Dy. 23

126 9 2
                                    


CHAPTER 23 – YURA BOLEH PANGGIL MOMMY?

"Mommy?"

Rana yang tengah menatap pantulan dirinya di kaca kamar menoleh, mendapati Ale tengah menyembulkan kepalanya menatap dirinya membuat ia sedikit gemas dengan tingkah si anak permepuannya itu.

"Kenapa? Sini masuk saja."

Ale mengangguk dan berjalan mendekati sang bunda dengan tangan yang tak lupa menenteng guling kecil dan boneka kesayangannya. "Ada apa? Hem?"

"Besok, daddy mau menjemput Yura di rumah mamah Irene. Kakak mau ikut daddy, dan kata daddy kakak harus ijin dulu sama mommy. Boleh kah?"

Rana tampak terkesiap, tak lama tersenyum tipis dengan tangan yang mengelus pelan surai panjang milik Ale yang tampak hitam legam dipantulan cahaya lampu kamar. "Boleh, tapi nanti kakak pulang kesini atau ikut daddy pulang ke jakarta kerumah oma lola?"

Ale mendongak menatap langit kamar bundanya, tampak berfikir sejenak. "kakak pulang, kata daddy kakak belum boleh ikut ke jakarta karena kakak lusa kan sekolah bersama abang. Jadi besok kita setelah jemput Yura pergi jalan-jalan, mommy mau ikut?"

Rana menggeleng, "Kakak pergi dengan daddy, adek Yura dan abang saja. Mommy biar di rumah saja."

Ale mengangguk.

"Kakak mau tidur dengan mommy atau balik ke kamar dengan abang?"

"Dengan mommy saja, kakak kangen dipeluk mommy!!!"

**

Seperti yang direncanakan sebelumnya hari ini Taehyung datang menjemput si kembar untuk dibawa menjemput Yura dan pergi jalan-jalan ber-empat. Ini merupakan kali pertama mereka pergi ber-empat dan juga pertama kali Taehyung pergi dengan si kembar tanpa adanya Rana.

"Kakak dan abang makan yang banyak, jangan nyusahin daddy apalagi sampai nakal dengan adek Yura. Ingat pesan mommy, selalu jagain adek Yura dan nurut apa kata Daddy."

"Iya Mommy," jawab keduanya seraya menerima uluran sandwich yang sudah dibuatkan Rana untuk sarapan keduanya. Taehyung yang melihatnya hanya tersenyum simpul diseberang meja makan. Melihat interaksi ketiganya membuat ia mulai berandai-andai tentang masa depan. Entahlah kapan itu akan terjadi, ia berharap akan segera bisa meluluhkan hati mantan istrinya itu.

"Ayo daddy, nanti adek Yura menunggu lama kan kasian,"

Taehyung mengangguk kemudian mengikuti langkah keduanya menuju teras rumah untuk mengenakan sepatu.

"Nanti jika mereka merepotkan atau ada apa-apa telfon saja, insyaallah aku akan bantu."

Taehyung mengangguk, "Aku duluan. Ayo twins, lets go to jalan-jalan!."

Ale dan Alo sontak berteriak girang kemudian berjalan dengan semangat memasuki mobil Taehyung yang terparkir di depan rumah.

"Tae?" panggil Rana ketika Taehyung baru berjalan beberapa langkah, taehyung menoleh dan menautkan kedua alisnya tanda bertanya.

"Nanti kalau mau pulang ke jakarta mampir dulu kesini, jangan puang sore-sore biar Yura bisa istirahat disini dulu. Aku hanya ingin mencoba mendekatkan diri dengan Yura agar dia juga bisa tumbuh dengan kasih sayang yang sama dengan si kembar."

Taehyung tertegun, apakah ia tidak salah dengar? Rana ingin mendekatkan diri dengan Yura, berarti sedikit demi sedikit juga akan mendekat padanya bukan? Apakah ini buah dari kesabarannya dan juga doanya selama ini? Masyaallah kuasa Tuhan memang tidak ada yang tahu.

Taehyung mengangguk semangat dan kembali mendekati Rana, ia mengelus pelan kepala Rana membuat sang empu memejamkan matanya menikmati setiap perlakuan Taehyung. "Aku duluan, jaga diri baik-baik. Assalamualaikum."

DEAR YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang