelus pelan rambut Jena. Sedangkan Taehyung, ia memilih untuk membawa Jeno duduk di dekat kedua orang tuanya dan Ale yang sedang tertidur.
"Jena sudah makan, sayang?" Jena mengangguk, "Cudah tadi. Cama kakak Nono dan Daddy."
Rana mengangguk, kemudian beralih pada Alo dan Yura. "Kalau abang dan Kakak Yura sudah makan?"
Alo dan Yura mengangguk, "Dedek cehat kan, Mommy? Dedek tidak apa-apa kan?"
"In syaa Allah, dedek masih dilindungi Allah. Jena senang?"
Jena mengangguk kemudian tangan mungilnya memeluk Rana erat seakan enggan untuk melepasnya. Pemandangan itu tak luput dari atensi orang-orang yang duduk di sofa, mereka tersenyum hangat melihat interaksi ibu dan calon anak angkatnya.
Jeno bahkan sekarang sudah duduk di pangkuan tuan Kim, bocah laki-laki berusia lima tahun itu tampak sudah akrab dengan ayah Taehyung padahal baru sekali bertemu. Tangan kiri Lola bahkan sudah terulur untuk mengusap pelan surai hitam kecoklatan bocah itu, sedangkan tangan kanannya masih setia mengusap surai Ale yang tertidur di dekatnya.
***
Alo dan Taehyung berjalan beriringan memasuki panti asuhan Gugus Bunda. Ayah dan anak itu tampak menjadi pusat perhatian anak-anak panti yang tengah bermain. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, pantas saja jika banyak anak yang bermain mengingat ini sudah memasuki jam pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU [ON GOING]
ChickLitTaehyung mencintai Rana, begitupula sebaliknya. Keduanya dihadapkan pada kenyataan dimana ibu dari Taehyung tidak pernah setuju dengan hubungan keduanya. Hingga terjadi kesalahan yang membuat keduanya berpisah. Lama tidak saling tahu atas kabar masi...