Part 19

386 57 12
                                    

Sowon memang ingin menyusul tapi bukan berarti dia pergi malam itu juga. Ini bahkan sudah lewat 3 hari sejak dia berteriak ingin menyusul mereka. Dia ingin pergi, tapi dia takut Sinbi tidak akan menerimanya. Takut penolakan yang akan dia terima.

"Kamjagiya..."kaget Jisoo saat masuk ke ruangan Sowon, dan melihat penampilan boss-nya yang berantakan

"Ada apa dengan wajahmu?."tanya Jisoo setelah menetralisir jantung-nya

"Jisoo-ya, apa kau melihat postingan Umji?."

"Memangnya apa yang anak itu posting , sampai kau begini?."

"Banyak yang dia posting. Dan anak-anakku juga terlihat baik-baik saja dengan hal itu."

"Kau ini bicara apa sih? Tidak masuk akal?."

"Lihat saja sendiri."

Jisoo duduk di depan Sowon, dia membuka instagramnya dan melihat postingan Umji. Tidak ada yang aneh, hanya photo liburannya bersama si kembar, dan satu orang pria yang Jisoo anggap sebagai teman Umji.

"Tidak ada yang aneh, mereka hanya liburan."

"Lihat lebih teliti."

Jisoo memperhatikan salah satu foto lebih seksama. Dan dia menemukan di belakang mereka, Sinbi sedang berjalan dengan seorang pria. Di photo lainnya juga ada Sinbi dengan pria itu, entah itu sedang duduk berdua, makan, atau sedang menertawakan sesuatu, pokoknya terlihat mesra bagi Sowon.

"Pria ini mungkin 2 atau 3 tahun lebih tua dari Sinbi. Mungkin..."

"Namjachingu..."ucapan Jisoo terhenti karena Sowon melemparinya dengan proposal yang berada di meja.

"Sinbi tidak mungkin selingkuh dariku."

"Aku kalau jadi Sinbi akan lebih memilih pria ini. Daripada suami tua, posesif, kurang jujur, suka seenaknya, duda beranak dua..."

Ucapan Jisoo terhenti lagi karena Sowon melemparinya lagi.

"Cemburuan, Tempramental..."

"Yakk, aku tidak pernah mengasari Sinbi."

"Secara fisik tidak, tapi omonganmu bagaimana?."

"Aku hanya... lupakan!, keluarlah!."

"Jam 10 nanti kita ada meeting, jadi rapihkan dirimu. Jangan menakutkan seperti itu. Pasti karyawan akan takut melihatnya."

"Terserah wajahku!!."

******

"Eomma hari ini tidak ikut, masih capek."

Anak-anak tampak kecewa, tapi memang kandungan Sinbi yang sudah masuk minggu ke-33 sudah termasuk rawan. Mereka harus memahaminya.

Anak-anak sudah pergi, Hyukjae sudah ke toko, hanya ada Hyoyeon dan Sinbi di rumah. Setelah pekerjaan rumah selesai, mereka bersantai sambil menonton tv.

Hyoyeon menaruh strawberry yang sudah dia cuci di atas meja.

"Strawberry dari siapa?."
"Moonbyul."
"Akhh..."

Sinbi sebenarnya sedikit tidak enak ketika Moonbyul banyak memberinya makanan. Bahkan kemarin dia dan anak-anak menumpang mobil Moonbyul untuk jalan-jalan.

"Dia sepertinya masih menyukaimu."
"Aku masih bersuami, dan akan punya anak ketiga. Mana mungkin."
"Bisa saja itu terjadi. Kau bahkan cantik seperti ini, orang-orang tidak akan peduli dengan hal itu."
"Imo... jangan membuatku lupa diri."
"Imo berkata jujur."

Mereka menonton dalam diam, sesekali tertawa bersama ketika ada yang lucu. Mata Sinbi terkadang memeriksa handphonenya, berharap Sowon meneleponnya. Tapi itu tak pernah terjadi. Setelah hampir sebulan tinggal disini, Sinbi mengaktifkan handphonenya seperti biasa. Notifikasi orang-orang yang mencarinya bermunculan. Tapi Sowon hanya menghubungi beberapa kali di awal.

Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang