7

2.8K 476 56
                                    




Sion mengundurkan diri dari pekerjaan menjadi pelayan dia bilang tak akan cocok bekerja seperti itu karena dia jarang tersenyum.  Akhirnya dia memilih bekerja menjadi penerjemah buku saja.  Untung saja dia pintar. 

Sedangkan zen masih bekerja disana. Karena pekerjaannya di rumah sion lebih banyak punya waktu luang.  Dia hanya bekerja saat malam hari saja katanya lebih enak kalau kerja malam.

Hari ini dia sedang jalan - jalan sambil memakan permen.  Namun saat berjalan dia melihar sosok yang wajahnya mirip seseorang.  Tapi sion melihat melihat hal jangan kenapa lelaki itu berdiri di dekat jembatan. 

"Heh?  Heh?  OI OOOO OIIII TEME!! " sion berlari saat hampir saja lelaki itu melompat.  Sion memeluk erat pinggang lelaki yang hampir saja melompat tersebut. 

"Lepaskan aku! " datar lelaki itu

"Cotto mate!  Oi kalau punya masalah jangan ambil jalan instan dong! " sion terus memeluknya. 

"Kau!  Ini bukan urusanmu lepaskan! " namun sion tetap memeluknya membuat lelaki itu mulai kesal.  Dia membalik badan dan berniat mendorong sion namun dengan cepat sion menarik kepala lelaki itu hingga dahi mereka bersentuhan. 


"Huh? " bingung sang lelaki

"Tenanglah orang idiot" ucap sion laku dengan perlahan mengusap pipi lelaki itu.  Bisa di rasakan tangan hangat yang menyentuh pipinya membuat dirinya seperti merasakan perasaan yang hilang. 

Dengan pelan sion menarik lelaki itu hingga mereka kini duduk di pinggir pagar.  Sion melepaskan tangannya lalu menghekah nafas. 

"DASAR BODOH OTAK UDANG!!!  APA APAAN KAU INI JANGAN BUNUH DIRI BEGITU DONG!  NYAWA ITU CUMAN SATU MAHAL,  SNAGAT MAHAL! JIKA PUNYA MASALAH SELESAIKAN BUKAN MENGAMBIL JALAN INSTAN SEPERTI CUP RAMEN YANG TINGGAL SEDUH! " seketika semua orang berhenti melihat sion marah dengan heboh dan emosi yang meledak - ledak. 

Pria yang ada di depannya seketika kehilangan kata - kata tidak tahu harus bicara apalagi.  Menyeramkan itulah yang ada di benak nya saat ini.  Setelah beberapa menit akhirnya sion mulai tenang dan tidak membantai dengan kata - kata lagi. 

"Aku tidak punya tujuan,  semua yang ada di sisiku menghilang satu persatu.  Orang yang harusnya ku ikuti dan membantuku menemukan jalan telah tiada.  Ne ne apa gunanya aku hidup jika aku tak punya tujuan yang jelas? " tanya pria itu

"Heh?  Perang batin huh?  Ah watasi sion desu.  Aku tidak tahu seberapa parah masalahmu,  kau mirip sekali dengan orang yang aku temui beberapa hari lalu.  Kalian berdua sama - sama punya mental yang buruk" kata sion menatap langit

"Mental yang buruk? " tanya pria itu

"Hai,  orang kuat itu banyak,  orang yang bisa membunuh jutaan orang banyak.  Bahkan orang yang tak terkalahkan juga banyak.  Tapi orang dengan mental yang kuat, tidak lah banyak.  Mental yang kuat juga tidak bisa kau dapatkan hanya dengan sekali percobaan.  Setidaknya,  kau harus mengalami masalah berat sejak kecil dan berusaha meneguhkan hati dan itu akan membentuk mental mu.  Ya bisa juga gagal jika saja kau lemah wahhahahahh...... " tawa sion

Mendengar penjelasan itu lelaki yang duduk di depan sion seketika termenung.  Mentalnya,  ya mentalnya tidak lah baik,  dia merasa jika dirinya sangat mudah di hasut dan di ajak ke jalan yang salah.

"He?  Sudah merenungnya? " tanya sion

"Hum? " lelaki itu bingung

"Ah...  Ayo aku akan mentraktir mu makan " sion dengan santai menarik tangan lelaki itu mengajaknya ke tempat makan.  Seketika entah kenapa jantung pria itu berdebar sangat cepat hingga rasanya ingin meledak. 








Skip



Zen sedang terpojok sekarang, bagaimana, bagaimana bisa dia bertemu dengan anak moebius di saat yang sangat tidak pas ini. 

"Kau!  Si cecunguk yang bersama dengan gadia sialan itu kan?!  Temera!  Mana si wanita ja*l*n* itu! " zen bergidik ngeri saat melihat wajah lelaki yang ada di atasnya. 

"Ano...  Sion sedang ada urusan, jika kalian mau bertemu kalian bisa mencarinya besok" kata zen namun bukannya mendengarkan mereka malah menginjak kaki zen hingga terdengar seperti sebuah ranting yang patah. 






"Akh!!!!! " zen tak menyangka jika di pukul dan di hajar akan sesakit ini. 

"Baiklah sepertinya membuat mu babak belur akan membuat gadia itu datang! " zen berdoa pada tuhan agar sion atau siapa pun datang. 











"Tidak boleh kroyokan lo" sebuah suara membuat semua abak moebius menoleh.  Di depan sana ada mikey dan anak touman.  Lalu yang bicara adalah emma. 

"Kisama!  Touman! " teriak salah satu dari mereka

"Lepaskan zen maka semuanya akan berakhir " ucap draken

"Anak ini? " semuanya menyeringai lalu menarik zen dan melayangkan tendangan ke perut zen hingga terbatuk. 






"Horayo?  Akan aku buat dia jadi samsak"semua anak moebius tertawa membuat anak touman langsung mengepalkan tangannya. 

Zen sudah sekarat di antara mereka dengan kepala di injak.  Takemichi berusaha menghubungi sion bagaimanapun anak itu juga harus tahu ke adaanya. 









Bhug







"Temera! kalian  Ingin mati! " bukan suara itu bukan dari anak touman.  Bukan dari mikey ataupun draken.  Di depan sana seorang gadis dengan aura gelap menatap datar ke arah semuanya.

"Hoho gadis pemberni sudah datang" salah satu dari anak moebius yang merupakan petinggi tertawa mencemooh. 

"Sion! " teriak takemichi

"Sion jangan coba - coba melawan mereka " kata mitsuya






"Zen?  Zen?  Kalian membuat zen ku seperti itu? " sion menatap datar ke arah zen. 

"Tentu dia samsak tinju yang bagus " ucap salah satu anak moebius meremehkan.




Bhug!!!!



"HAAAA!!! " semuanya berteriak saat hanya sekali pukul pria yang tertawa itu langsung terkapar.  Mikey merasakan hal aneh hal yang menyeramkan. 




"Hah?  Sate?  Bagaimana aku harus membunuh kalian semua? " sion



















Tbc

Aduh?  Mbak sion ngamok gimana ini? 

Isekai! || tokyo revengers ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang