CHAPTER 21 - SEBUAH KEPUTUSAN.
Sudah terhitung satu minggu Rana kembali ke rumahnya. Setelah kondisinya yg semakin membaik dari hari ke hari, dokter Rini merekomendasikan untuk dirawat jalan saja. Untuk terapi berjalan juga bisa dilakukan di rumah dengan sesekali kontrol ke rumah sakit.
Si kembar juga sudah tampak senang dan kembali bersemangat menjalani hari-hari mereka setelah kepulangan Rana. Apalagi sekarang mereka juga diantar-jemput oleh Taehyung yg bolak-balik mengingat ia belum berani berbicara serius kembali mengenai permasalahannya dengan Rana dan sang mamih.
Yura masih menetap dengan Lola, sedangkan Taehyung memang masih ada beberapa urusan bisnis di Bandung jadi ia bisa sedikit banyak bertemu dengan si Kembar.
"Daddy nanti kesini kan, Mommy?" tanya Ale yg berdiri di sebelah kanan kursi roda Rana. Wanita itu hanya tersenyum kemudian mengangguk membuat Ale bersorak senang dan berlari mendekati Alo yg sedang asik memakan sarapannya di meja makan.
"Abang, pokoknya nanti kalo daddy kesini kita harus jalan-jalan yaa. Hihihi,"
Memang, posisi Rana ada di dekat meja makan, tepatnya di depan pantry membantu mbak Eli memilah bahan makanan yg masih layak dimasak dengan yg sudah layu.
"Rafli dan Ibu apa kabar mbak?" Rana bertanya seraya menatap mbak Eli yg masih sibuk mengeluarkan sayuran dari kulkas, "Eh? Baik kok mbak Rana. Bu Laura dan pak Leo gimana mbak?"
Rana mengangguk, "As you see yesterday. They are very well and looks more younger than their ages."
Mbak Eli yg sedikit mengerti tergelak, bagaimana bisa Rana berkata seperti itu mengenai orang tuanya? Ia tidak habis pikir dengan humor wanita itu. Ia senang melihat Rana semakin membaik, apalagi selama ini Rana dan keluarganya banyak membantu keluarganya. Setelah meninggalnya ayah Rafli dua tahun lalu ia tak sengaja bertemu dengan Rana, ia sedikit tahu mengetahui masalah wanita itu dengan mantan suaminya karna memang Rana sedikit banyak bercerita dengannya juga Ibunya.
Selama bekerja dengan Rana, keuangan keluarganya sedikit terbantu. Ia juga sedikit demi sedikit diajarkan berbahasa inggris oleh wanita itu untuk bekalnya kelak jika ia sudah tidak bekerja dengan Rana, agar ia bisa lebih diharga dan bisa mengembangkan lagi bakat menjahitnya dengan nilai plus bisa berbahasa inggris dengan baik dan lancar.
Rafli juga terkadang ia bawa saat bekerja, itu-pun atas permintaan Rana. Selain agar tidak merepotkan ibunya yg sudah tua, ia juga bisa menjaga dan mengajak main Rafli dengan Alo. Entahlah banyak kebaikan Rana yg masih belum bisa ia jelaskan.
"Ngalamun aja sih, kesambet nanti." kata Rana yg sedaritadi melihat mbak Eli terdiam. Mbak Eli hanya tersenyum tipis.
"Daddy! Yeay Daddy datang!"
~♥~~♥~~♥~
"Mommy, Mommy. Adek eh kakak deh."
"Jadi mau dipanggil kakak atau adek?" ucap Taehyung yg tengah mendorong kursi roda Rana. "Kakak dong, adek kan buat Yura. Kakak mau beli kuncir yaa mommy, lalu mau makan chicken. Boleh kan?"
Rana hanya mengangguk dengan senyum yg tersimpul diwajah cantiknya, setelah mendengar Ale yg bersorak gembira pandangan wanita itu mengedar mengamati setiap kegiatan orang-orang yg tengah berlalu lalang di dalam Mall dimana mereka berada sekarang. Taehyungpun tak luput diam mengamati Rana dengan sesekali mengawasi si kembar yg berjalan terlebih dahulu seraya bergandengan tangan.
"Mau cari kuncirnya Gembul dulu atau makan?"
"Hah?" Rana menengadah menatap Taehyung, "Mau makan atau cari barang-nya Gembul dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU [ON GOING]
ChickLitTaehyung mencintai Rana, begitupula sebaliknya. Keduanya dihadapkan pada kenyataan dimana ibu dari Taehyung tidak pernah setuju dengan hubungan keduanya. Hingga terjadi kesalahan yang membuat keduanya berpisah. Lama tidak saling tahu atas kabar masi...