"Mapple? Mapple." Seseorang memanggilku samar. Aku berusaha membuka kedua mataku yang terasa berat.
"Mapple." Suara itu masih samar-samar terdengar. Mataku sedikit demi sedikit terbuka. "Mapple." Suara iu kini terdengar jelas ketika mataku terbuka dan semua indera ku terfokus.
"Mapple, astaga, akhirnya kau sadar." Itu suara Liz. Mataku mengerjap membiasakan diri di ruangan yang terang ini. Aroma alkohol dan obat-obatan yang begitu kental memasuki hidungku.
Rumah sakit.
Seketika aku tersadar, Harry datang ke rumahku, memeluknya yang sedang menangis, menyanyikan lagu agar ia tertidur, merawatnya yag tiba-tiba sakit, membawanya ke rumah sakit, paparazzi yang entah bagaimana caranya ada di rumahku, lalu jatuh pingsan. Itu semua nyata. Aku tidak bermimpi. Kepalaku terasa sakit seperti seseorang memukulkan palu besar ke kepalaku, dan pergelangan tanganku terasa disengat.
"Minum." Perintah Liz menyodorkan segelas air dan pil di kedua tangannya.
Bangkit ke posisi duduk, aku kemudian mengambil pil dan segelas air dari tangannya, lalu menenggak keduanya. Sambil memejamkan tanganku, aku dapat merasakan rasa sakit di kepalaku mulai mereda.
"Kau bodoh." Ucap Liz dengan nada marah dan khawatir serta lega bercampur di suaranya.
"Aku tahu." Gumamku masih sambil menutup mata dan menunduk.
Aku memang bodoh. Aku bodoh karena jatuh cinta pada Harry, karena jatuh cinta terlalu jauh padanya, karena masih tetap mencintainya bahkan setelah bertahun-tahun ia pergi hingga sekarang, karena aku tidak bisa melupakannya, karena tetap mencintainya walaupun dia memiliki kekasih -well, mantan, bodoh karena aku masih saja berharap padanya walaupun aku tahu aku tidak akan punya kesempatan lebih.
Merasa dadaku sesak, aku membuka mata dan menarik napas dalam-dalam, lalu mengerjapkan mataku yang buram karena air mata.
"Mapple, kau baik-baik saja?" Tanya Liz khawatir.
Aku mengangguk kecil, dan berdeham. "Bagaimana keadaan Harry?" Tanyaku serak.
"Ia masih tidur. Dokter bilang itu hanya vertigo ringan, tidak berbahaya. Tapi dia harus banyak beristirahat, karena itu dokter memberikannya obat tidur agar tidurnya tenang." Ucap Liz menatapku.
Aku hanya mengangguk. Liz pasti tidak akan mengizinkan jika aku ingin melihat Harry. Disaat-saat seperti ini, Liz bisa menjadi sangat protektif. Aku terpaksa harus menunggu Liz pulang baru melihat Harry.
"Sejak kapan kau tidak meminum obatmu?" Tanya Liz serius.
"Sejak kemarin. Aku lupa meminumnya." Jawabku jujur.
"Mapple, sudah kubilang, jangan sampai lupa meminum obatmu. Apa aku harus mengirimu pesan atau meneleponmu setiap harinya untuk mengingatkanmu agar meminum obatmu? Kau tidak bisa mengabaikan ini begitu saja, kau tahu sendiri apa yang akan terjadi jika kau sekali saja lupa meminum obatmu kan? Kau tidak pernah lupa sebelumnya, apa yang terjadi sebenarnya?!" Ucap Liz marah sekaligus khawatir.
"Aku minta maaf! Tapi aku benar-benar lupa kemarin! Aku benar-benar sibuk, lalu malam harinya Harry tiba-tiba kembali ke rumahku dan jatuh pingsan! Aku panik! Aku tidak bisa membiarkannya begitu! Aku tidak bisa melihatnya terpuruk seperti itu!" Teriakku frustasi. Air mataku jatuh, dan aku memeluk tubuhku erat.
"M-Mapple, a-aku minta maaf." Liz bangun dari duduknya dan memelukku, aku memeluk Liz erat sambil menangis.
"Kau kuat Mapple, kau pasti bisa. Kau kuat." Bisik Liz di telingaku lembut.
"Aku tidak tahu harus apa.. Aku tidak bisa melupakannya, aku tidak bisa, aku tidak mau." Tangisku ke bahu Liz.
"Tenanglah, kau wanita yang pintar, kau pasti akan tahu harus apa nanti, tenanglah." Ucap Liz mengusap punggungku lembut.
"Kapan aku bisa keluar?"
"Dokter bilang besok pagi kau sudah bisa keluar. Kau hanya butuh istirahat. Tapi, kau harus selalu ingat untuk minum obatmu dan menjaga pola makanmu."
Aku hanya mengangguk dan kemudian terdiam memikirkan Harry.
"Lebih baik kau istirahat. Aku akan megambil pakaian bersih dari rumahmu."
Sekali lagi aku mengangguk, lalu berbaring dan tidur dengan wajah Harry di pikiranku.
*****
Maaf ya pendek, nggak ada ide 😭😭😭 makin nggak jelas aja ya ini cerita haha.
Thanks for reading! Xx

KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck | H.S [INA]
FanfictionMapple mencintai sahabat masa kecilnya, Harry, sejak ia duduk di bangku SMP, dan sampai sekarang, ia tidak bisa melupakan perasaannya. Saat Mapple akhirnya bertemu dengan Harry yang sekarang telah terkenal, kenyataan pahit datang dan meruntuhkan ras...