Part 23

437 60 31
                                    

Umji membuka pintunya setengah malas,"Apalagi drama yang dilakukan kakakku?."tanyanya malas
"Ini bukan drama Umji-ya. Ini nyata, cepat ganti bajumu kita harus segera ke rumah sakit."ujar Eunha
"Eunha kenapa kau sejauh ini membantunya?."Umji masih tak percaya
"Yakk, kalau ini main-main, aku tak akan pernah mau kesini. Biar Yuju saja yang jadi teman main eomma."kesal Eunha

Umji tahu kalau Eunha tidak berbohong kali ini. Umji ke dalam, berganti pakaian dengan yang lebih pantas. Pakaian hangat juga.

******

"Kau datang, syukurlah. Temani eonnimu di dalam."sambut Sowon "Aku masih harus mengurusi administrasi."tambahnya dan pergi bersama Eunha

Eunha tidak akan percaya kalau ayahnya dibiarkan sendiri, pasti akan ada hal ceroboh lainnya terjadi.

"Eonni."cicit Umji saat melihat kakaknya yang masih menahan sakit
"Kau datang? Kemarilah."
"Eonni mianhae."
"Gwaenchana. Tanganmu. Mana tanganmu."

Umji tanpa banyak bertanya lagi langsung mengenggam tangan kakaknya.

"Eomma..."
"Yuju juga disini... ada apa dengan wajahmu?. Bukannya tadi kau kesal pada eomma. Jangan sedih."hibur Sinbi
"Eomma..."

Yuju mendekati bangsal di sisi lain berhadapan dengan Umji, dia setengah berdiri lalu menyenderkan kepalanya di kasur itu. Tangan kiri Sinbi yang bebas bergerak mengusap rambut Yuju.

Sedangkan Umji masih berdiri mematung disana, tangannya mengenggam tangan kanan Sinbi cukup erat

"Maaf kalau eonni tidak bisa mengenggam tanganmu lagi nanti."sesal Sinbi
"Eonni jangan bicara ngawur."Umji tidak terima

"Yuju-ya. Maaf kalau nanti eomma tidak bisa menemanimu lagi. Jangan benci eomma dan adikmu, ne?."
"Eomma, jangan bicara seperti itu."

Sinbi tersenyum lembut pada mereka.

Sowon dan Eunha datang.

"Dokter belum kesini menjemputmu?."tanya Sowon
"Aniyo, oppa akan menemaniku?."
"Oppa sudah meminta, semoga saja diijinkan."
"Bisa tinggalkan aku dan Eunha sendiri."

Sowon membawa Umji dan Yuju keluar dari sana, meskipun harus sedikit memaksa. Sedangkan Eunha sudah mendekati Sinbi.

"Boleh eomma mengenggam tanganmu lagi?."pinta Sinbi

"Tidak boleh?."tanya Sinbi lagi memaklumi, mereka memang semakin dekat sekarang, tapi Sinbi dan Eunha masih saling memiliki batasan, bisa dihitung pake jari, berapa kali mereka berpegangan tangan.

Tangan Eunha terulur dan mengenggam tangan Sinbi.

Sinbi tersenyum karena merasa kekuatannya sudah penuh sekarang.

"Kau tahu, kita sedikit mirip. Kau melakukan segala cara untuk melindungi adikmu. Aku juga melakukan hal itu, dan membuat Umji di atas segalanya dalam hidupku. Tapi setelah aku menikah, posisi kalian juga berada di tempat yang sama dengan Umji. Maaf karena dulu sempat memberi kesan yang buruk padamu."

Eunha mengeleng, "Bukankah aku yang anak nakal?."
"Kau hanya terlalu menyayangi ayahmu, dan takut dia terluka. Aku memaklumi itu."balas Sinbi

Mereka tak bicara lagi, hanya saling mengenggam dan itu membuat Eunha menyadari sesuatu.

"Kalau ada kesempatan, ayo kita pergi berdua saja."ajak Sinbi
"Lalu bagaimana appa dan adik-adikku?."
"Biarkan mereka kelimpungan sesekali."
Eunha terkekeh membayangkan wajah panik ayahnya dan Yuju. "Ayo kita lakukan itu."
"Bisa panggilkan lagi Umji kemari, eomma ingin bersamanya sampai dokter datang."

Eunha mengerti kalau Sinbi ingin bersama Umji lebih lama.

Eunha keluar dari sana dan memanggil Umji. Tapi dia menahan Yuju untuk tidak masuk.

Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang