Prolog

16.9K 736 9
                                    

Mapple's POV

"Mapple, ayolah, bantu aku. Sarah mengundurkan diri dan Ibuku kekurangan model." Aku menutup buku yang sedang ku baca dan berjalan keluar dari kamar tamu yang sering ditempati gadis di hadapanku -yang tengah memohon bantuan- ini.

"Aku sudah bilang padamu, aku tidak mau jadi model." Gadis brunette itu mengikutiku keluar dari kamar.

"Aku tahu, aku tahu, tapi aku benar-benar membutuhkan bantuanmu. Kumohon." Aku turun ke bawah dan pergi ke dapur sambil memutar mataku dan melihat ke dalam kulkas apa yang bisa kumasak.

"Kau mau makan?" Aku mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas dan menaruhnya di sebelah kompor.

"Hey, jangan mengalihkan topik pembicaraan kita." Aku memutar mataku, lagi.

"Aku tidak mengalihkan topiknya. Ini sudah jam 4, kau tidak lapar?" Aku mulai memasak makan malam kami saat dia tetap memohon padaku untuk membantunya.

"Baiklah. Tapi tolong bantu aku. Kau bilang kau butuh pekerjaan paruh waktu lain, ini bisa jadi pekerjaan paruh waktumu yang lain!" Yah, dia benar. Aku membutuhkan pekerjaan paruh waktu lain selain bekerja di cafe.

Aku berpikir tentang menjadi model untuk pekerjaan paruh waktu lain sambil aku memasak makan malam. Aku bisa menghasilkan cukup banyak penghasilan dengan menjadi model, tapi menjadi model bukan hal-ku. Aku menaruh makan malam kami di dua piring berbeda dan membawanya ke meja.

"Sepertinya enak. Dan Mappie, pembicaraan kita belum selesai." Aku memutar mataku untuk yang ke-tiga kalinya.

"Aku akan memikirkannya." Kataku padanya.

"Tentang?" Bodoh.

"Tentang menjadi model, Charlize Mitchell sayang. Aku akan memikirkannya." Dia melebarkan matanya dan tersenyum sangat senang.

"Jangan berlebihan. Tapi kau juga harus jadi model jika kau mau aku membantumu." Aku berkata dan dia melebarkan matanya lebih lebar lagi.

"Apa?! Kau bercanda? No way! Jadi model itu sangat merepotkan!" Dia dengan menyebalkan menaikkan suaranya satu oktaf.

"Yeah, karena itu aku tidak ingin jadi model. Karena sangat merepotkan. Kau harus jadi model juga jika kau ingin aku jadi model untuk brand Ibumu." Dia menatapku tak percaya.

"The hell, Mapple! Kau serius? Ya Tuhan, aku tidak akan melakukannya! Tidak akan pernah!" Katanya saat kami selesai makan malam.

"Kalau begitu aku juga tidak akan membantumu. Carilah orang lain untuk jadi model brand milik Ibumu." Aku berdiri dan membawa piring kotorku ke mesin pencuci piring.

"Tapi Mapple- ugh, baik! Aku akan jadi model juga. Kau senang?" Aku terkekeh.

"Yeah, tentu saja aku senang." Aku mengedip padanya dan dia memutar matanya dan pergi ke kamar tamu.

Orang tuaku meninggal 2 tahun lalu karena kecelakaan pesawat saat mereka berlibur. Mereka meninggalkan sejumlah tabungan, rumah ini, sebuah mobil dan sebuah perusahaan yang sekarang dikelola pamanku -Adik ayah-. Aku hidup mandiri sejak orang tuaku meninggal. Aku membiayai hidupku sendiri dengan bekerja paruh waktu di sebuah cafe, sedangkan pamanku membiayai kuliahku.

Dan Charlize atau Liz adalah sahabat baikku. Dia sedikit lebih tua dariku dan Ibunya memiliki clothing line sendiri yang lumayan terkenal bernama Mitchell's. Salah satu modelnya, Sarah, mengundurkan diri dan dia membutuhkan seseorang untuk menggantikan Sarah, dan Liz memintaku untuk mengambil tempat itu. Dan disinilah aku, memikirkan tawaran itu.

"Liz, aku akan membantumu" Aku berkata pada Liz yang sedang menonton TV, dan dia memberikan tatapan kebingungan.

"Aku akan jadi model untuk brand ibumu." Dia berlari ke arahku dan memelukku erat sampai aku hampir kehabisan napas.

"Thanks Mapple! Thanks so much! Tunggu, itu berarti aku juga akan jadi model? Ini hebat, kita akan jadi supermodel bersama! Yeay!" Aku tidak dapat menahan tawa mendengar kata-katanya. Tadi dia bilang dia tidak ingin jadi model, dan sekarang dia bilang kami akan jadi supermodel bersama.

"Okay, okay, calm down Liz. You're wellcome." Aku berkata sambil tersenyum.

Aku tidak tahu apakah ini keputusan yang benar, aku tidak punya bayangan akan seperti apa jika menjadi model. Tapi, berharap saja yang terbaik. Setidaknya Liz juga akan jadi model bersamaku.

Stuck | H.S [INA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang