Part 24

474 58 5
                                    

Lim sudah menunggu di gerbang sejak jam sekolah usai. Dia sudah berjanji pada Eunha akan menghabiskan akhir pekan bersama.

"Kenapa kau disini?."tanya Yuju
"Menjemput kekasihku, adiknya, dan juga bibi-nya."jawab Lim

"Jinjja... menganggu mood-ku saja."keluh Yuju

"Oppa, kita ke apartement Umji sebentar. Mengambil baju ganti, dan beberapa buku untuk hari senin nanti."
"Oke."

Eunha dan Lim tak malu bergandengan tangan di depan orang banyak. Meskipun banyak yang memandang aneh, bahkan merendahkan pada Eunha. Mereka berdua tak peduli dengan omongan orang lain. Tapi Yuju sangat peduli, dia bahkan tak segan memukul orang yang mengatai kakaknya. Seperti sekarang saja, tatapan matanya lebih galak pada orang-orang yang memandang rendah kakaknya.

Sesampainya di rumah.

"Mobilmu kemana hyung?."
"Masih di bengkel."
"Lain kali jemput kakakku pakai mobil atau kendaraan lain. Aku tidak mau kau membawanya menaiki kendaraan umum."

Yuju memarahi Lim karena dia tidak terima orang-orang memandang rendah pada kakaknya.

"Yuju-ya..."panggil Eunha

"Aku mau tidur saja... tidak ada yang namanya menonton sampai pagi di hari libur!. Dan kau pergilah!."kesal Yuju dan mengusir Lim

"Yuju-ya..."panggil Eunha lagi

Yuju tak mengubris perkataan kakaknya dan pergi.

"Mianhae..."sesal Eunha
"Tidak perlu minta maaf. Aku yang salah karena membuat Yuju tidak nyaman."

"Duduklah oppa, aku buatkan minum."
"Sebaiknya aku pergi saja, babe."
"Hajima. Biarkan saja Yuju. Nanti dia akan baik lagi dengan sendirinya. Emosi nya sedang tidak stabil saat ini. Apalagi eomma tidak ada, tidak ada yang mengontrolnya."

Umji berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Pintu kamar Yuju terbuka sedikit. Yuju sudah berbaring, tapi dia terlihat memukul-mukul bantal seolah melampiaskan emosi-nya. Umji terkekeh melihat itu, dan berlalu ke kamarnya.

Setelah berganti pakaian, Umji keluar lagi dari kamar. Yuju sedang mengintip kakaknya dan Lim di dapur. Umji yang melihat itu membawanya ke halaman depan, mereka duduk disana, Yuju masih enggan bicara.

"Aku tahu perasaanmu. Kau pasti kesal dengan tatapan orang-orang yang merendahkan kakakmu hanya karena dia jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan pria yang lebih dewasa."

Yuju tertunduk malu karenanya, mereka diam dan menatap bulan dan bintang yang bertebaran di langit.

"Sebenarnya aku juga tidak setuju kakakku menikah dengan pria yang lebih dewasa. Tapi aku tak tega membuat eonni sedih, dan akhirnya membiarkan mereka menikah."

"Bukannya kau sangat dekat dengan ayahku dulu?."
"Meskipun dekat, tapi aku tak pernah berpikir dia akan menjadi kakak iparku. Dia seorang paman yang baik, dan juga lebih pantas menjadi ayahku. Tapi realita berkata lain dan lihat kita sekarang."

"Pasti berat menerima posisimu.."

"Aku banyak bertingkah pada kakakku sejak dia kembali kesini karena iri."

"Iri? Iri pada siapa?."tanya Yuju bingung

"Pada kalian, memangnya pada siapa lagi?. Sejak berkencan lalu menikah, kakakku selalu direndahkan oleh orang-orang termasuk kalian...-"ujar Umji terpotong Yuju

"Mianhae..."sesal Yuju

"Tapi anehnya, demi cinta. Dia malah kembali pada kalian. Aku benci itu. Dan..."Umji melanjutkan

Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang