Chapter 30 B - Triplets mau tambah personil?
"Kakak besok mau jalan sama Rico, boleh?" Tanya Ale pada Taehyung setelah semua anggota keluarga selesai dengan makan malam hari ini. Semua atensi menuju ke Ale yang tengah mengupas kulit jeruk yang mau dia makan bersama dengan Yura. "Mau kemana?"
Ale mengendikkan bahunya tanda tak tahu, "Nggak tahu, Rico hanya bilang mau ajak jalan Kakak. Nonton or just walk around maybe." Jawabnya seraya memberikan setengah jeruknya pada Yura, keduanya tampak tenang memakan buah yang memiliki rasa sedikit asam itu.
Taehyung hanya mengangguk, "It's okay. Asal nggak pulang kemalaman. Daddy sunat nanti kalau Rico berani pulangin kakak diatas jam 10."
"Jahat bener mau sunatin si Rico," celetuk Alo. "Suka-suka Daddy-lah. Mentang-mentang temennya mau dibelain,"
Alo sedikit berdecak atas jawaban Taehyung, Rana yang melihat kelakuan keduanya sampai tidak habis pikir, setiap hari tidak ada kata untuk tidak beradu argumen. Setelahnya sulung Taehyung dan Rana itu beranjak dari kursi, membantu sang Ibu untuk menutup beberapa lauk yang masih tersisa untuk dimasukan ke lemari penyimpanan makanan agar bisa dipanaskan untuk esok hari. Sedangkan Yura dan Ale memiliki tugas untuk membawa peralatan makan yang kotor untuk ditaruh ke mesin pencuci peralatan otomatis yang selalu dipakai Rana di malam hari.
Taehyung memilih untuk membawa tehnya yang baru ia minum setengah ke ruang tengah. Kemudian mengambil laptop dan iPad kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang memang ia bawa ke rumah. Dengan ditemani Rana dan Alo, ketiganya duduk dalam diam dengan kegiatan masing - masing.
Taehyung tengah membaca surat penawaran kerja sama yang diajukan kliennya yang berasal dari Roma dengan Alorta yang memang sudah diajarkan keduanya untuk membantu Taehyung dalam urusan perusahaan keluarga Kim, sedangkan Rana sendiri mengecek hasil laporan penjualan dan penghasilan yang diterimanya dari Abi tadi sore.
Sebenarnya, bukan hanya Alo yang sudah mereka ajarkan. Yura dan Ale juga sudah mereka berikan tanggung jawab untuk mempelajari bisnis Rana tetapi keduanya masih belum mau untuk mendalaminya seperti sang kakak yang memang sudah andil dalam perusahaan keluarga Kim sedari ia memasuki kelas 2 SMA.
"Agak susah kayanya ini, Dad." Kata Alo setelah ia selesai membaca. "Wae?"
"Abang nggak bisa bahasa Italia, sedangkan orangnya juga cuma bawa translator tanpa bisa ngomong bahasa inggris sama sekali, takutnya kurang ngena kalau kita jelasinnya." Taehyung mengangguk, "Yaudah Abang belajar bahasa Italia aja, biar bisa ambil tendernya. Kayanya lumayan itu tadi Mommy liat,"
Alo menggeleng, "Nope. Abang udah terlalu banyak belajar bahasa. Kenapa harus Abang semua? Kayanya Ale yang bisa,"
"Si kakak bisa apa maksudnya?"
"Dia kan bisa bahasa Italia, bukannya dulu pernah belajar bahasa Italiano? Dapat grade A kalau Abang nggak salah inget," jelas Alo yang diangguki Rana, "Abang bener, kakak kayanya bisa buat bantu Daddy, biar yang lain dihandle Abang,"
Taehyung mengangguk, "Arasseo, berarti ini bisa Daddy ambil kalau gembul mau join nih?" Tanya Taehyung yang dijawab anggukan setuju oleh ibu dan anak itu.
Alo dan Rana memutuskan untuk membereskan pekerjaan mereka sembari menunggu Taehyung yang tengah mendapat telfon dari Namjoon.
"As I guess, kayanya om Namjoon ngasih info tentang Jeno."
Rana menoleh untuk menatap Alorta yang tengah menatapnya juga, "Maybe yes, maybe no. Mungkin aja ada info tentang projek kalian yang ada di Labuan Bajo?"
Anaknya itu tampak hanya mengangguk, kemudian berangsur untuk meletakkan kepala tidur di pangkuan ibunya. Rana yang paham memilih mengelus rambut hitam legam milih Alo membuat Alo mengeratkan pelukannya pada perut Rana seraya terpejam menikmati sapuan sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU [ON GOING]
ChickLitTaehyung mencintai Rana, begitupula sebaliknya. Keduanya dihadapkan pada kenyataan dimana ibu dari Taehyung tidak pernah setuju dengan hubungan keduanya. Hingga terjadi kesalahan yang membuat keduanya berpisah. Lama tidak saling tahu atas kabar masi...