Mapple's POV
Sudah 3 hari berlalu sejak percakapan terakhirku dengan Harry di Hyde Park. Kami tidak saling bicara akhir-akhir ini, aku tidak tahu mengapa. Jujur saja, aku agak rindu bertengkar dengannya. Harry dan yang lainnya juga langsung pulang setelah dari Hyde Park, tapi terkadang mereka pergi hang out denganku dan Liz, atau aku dan Liz yang datang ke basecamp mereka. Tapi, setiap kali kami datang, aku selalu melihat Harry dengan Cara. Itu menyakitkan.
Aku juga semakin dekat dengan Jace sekarang, Jace mulai tahu hampir semua tentangku, dan begitupun aku. Aku dan Jace sudah seperti saudara kandung. Aku juga sering ke panti asuhan untuk sekedar bermain atau membantu Anna —Ibu Jace, di panti asuhan.
Dan tentang pekerjaan baruku dan Liz, yah, kami mulai terbiasa dengan segala sesuatu tentang menjadi model. Mitchell's sedang sangat sibuk dengan koleksi untuk musim panas tahun ini, rencananya, Ibu Liz akan menggelar peragaan busana untuk koleksi terbarunya untuk musim panas. Itu artinya, akan ada banyak orang yang datang, mulai dari selebriti, perancang busana, kritikus busana, dan lain-lain.
Akhir-akhir ini aku juga sangat sibuk, karena ini tahun terakhirku di universitas, dan novelku yang belum selesai, di tambah lagi aku bekerja sebagai model saat ini. Terkadang aku berpikir, sangat lucu karena pekerjaanku ini sangat jauh dengan jurusan yang kuambil di universitas. Permodelan dan sastra sangat jauh kan?
Aku memang masih berumur 21 tahun, —Oktober nanti 22, dan ini tahun terakhirku di universitas. Bagaimana bisa? Karena, dulu orang tuaku mendaftarkanku ke sekolah setahun lebih cepat, dan aku pernah mendapat kelas akselerasi di middle school sekali, jadilah aku lulus dari high school di umur 17.
Saat ini aku sedang duduk di sofa dengan kedua kaki kuletakkan di atas meja kopi, dan laptop di atas bantal yang kutaruh di atas pahaku. Aku sedang melanjutkan novelku, lalu tiba-tiba pintu rumahku terbuka. Itu pasti Liz, dia sudah bilang padaku dia akan datang siang ini.
"Mapple, aku membawa tamu." Aku yang mendengar dia membawa tamu langsung kaget dan menoleh ke arahnya. Di belakangnya ada 5 lelaki yang tak lain adalah One Direction. Aku langsung menurunkan kakiku dari meja.
"Liz! Kupikir kau bilang kau akan datang!" Tanyaku kaget sambil memberi penekanan pada kata 'kau'.
Jelas saja aku kaget! Saat ini aku hanya memakai kaos Jace yang jarang dipakainya yang panjangnya hanya sampai setengah pahaku dengan celana piyama pendek yang tipis —Aku sudah bilang kan kami sangat dekat seperti saudara kandung?— karena sekarang musim panas dan cuaca benar-benar panas, dan kupikir hanya akan ada aku dan Liz di rumahku hari ini.
"Aku kan memang bilang akan datang." Liz berjalan ke arahku sedangkan One Direction ke arah sofa lainnya.
"Tapi kau tidak bilang kau bawa 5 cowok bersamamu!" Protesku menekankan kata 'cowok'. Liz meletakkan tasnya di atas meja.
"Itu kaos siapa?" Dua menunjuk kaos Jace yang kukenakan.
"Punya Jace. Jarang dipakai, jadi aku mengambilnya." Aku dapat merasakan tatapan tajam dari seseorang begitu aku mengucapkan nama 'Jace'.
"Kenapa kau pakai kaosnya? Di hadapanmu ada 5 cowok normal." Liz meletakkan tangannya di pinggulnya. Aku memutar mataku.
"Hey! Maksudmu apa?" Protes Niall si tukang protes. Kami mengabaikannya.
"Karena cuacanya panas. Kau tidak bilang padaku kau bawa 5 cowok normal ikut denganmu." Ucapku mengikuti nada bicaranya sambil menyilangkan tanganku di depan perut.
Kami beradu tatap selama beberapa menit, tidak memperdulikan 5 cowok yang menatap kami canggung.
"Fine! Maafkan aku, aku lupa memberitahumu, mereka juga tiba-tiba menjemputku di kampus." Ucap Liz sambil duduk di sebelahku. Aku menghela napas.
"Baiklah. Aku ganti baju dulu. Tolong save filenya." Liz mengangguk dan aku beranjak dari sofa ke kamarku.
Harry's POV
Sudah 3 hari sejak terakhir aku dan Mapple berbicara. Aku merindukannya. Biasanya, kami pasti akan bertengkar, tapi sekarang, kami hanya diam. Aku dan bandmates ku berencana menjemput Liz dan Mapple karena kami mendapat day off. Kami berencana untuk hang out dengan Liz dan Mapple. Namun, karena Liz bilang Mapple tidak ada jadwal kuliah hari ini, kami memutuskan untuk pergi ke rumahnya.
"Mapple, aku membawa tamu." Ucap Liz sambil membuka pintu rumah Mapple
"Liz! Kupikir kau bilang kau akan datang!" Tanya Mapple kaget sambil menekankan kata 'kau'.
"Aku kan memang bilang akan datang." Ucap Liz santai.
"Tapi kau tidak bilang kau bawa 5 cowok bersamamu!" Liz meletakkan tasnya di atas meja. Aku dapat mendengar Mapple memberi penekanan pada kata 'cowok'.
"Itu kaos siapa?" Liz menunjuk kaos yang dikenakan Mapple.
Aku langsung mengarahkan pandanganku pada kaos yang Mapple kenakan. Mapple mengenakan kaos kebesaran dan celana piyama oendek yang tipis. Kaos itu terlihat terlalu besar untuk tubuhnya. Sudah pasti itu ukuran lelaki. Dan kaos itu hanya menutupi sampai setengah pahanya. Dia terlihat sangat hot.
"Punya Jace. Jarang dipakai, jadi aku mengambilnya." Aku menatap gadis bermata biru itu tajam begitu aku mendengar nama 'Jace' di kalimatnya. Kaos itu milik Jace.
"Kenapa kau pakai kaosnya? Di hadapanmu ada 5 cowok normal." Liz meletakkan tangannya di pinggulnya.
"Hey! Maksudmu apa?" Protes Niall, tapi Mapple dan Liz mengabaikannya.
"Karena cuacanya panas. Kau tidak bilang padaku kau bawa 5 cowok normal ikut denganmu." Ucap Mapple mengikuti nada bicara Liz tadi sambil menyilangkan tangannya di depan perut.
2 gadis itu beradu tatap selama beberapa menit, tidak memperdulikan kami yang menatap mereka dengan canggung.
"Fine! Maafkan aku, aku lupa memberitahumu, mereka juga tiba-tiba menjemputku di kampus." Jelas Liz sambil duduk di sebelah Mapple. Mapple menghela napas.
"Baiklah. Aku ganti baju dulu. Tolong save filenya." Liz mengangguk dan Mapple beranjak dari sofa ke kamarnya.
Aku memperhatikan Mapple yang berjalan ke kamarnya. Sial, bokongnya benar-benar terlihat sangat indah. Aku menelan ludahku dan memalingkan wajahku.
"Ingat, kau punya Cara Delevigne." Ucap Louis di sebelahku. Sial, aku tertangkap basah.
*****
Chapter 17! Gimana sejauh ini?
Thanks for reading! Xx
![](https://img.wattpad.com/cover/33838965-288-k737083.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck | H.S [INA]
FanfictionMapple mencintai sahabat masa kecilnya, Harry, sejak ia duduk di bangku SMP, dan sampai sekarang, ia tidak bisa melupakan perasaannya. Saat Mapple akhirnya bertemu dengan Harry yang sekarang telah terkenal, kenyataan pahit datang dan meruntuhkan ras...