Dy. 30

30 2 0
                                    

Chapter 30 - Namanya Jeno.

Pagi ini Rana dibuat berdecak keras dengan kelakuan Taehyung. Jam sudah menunjukkan pukul 7.00 WIB tetapi suaminya itu sama sekali tidak membuka matanya, hanya berpindah posisi tidur saja yang awalnya menghadap kanan menjadi tengkurap dengan bantal yang menutupi keseluruhan kepalanya. 

"Masyaallah, bangun nggak!" Ucap Rana untuk kesekian kalinya, tangannya bahkan sudah menarik bantal yang menutupi wajah suaminya itu. bukannya membuka mata, pria itu malah balik menarik bantalnya, berusaha menghalau sang istri untuk mengganggu tidur singkatnya. 

"Tae, ya Alllah ini udah jam berapa? kamu ke kantor nggak sih?" Rana masih berusaha untuk bernada lembut, "Aku cubit nih kalo nggak bangun."

"Jangan dong beb! cubitan kamu itu sakit banget," balas Taehyung dengan suara parau khas bangun tidur, "Tidur jam berapa semalem?"

Taehyung berdehem pelan, lalu membuat angka tiga dengan tangan kanannya. Posisinya sudah duduk tetapi matanya sama sekali tidak ia buka membuat ibu tiga anak itu hanya bisa menghela nafasnya. Pantas saja, pikirnya.  

"Kan aku udah pernah bilang, kalau udah jam 12 udah nggak usah dipaksa buat lembur lagi. Begadang mulu nanti kamu sakit gimana? Nggak inget kalo itu dua anak cewek kamu gimana kalo kamu sakit?" 

"Nanggung, yang. Biar hari ini meetingnya gampang. Kasian Namjoon sama yang lain juga kalo aku belum selesai ngecek semuanya," balas Taehyung yang langsung dibalas dengusan kecil oleh Rana. "Bales aja terus, percuma juga kan."

Bukannya marah, laki-laki itu malah dibuat terkekeh oleh tingkah menggemaskan istrinya itu. Rana tampak imut kala merajuk membuat ia langsung merengkuh pinggang sang istri, memeluk erat istrinya yang berdiri di samping ranjang mereka. "Gemes deh!"

***

"Ayo, pak."

Ujang mengangguk, kemudian mulai menjalankan mobil untuk mengantar Rana ke kantor Taehyung. Siang hari cuaca sedang terik sekali, tapi tak mengurungkan niat Rana untuk mengantar makan siang dan berkunjung ke kantor Taehyung sesuai permintaan suaminya itu pagi tadi.

Pada lampu merah terakhir tidak jauh dari kantor Taehyung, pandangan Rana terpaku pada satu tempat. Seorang anak perempuan berusia sekitar 2 tahun yg sedang menangis di depan orang dewasa yang tampak seperti preman jika dilihat dari penampilannya. Tak lama ada seorang anak laki-laki berkisar 5 tahun usianya yg berlari menghampiri anak perempuan tersebut kemudian memeluknya erat. Anak itu tampak menenangkan gadis kecil yg masih saja menangis dengan orang dewasa yg tampak masih memarahi mereka berdua.

Setelah orang dewasa tersebut pergi, anak laki-laki dan perempuan tersebut duduk di ruko dekat mereka. Anak laki-laki itu mengeluarkan sebuah roti kecil dari saku celana usangnya kemudian memberikan pada anak perempuan itu untuk dimakan bersama. Rana yg melihat itu terlihat tak kuasa menahan air matanya.

"Pak, berhenti didepan sebentar." Kata Rana yg diangguki Ujang. Rana turun dari mobil kemudian berjalan kearah ruko tadi. Ini bukan kali pertama Rana memperhatikan anak laki-laki itu, seperti ada sinyal tersendiri yg mengingatkannya pada Alo kecil dulu. Bahkan wajahnya mirip dengan Alo kala kecil, membuat ia selalu memperhatikannya dari dalam mobil setiap kali pergi ke kantor suaminya.

"Assalamu'alaikum," sapa Rana pada kedua anak yg kini memandangnya heran. Wanita dengan gamis biru langit dengan dipadukan kerudung hitam itu tersenyum kecil kemudian mengulurkan tangannya, "Nama tante Rana. Tante tadi melihat kalian berdua dari lampu merah. Lalu tante kesini mau menawarkan makanan untuk kalian."

Anak laki-laki itu menatap lekat pada Rana, "Tapi kami sudah makan. Iya kan, dek?"

"Acih lapal," lirih Anak perempuan yg belum ia ketahui namanya sembari memegang perut kurusnya, Rana yg melihatnya langsung berkaca-kaca. "Sini sayang, jangan takut. Tante bukan orang jahat,"

DEAR YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang