Part 10

380 49 9
                                    

Sowon baru pulang sekitar jam 3 pagi, saat dia sampai dikamarnya ternyata Yuju berada disana dan membuatnya bingung.

"Kenapa disini?."tanya Sowon

"Aku menemani dan memastikan eomma tidur lagi, karena tadi dia tertidur di sofa. Entah menunggu apa."jawab Yuju sedikit menyindir

Sowon terlihat merasa bersalah, "Mianhae."sesalnya

"Kenapa minta maaf padaku?. Appa aneh."ujar Yuju dan pergi.

"Mereka pasti marah padaku."

"Mianhae Sinbi-ya."

S
K
I
I
P

"Eomma, kenapa eomma selalu baik pada appa? Padahal dia jarang bersama kita. Dia juga menyebalkan"

"Menikah itu seni mengalah, sayang."

"Engg, aku tidak mengerti."

"Kau akan mengerti kalau sudah menikah nanti. Dan lagipula ayahmu jarang bersama kita karena dia bekerja untuk kita."





Sinbi terbangun, dia melihat ke sebelahnya dan seketika merasa sedih. Sepertinya Sowon tidak pulang kemarin. Dia akan menemuinya ke kantor hari ini.

Tangannya mengeserkan sedikit jam yang berada di nakas.

"Jam 9, astaga."kagetnya karena kesiangan, "kenapa anak-anak tidak ada yang membangunkan?. Jangan-jangan mereka kesiangan juga."paniknya

Sinbi mengikat rambutnya asal dan keluar kamar dengan tergesa.

"Ahjumma bereskan saja yang lain, kamar anak-anak pasti berantakan. Aku ingin memasak sendiri untuk istriku."

Sinbi memelankan langkahnya ketika dia mendengar suara Sowon di dapur. Dia memberi kode pada pembantunya agar segera pergi dari sana.

Pembantunya yang mengerti akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua.

Sinbi terdiam sebentar ketika dia di belakang suaminya yang masih sibuk memasak.

"Menikah itu seni mengalah."

Sinbi teringat kata-kata mendiang ibunya, dan kali ini memang dia harus mengalah. Tangannya perlahan meraih tangan kiri Sowon yang bebas dan memeluknya.

Sowon sempat kaget tapi melihat Sinbi yang memeluknya dia langsung tersenyum.

"Tadinya aku akan mengejutkanmu, tapi akhirnya jadi aku yang terkejut. Tidurmu nyenyak?."

"Aniyo, nan bogoshipo."

Sowon mematikan kompor dengan tangan kanannya. Dia lalu mengusap kepala Sinbi, dan kemudian membawa Sinbi ke dalam pelukannya.

"Nado bogoshipo."

Sinbi terdengar terisak, dia menangis karena merindukan Sowon, seperti bukan dirinya saja. Semenjak hamil dia memang menjadi lebih sensitif dan gampang menangis.

"Waeyo?, uljima."Sowon bingung

Sinbi memeluk Sowon lebih erat, dan membuat Sowon terkekeh pelan.

"Kita cuci muka dan sarapan."

Sinbi mengangguk, dia melepaskan pelukannya tapi tangannya tak melepaskan tangan Sowon.

******

"Miss Angela masih sakit, jadi kita hanya diberikan tugas mengerjakan soal-soal di halaman 253-255."jelas Eunha saat membagikan buku tugas dibantu salah satu temannya

Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang