"Gomawo Sowon-ssi... aku tidak tahu harus berterimakasih seperti apalagi kepadamu."
"Tidak perlu seperti itu Sujeong-ah. Aku hanya sedikit membantu. Dia yang hebat dan tetap bertahan sampai akhirnya bisa sadar."
Sujeong menoleh sebentar pada Sowon dan kemudian kembali melihat sahabatnya yang sekarang sudah tertidur lagi setelah beberapa menit lalu dokter memberinya obat.
"Yuna sangat menyesal karena sudah meninggalkan kalian."
"Aku tidak ingin mendengar hal itu lagi. Mari kita lihat ke depan saja."
"Meskipun Yuna sudah melewati masa kritisnya sekarang. Penyakitnya tidak akan sembuh begitu saja. Bisakah kau mengabulkan permintaannya satu kali saja."
"Aku sudah membolehkannya tetap disisi anak-anak."
"Aku mungkin akan terdengar serakah. Tapi ini satu-satunya cara agar aku bisa membawanya pulang, dan kami bisa melanjutkan pengobatan yang tertunda."
Sowon masih terdiam, dia sebenarnya tahu apa yang diinginkan Angela. Tapi itu tidak mungkin, dia tidak ingin kedua anaknya terluka.
"Aku tidak yakin bisa mempertemukan mereka sebagai ibu dan anak. Mereka tidak ingat apapun, yang mereka tahu hanya ibu mereka sudah meninggal."
Sujeong menghela nafasnya, dia baru datang tadi siang dan langsung ke rumah sakit setelah menelepon Sowon. Dan ini juga sudah terlalu jauh, mereka tidak mungkin terus merepotkan Sowon.
"Karena kau sudah berada disini, aku tidak akan menjaganya lagi. Aku harus bersama keluargaku."
Sowon sadar sudah mengacuhkan keluarganya semenjak pihak rumah sakit meneleponnya dan mengabari tentang Angela. Mengingat mantan istrinya itu tidak memiliki keluarga di Seoul, dia menjadi kasihan dan akhirnya menjaganya.
Sowon mencoba menjalankan handphone, tapi karena memang baterai-nya habis, dia jadi tidak bisa menyalakannya.
"Jam berapa sekarang?."tanya Sowon
Sujeong melihat jam tangannya "Jam 4.""Astaga, apa Sinbi masih disana?."gumam Sowon
"Sujeong-ah, aku harus pulang."
Sowon keluar dari ruangan itu dan berlari menuju mobilnya. Dia kembali ke rumah sakit, tempat Sinbi check up. Tapi dia merutuki dirinya langsung ketika mendapati tempat itu sudah kosong dari para pasien.
"Sinbi bukan wanita lemah, dia pasti pulang sendiri. Kami pasti akan bertengkar lagi."pikirnya "Pabo... Sowon pabo."
Sowon sampai dirumah, mobil Yerin terlihat terparkir di halaman depan. Lengkap sudah kesialannya hari ini, Yerin pasti akan memarahinya.
"Sinbi-ya..."
Sinbi tersenyum pada Sowon, itu membuatnya semakin bergidik ngeri.
"Selamat datang."sambut Sinbi
"Sinbi-ya aku..."
"Tidak usah dibahas. Pekerjaanmu pasti sangat penting. Aku tidak apa-apa."
Yerin duduk di sebelah Sinbi dan tersenyum sinis pada kakaknya. Seandainya tidak ada Sinbi, dia pasti sudah menghajar Sowon saat ini.
"Oppa, aku tidak enak badan. Kalau oppa lapar pesan saja makanan. Tadi juga aku sudah memberitahu anak-anak untuk membelinya saat pulang sekolah.
Tugas memasak dirumah dipegang oleh Sinbi, karena memang dia yang menginginkannya. Sedangkan tugas rumah yang lain selalu ahjumma yang melakukannya.
"Lalu kau sudah makan? Mau aku pesankan sesuatu?."
"Aku sudah makan bersama Yerin tadi. Aku masih kenyang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mother
RandomKim Sowon, duda tampan yang memiliki dua anak dan baru merasakan kembali cinta setelah hampir 10 tahun. Hwang Sinbi, wanita muda yang tak pernah menduga akan jatuh cinta pada pria yang 12 tahun lebih tua darinya. Sinbi menjalani hidup yang keras sej...