Aku berdiri di depan cermin. Aku sangat gugup, hari ini aku akan pergi ke butik milik ibu Liz untuk menandatangani kontrak. Sebenarnya aku tidak terlalu yakin, tapi aku tidak bisa menolak permintaan ibu Liz.
"Mapple, ayolah, kau sudah terlihat sempurna, kau cantik. Cepatlah." Liz muncul dari balik pintu.
"Baiklah. Ayo." Aku mengambil tas kecilku dan pergi keluar kamarku.
Kami keluar ke depan rumah dan Liz masuk ke dalam mobilnya sementara aku menunci pintu. Setelah memastikan pintu terkunci rapat, aku masuk ke dalam mobil.
"Okay, siap?" Ucap Liz sambil melirikku.
"Siap." Jawabku sambil mengangguk pelan.
Ada sedikit keraguan dalam diriku, aku tidak yakin ingin menjadi model, maksudku, aku tidak pernah menduga akan menjadi seorang model, dan menjadi model tidak tercantum dalam daftar tujuan hidupku.
Perjalanan ke butik milik Ibu Liz tidak memakan waktu yang lama. Setelah Liz memarkirkan mobilnya, kami keluar dari mobil dan berjalan memasuki butik. Aku berhenti tepat di depan pintu masuk untuk menarik nafasku dan menghembuskannya perlahan, lalu masuk.
"Mapple! Oh, aku sangat berterima kasih karena kau bersedia membantu!" Ibu Liz menghampiriku dan aku bisa melihat jelas kebahagiaan dan kelegaan di matanya.
"Sama-sama Jean, aku senang bisa membantu." Aku tersenyum, berusaha menutupi rasa gugup.
"Tapi Mapple memberikan syarat, mom." Ucap Liz membuat Ibunya menoleh dengan bingung.
"Syarat? Syarat apa?" Saat aku ingin menjawab, Liz dengan cepat berbicara sambil menatapku jengkel.
"Dia ingin aku menjadi model juga untukmu." Dia berbicara dengan nada jengkel yang sangat kentara.
"Ah, benarkah? Itu akan lebih bagus lagi, turuti saja Liz, ini bisa saja menjadi masa depanmu." Jean merangkul putri semata wayangnya itu dengan senang.
"Tenang saja Ibu, aku sudah menyetujuinya." Aku tertawa kecil menanggapi tatapannya padaku.
"Kalau begitu, ayo kita ke ruanganku, kau harus menandatangani kontrakmu Mapple. Ayo." Jean memimpin jalan ke lift yang akan membawa kami menuju lantai dua.
Jean menekan tombol naik dan seketika pintu lift terbuka lebar membiarkan kami masuk. Jean menekan angka dua yang membuat lift perlahan naik.
Lift berhenti di lantai dua dan pintunya terbuka lebar. Kami berjalan keluar dan berjalan melewati ruangan-ruangan yang berjejer dan berhenti di sebuah ruangan bertuliskan "Mrs. Mitchell", dan Jean membuka pintu itu.
"Nah, ayo masuk." Jean mempersilahkan kami masuk terlebih dahulu sementara dia menutup pintu.
"Duduklah." Jean berjalan menuju mejanya dan mengambil sebuah map yang sudah pasti berisikan kontrak untukku.
"Bacalah terlebih dahulu isi kontrak itu dan tanyakan saja padaku jika ada hal yang tidak kau mengerti atau ingin kau ketahui." Aku mengangguk dan membaca kontrak ditanganku.
"Apakah jadwal-jadwal pemotretan akan sangat padat?" Aku baru saja ingat tentang kuliahku saat ini.
"Itu tergantung, tapi kita bisa menyesuaikannya kan?" Ah, benar juga. Aku mengangguk dan kembali membaca. Merasa sudah mengerti tentang syarat dan ketentuannya, aku mengambil bolpoint dan menghembuskan nafas, lalu menandatangani kontrak.
"Bukankah brand Mitchell's adalah brand terkenal?" Jean mengangguk dan berkata, "Ya, dan oh, itu berarti kalian akan setara dengan model-model terkenal lainnya!" Ucap Jean antusias.
Mitchell's adalah brand terkenal dan itu artinya aku dan Liz akan terkenal seperti Cara Delevigne dan model-model terkenal lainnya. Astaga, aku benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck | H.S [INA]
FanfictionMapple mencintai sahabat masa kecilnya, Harry, sejak ia duduk di bangku SMP, dan sampai sekarang, ia tidak bisa melupakan perasaannya. Saat Mapple akhirnya bertemu dengan Harry yang sekarang telah terkenal, kenyataan pahit datang dan meruntuhkan ras...