19

3.6K 386 13
                                    

Mapple's POV

"Seharusnya aku mengatakan itu sejak tadi, jadi aku tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memohon." Gumamnya membuatku tertawa.

"Nanti kita bicarakan di rumah. Aku pergi dulu." Aku menghabiskan pie ku dan mengambil minumanku dan keluar dari Starbucks.

Aku berjalan ke mobilku dan membuka kunci pintunya. Lagu Breakeven dari The Script mengalun dari playlist di mobilku, lalu aku melajukan mobilku menuju panti asuhan McGreene.

Aku bersenandung dan sekali-kali meminum minumanku yang hampir habis. Perjalanan dari Starbucks ke panti asuhan tidak begitu jauh menggunakan mobil.

Begitu sampai, aku menghentikan mobilku dan keluar. Senyumku merekah seiring langkahku menuju pintu depan. Aku mengetuk pintunya. Senyumku melebar begitu melihat Bibi Anna membukakan pintu.

"Hey bibi." Bibi Anna tersenyum.

"Hey sayang, masuklah." Bibi Anna membuka pintu lebih lebar, membiarkanku masuk.

"Thanks." Aku mengedarkan pandanganku mencari sepasang anak kembar favoritku.

"Mereka di halaman belakang." Ucap Bibi Anna. Aku mengangguk.

"Bi, aku ingin mengadopsi mereka." Senyum Bibi Anna sedikit meluntur, namun melebar perlahan.

"Ikut aku." Aku tersenyum senang, dan mengikuti Bibi Anna ke suatu ruangan.

"Rachel, tolong carikan data-data milik Rafaello dan Rochelle, lalu berikan padaku." Ucap Bibi Anna pada seorang wanita berambut pirang, dan wanita itu mengangguk.

Bibi Anna membawaku ke suatu ruangan tempat dia biasa mewawancarai calon orang tua. Kami duduk di sofa berhadapan.

"Mapple, aku senang sekali kau mau mengadopsi mereka. Mereka benar-benar menyukaimu, terutama Rochelle. Aku tidak perlu lagi mewawancaraimu, kau sudah terlalu sering ke sini." Kata Bibi Anna terkekeh sambil meletakkan tangannya di atas tanganku sambil tersenyum lebar.

"Aku juga senang. Tolong jangan beritahu mereka. Aku akan membawa mereka tinggal di rumahku tepat di hari ulang tahun mereka." Ucapku sambil tersenyum.

Pintu diketuk, lalu wanita bernama Rachel tadi masuk, dan memberikan dua folder kepada Bibi Anna, lalu tersenyum ramah padaku.

"Ini file mereka. Tahun ini pasti akan jadi ulang tahun terbaik mereka. Mereka akan sangat senang."

"Kuharap begitu. Oh ya, Paman Luke dan keluarganya akan berkunjung saat makan malam nanti, Bibi datanglah, Jace juga akan ikut makan malam." Ucapku teringat kunjungan Paman Luke dan keluarganya malam ini.

"Ah, benarkah? Kalau begitu aku akan meminta Jace menjemputku nanti." Aku tersenyum lalu pamit untuk pulang.

Harry's POV

Rasanya, jika pergi dengan Liz tanpa Mapple kurang menyenangkan. Rasanya tidak lengkap. Hari ini Cara juga tidak bisa ikut, dia ada pemotretan. Aku tidak punya pengalih perhatian. Aku terus-menerus memikirkan Mapple.

Mendengarnya bersama Jace membuat kupingku panas. Ya, aku tau Jace adalah sepupu Mapple, tapi tetap saja kan? Jace itu laki-laki.

Aku tidak mengerti mengapa aku tidak suka melihat atau mendengar, ataupun memikirkan Mapple bersama dengan Jace, bahkan aku tidak suka jika nama mereka ada dalam satu kalimat yang sama. Itu aneh.

"Harry!" Aku tersentak.

"Apa sih?!" Aku menoleh ke arah Louis.

"Kau melamun."

"Tidak."

"Kau memikirkan apa?"

"Tidak ada."

"Bohong."

"Tidak."

"Kau dengar pertanyaanku kan?"

"Ya."

"Kau melamun kan?"

"Ya." Jawabku. Lalu aku tersadar, "Hei! Kau menjebakku!"

Louis tertawa terbahak-bahak, begitu juga dengan yang lainnya. Aku mendengus sambil memutar mata kesal.

"Busted." Ucap Niall di sela-sela tawanya.

Aku mengacuhkan mereka. Kenapa akhir-akhir ini aku sering memikirkan Mapple? Sejak percakapan terakhir kami di Hyde Park waktu itu, aku jadi sering memikirkan gadis itu. Rasanya seperti otakku dipenuhi oleh Mapple hingga hanya tersisa sedikit ruang.

Aku sangat ingin memberitahunya bahwa aku sangat merindukannya, tapi seperti ada yang menahanku untuk mengatakannya. Aku masih sangat ingat kalimatnya waktu itu di dekat arena RollerCoaster.

"Karena aku ingin bersamamu."

Kalimat itu terus-menerus berputar di kepalaku, berulang-ulang, seperti kaset rusak. Aku ingat tatapannya saat itu. Bagaimana mata birunya bersinar dengan indah.

"Kau melamun lagi." Aku merasakan seseorang mendorongku hingga hampir jatuh.

"Louis! Aku hampir jatuh!" Protesku tidak terima.

"Salahmu sendiri melamun." Jawab Louis santai.

"Aku tidak-" Louis menatapku dengan tatapan'Oh Yeah?' dan aku mengerang frustasi. "Argh! Terserahlah." Erangku sambil mengacak-acak rambutku.

Sepertinya Mapple memiliki efek tersendiri bagiku.


Mapple's POV

Makan malam dengan keluarga paman Luke dan Jace juga Bibi Anna tadi benar-benar menyenangkan, kami mengobrol dan bercanda, dan menghabiskan waktu bersama. Sekarang Paman Luke dan keluarganya sudah pulang, begitu juga dengan Bibi Anna.

"Jadi, kau punya ide untuk kencanmu besok?" Tanyaku pada Jace. Kami sedang duduk di sofa sambil membicarakan tentang kencannya dengan gadis pujaannya itu.

"Kosong." Kami terdiam, berpikir tentang kencan Jace.

"Dari sifatnya, kurasa dia menyukai sesuatu yang tidak berlebihan, namun romantis, juga menyenangkan..." Ucapku. "Bagaimana jika ke festival?" Lanjutku.

"Itulah sebabnya aku membutuhkan bantuanmu! Kau jenius!" Jace mencubit pipiku, dan aku menepis tangannya.

"Kalau begitu kau beruntung." Jawabku sambil mengibaskan rambutku, membuat Jace memutar matanya, namun tersenyum.

"Lalu setelah itu bagaimana?" Aku kembali berpikir.

"Itu mudah, kau bersenang-senang saja dengannya, tepat saat jam 5, bawa dia ke bukit di dekat festival. Kau akan sangat berterimakasih padaku Jace Creighton." Aku membayangkan kencan mereka besok, pasti akan sangat indah.

"Lalu jika dia tanya tentang bagaimana aku menyiapkan kencan kaki bagaimana?" Aku tertawa.

"Jawab saja dengan jujur! Tapi kusarankan kau lakukan sesuatu sendiri untuknya. Berdasarkan idemu sendiri." Dia mengangguk.

Saat aku baru akan membuka mulutku lagi untuk berbicara, bel rumahku berbunyi. Aku bertatapan dengan Jace. Siapa yang datang jam 10 malam? Aku bangkit dan berjalan menuju pintu, dan membukanya.

Tebak siapa.

"Harry?"


*****

Nahloh, Harry ngapain dateng ke rumah Mapple malem malem? Thanks lagi buat readernya yang lebih dari 2.5K! Makasih banget!

Thanks foe reading! Xx

Stuck | H.S [INA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang