21

3.8K 342 7
                                    

Beep. Beep. Beep. Beep

Alarmku berbunyi dengan keras. Aku mengerang kesal, dan dengan malas mematikan alarm. Sambil bergumam kesal, aku bangkit ke posisi duduk, dan menunggu selama 3 menit sebelum akhirnya berdiri, dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi air hangat.

Setelah selesai, aku mengambil long sleeves cropped tee biru tua dan high waisted short jeans hitam dan juga sepatu adidas putih, serta tasku.

"Maps! Cepat!" Aku memutar mataku. Jika saja dia tidak memberiku sekotak penuh coklat semalam... Oh well, that reminds me...

Aku berjalan ke arah meja kecil di kamarku dan mengambil sebatang coklat hershey, lalu bergegas keluar dari kamar.

"Ayo!" Aku menarik tangan Jace yang sedang menonton TV keluar.

"Man! You got that srength! Aku belum memtaikan TVnya!" Aku memukul tangannya.

"Sakit! Tunggu disini." Jace berlari kembali ke dalam rumah untuk mematikan TV, dan setelah dia keluar, aku mengunci pintu rumahku, dan segera masuk ke mobil Jace.

Tebak kami hendak kemana? Photoshoot? Oh astaga, salah. Kami akan pergi ke kampus. Ya. Astaga, aku bahkan hampir lupa aku masih kuliah.

"Oh astaga, kapan aku akan terbebas dari sekolah? Aku sekarat." Ucapku dramatis.

"Tenang saja, kau akan lulus sebentar lagi." aku menghela napas senang.

"Aku sungguh tidak sabar!" Jace hanya memutar matanya tapi tetap terkekeh.

"Kenapa kau jadi drama queen begini? Kau salah makan ya?" Aku mencubit tangan Jace keras.

"Mapple! Stop being so abusive oh my God! Aku sedang menyetir!" Teriaknya.

"Terserah." Aku memutar mata dan melihat keluar jendela.

"Kita sampai, princess." Aku membuka sabuk pengaman dan membuka pintu mobil lalu keluar.

"Ayo. Beruntung kelas kita searah." Ya, kami memang berbeda jurusan, aku literatur, dan Jace bisnis. Dia akan jadi orang yang hebat.

Aku mendapat banyak tatapan tajam dari para gadis dan banyak tatapan menggoda dari para lelaki, dan sebagai sepupu yang kelewat protektif, Jace memberikan tatapan membunuh pada para lelaki. Dan ya, Jace menaruh tangan beratnya di pundakku.

"So, see you at break." Jace mengangguk dan mencium puncak kepalaku, dan aku memeluknya.

"Stay safe Kitty."

"You too, stay out of trouble badboy."

"No promises."

Aku memutar mataku tetapi tersenyum. Ya, Jace bisa dimasukkan ke dalam kategori "Badboy". Aku melambaikan tanganku padanya, Jace dia melambaikan tangan sambil berjalan mundur, dan akhirnya menabrak orang lain.

"Hey! Lihat kemana kau berjalan!" Omel orang itu.

"Kau juga seharusnya melihatku berjalan mundur tadi. Keep your pants on dude." Dan ya, itu Jace. Aku terkekeh.

Yah, semoga hari ini berjalan dengan baik.

****

*Break time*

Jam makan siang, aku berjalan ke cafetaria dan melihat Jace bersama dengan teman-temannya seperti biasa. Aku memutuskan untuk bergabung dengan mereka karena Liz sangat sibuk sejak kemarin dan untuj beberapa hari ke depan.

"Hey boys." Sapaku, lalu berjalan ke arah kursi kosong di antara lelaki berambut dirty blonde dengan mata biru dan lelaki berambut coklat dengan mata biru. Semua orang di meja itu kecuali Jace terkaget melihatku di hadapan mereka. Boys.

"Hey." Sapa mereka bersamaan, membuatku tertawa kecil.

"Oh God, aku sudah mati." Ujar salah satu dari mereka.

Saat hampir mencapai kursi kosong, seseorang menarik pergelangan tanganku, dan membuatku duduk di pangkuan orang itu.

"Daheck!" Protesku.

"Miss me?" Aku menengok ke belakang.

"Jace!" Aku memukul dada bidang Jace.

"Kenapa sih kau suka sekali menyakitiku?" Ucap Jace sambil berpura-pura menangis.

"Terserah. Kau mau apa?" Ucapku jengkel.

"Kau duduk di sini, tidak ada kursi kosong tersisa." Aku menatapnya datar.

"Benarkah? Tadi aku melihat ada satu kursi kosong di sini. Mungkin hanya halusinasi. Seriously Jace." Ucapku sambil memutar mata, dan semua temannya tertawa.

"Dude, I love your new girl." Ucap si coklat -yah, aku tidak tahu namanya kan?

"Dia bukan pacarku." Ucap Jace tertawa.

"Man, seleraku tidak serendah itu." Ucapku membuat mereka tertawa lagi.

"That's deep kitty. That's deep." Aku memutar mataku. Lagi. Astaga, mungkin sebentar lagi bola mataku akan lepas.

"Terserah." Aku bangun dari pangkuan Jace untuk duduk di kursi kosong tadi, namun Jace kembali menarik pinggangku.

"Diam saja di sini. Tidak usah duduk di sana, di pangkuanku lebih nyaman, kau tau itu." Ucap Jace jengkel.

"Kenapa sih memangnya?" Aku memutar tubuhku 90° agar lebih mudah berbicara dengannya.

"Aku tidak percaya pada dua makhluk itu jika kau duduk di antara mereka." Ucapnya mengarah pada dua lelaki tadi.

"Hey!" Ucap mereka.

"Anyway, Jace. Kau tidak akan mengenalkan kami padanya?" Ucap lelaki berambut hitam.

"Oh, kalian tidak perlu-" Aku memotong kalimat Jace sebelum dia selesai.

"Aku Mapple Humes. Nice to know you all." Ucapku sambil tersenyum.

"Hey Angel-" Ucap lelaki berambut hitam tadi.

"Shut up Jasper." Potong Jace cepat.

"Shut up Jonathan." Ucapku, dan teman-teman Jace mencoba menahan tawa, namun gagal.

"Well, thanks Kitty, sekarang semua orang akan tau nama asliku." Jace menyenderkan dahinya di pundakku, dan menyembunyikan wajahnya di balik rambutku.

"Anytime Jojo." Ucapku sambil tertawa kecil.

"No shit Kitty, jangan panggil aku begitu." Aku tertawa melihat wajahnya memerah.

"Baik, baik, sekarang, lebih baik jika aku tau nama mereka Jace." Jace menghela napas pasrah.

"Fine. Mapple, yang berambut pirang adalah Richard, si rambut hitam Jasper, yang rambut coklat dengan mata biru adalah Andrew, dan yang berambut coklat gelap adalah, Alexandre. Kau puas?" Aku tersenyum manis pada Jace.

"Sebenarnya, kau bisa memanggilku Rick."

"Jaz."

"Drew."

"Call me whatever you want." Ucap Alexandre. Sepertinya dia cuek sekali.

"Senang bertemu kalian." Jaz mengedipkan mata kirinya.

Tiba-tiba, beberapa gadis berlari masuk ke dalam cafetaria, dan semua orang terdiam melihat mereka. Mereka pasti berlari kemari. Mereka mencoba untuk bernapas dengan normal.

"Oh my God." Gadis berambut hitam di tengah-tengah mengambil air di dekatnya tnpa peduli milik siapa dan meminumnya.

"Kenapa kalian?" Tanya seseorang.

"Oh my God. Harry Styles from One Direction is here."

Damn. Great. Just great.


*****

Aduh yaampun! Akhirnya aku update! Maaf banget ya lama banget nggak update! Aku kehabisan ide, terus tugas sekolah banyak banget! Jadi, chapter ini sengaja dibikin panjang, yah sebagai bayaran juga.

Thanks for reading! Xx

-netta

Stuck | H.S [INA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang