12

4.2K 375 2
                                    

Mengetahui Jace adalah sepupuku membuatku senang, canggung, dan bingung. Well, tentu saja aku senang karena ternyata aku masih memiliki keluarga lain selain Paman Luke, tapi aku merasa canggung dan bingung, maksudku, aku baru mengenal Jace beberapa hari yang lalu, dan kami bahkan sangat jarang bertemu, dan sekarang kami diberitahu bahwa kami adalah sepupu.

Beberapa jam setelah penjelasan mencengangkan itu, aku dan Jace menghabiskan waktu dengan bermain bersama Ellie dan Ello, lalu aku langsung pulang. Jadi, disinilah aku, di rumahku, duduk di kursi di dekat kolam renang di halaman belakang sambil ditemani secangkir coklat panas dan menatap pemandangan di halaman belakang rumahku ini.

"Memikirkan apa sih? Serius sekali." Aku terkejut dan menoleh ke arah lelaki di sampingku.

"Tidak ada." Aku kembali menatap ke depan sambil meminum coklat panasku.

"Boleh aku tanya?" Aku melirik lelaki itu lagi dan kembali meminum coklat panas.

"Itu kau sudah bertanya." Dia terkekeh dan aku meliriknya.

"Ayolah, aku serius." Akhirnya aku meletakkan gelasku di pahaku dan memegangnya dengan kedua tanganku lalu menatapnya.

"Baiklah. Ada apa Zayn?" Zayn berdeham dan menatapku.

"Jadi, ada apa denganmu dan Harry?" Tanyanya. Aku tercengang, mengapa dia menanyakan itu?

"Aku melihat tatapanmu padanya saat makan malam waktu itu." Malam itu, saat makan malam, pertama kali Liz mengenalkanku kepada teman-teman kekasihnya, pertama kalinya aku bertemu kembali dengan Harry setelah bertahun-tahun.

"Tidak ada apa-apa di antara kami." Aku memalingkan wajahku ke arah lain, menatap kolam renang yang diterangi lampu berwarna kuning.

"Bohong. Tapi jika kau ingin bercerita apa saja, aku pendengar yang baik." Kata Zayn sambil menepuk lengan bawahku pelan lalu beranjak pergi.

Aku menghela napas, dan beranjak masuk ke dalam untuk menyiapkan makan.

*****

"Kalian masih akan menginap?" Aku bertanya pada 5 lelaki yang tak lain adalah One Direction yang sedang makan malam bersamaku dan Liz di rumahku.

"Ya, dan kami akan pulang besok." Jawab Liam, lalu menyuapkan sepotong steak ikan ke dalam mulutnya.

Sedetik setelah Liam menyelesaikan kalimatnya, bel rumahku berbunyi. Oh, itu pasti dia. Aku segera bangkit dari dudukku dan meminta izin untuk membuka pintu.

"Aku akan membuka pintu sebentar." Liz menahan tanganku.

"Aku saja." Oh tidak. Dia tidak boleh membuka pintunya. Maksudku, aku tuan rumahnya.

"Oh tidak, tidak. Itu ide buruk. Lagipula, aku tuan rumahnya kan?" Liz melepaskan tanganku dan aku langsung membuka pintu.

"Hey, kau sudah sampai." Aku menatap pria berambut chestnut di hadapanku.

"Yeah, apa aku mengganggu?" Tanyanya canggung. Oh, tentu saja, kami baru mengetahui status kami sebagai sepupu beberapa jam yang lalu.

"Oh, tidak Jace. Tentu tidak, tapi, kau hampir melewatkan makan malamnya." Aku mempersilahkannya masuk.

"Tadinya kukira kau bercanda saat bilang akan sarapan bersama." Ucapku terkekeh.

"Yeah, aku bosan di rumah, dan ibu sedang sangat sibuk. Aku merasa seperti anak hilang" Aku terkekeh, yah, kami mulai bisa menyesuaikan diri.

"Liz ada di sini, kita bisa sarapan bersama nanti kan? Liz sebaiknya tidak tahu kau di sini." Aku membawanya melewati dapur dengan cepat. Liz tidak boleh melihatnya saat makan malam masih berlangsung. Dia bisa tersedak makanan.

"Kenapa buru-buru? Dan ramai sekali rumahmu." Aku membuka pintu berwarna coklat kayu di sebelah kamarku tepat di depan dapur dengan cepat dan menarik Jace masuk dengan cepat. Untungnya meja bar di rumahku cukup tinggi.

"Woah, calm down girl." Kata Jace sambil terkekeh begitu kami sudah masuk.

"Maaf, tapi Liz tidak boleh melihatmu sampai makan malam selesai. Aku takut dia tersedak dan meninggal. Dan di luar itu teman-teman baru Liz. Salah satunya kekasih Liz." Jangan tertawa, tersedak makanan bisa mengakibatkan kematian.

"Serius?" Dia menatapku tidak percaya dan tertawa.

"Jangan keras-keras!" Aku menutup mulutnya dengan tangan kiriku dan mencubit lengan kekarnya.

"Aw! Oke, oke." Jace akhirnya berhenti tertawa dan memandangi kamar bernuansa coklat dan putih dengan gaya modern.

"Jadi, pertama kali aku datang ke rumahmu, kau langsung membawaku ke kamar?" Jace menyeringai jahil, membuat mataku melebar.

"Ew! Singkirkan pikiran itu! Kita sepupu!" Seruku sambil memasang wajah jijik.

Jace hanya tertawa tanpa suara. Yah, setidaknya dia sadar untuk tidak tertawa keras.

"Aku keluar dulu. Kamarku ada di sebelah jika butuh sesuatu." Jace mengangguk dan aku keluar dari kamar Jace.

"Lama sekali. Siapa sih yang datang?" Tanya Liz saat aku kembali duduk di sampingnya.

"Kau akan tahu nanti." Ucapku sambil melanjutkan makanku.

*****

Hai, gue tau ini pendek banget dan super nggak jelas. But i'm trying. Gue mentok banget akhir-akhir ini. Tapi semoga suka ya.

Di mulmed ada gambar rumahnya Mapple depan sama belakang.

Thanks for reading! Xx

Stuck | H.S [INA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang