Part 16

382 58 11
                                    

Minggu depan datang lebih cepat... happy reading guys... 😁




Sinbi bangun terlalu siang, setelah duduk beberapa saat. Dia langsung keluar kamar.

Hyoyeon terlihat sibuk di dapur.

"Imo, mianhae. Aku sudah menumpang, tapi malah bangun kesiangan."

"Gwaenchana Sinbi-ya. Tidurmu nyenyak?."tanya Hyoyeon
"Ne."

"Duduklah, sarapan."

Sinbi menurut, dia sarapan dalam diam. Meskipun ahjumma sering memasakannya makanan. Tapi masakan seseorang yang dia anggap ibu pasti terasa berbeda.

Hyoyeon duduk disebrang-nya. Dia tersenyum melihat Sinbi yang makan dengan lahap.

"Nanti sore, kita ke dokter."
"Aku baik-baik saja. Imo."
"Memang kau terlihat baik-baik saja. Tapi bayi-mu?."

Sinbi refleks mengelus perutnya. Dia juga sedikit khawatir, tapi bayi-nya ini tidak rewel. Dia bahkan tidak mengalami yang namanya morning sicknes.

"Perjalanan jauh dari kota kesini pasti melelahkan. Jadi kita harus antisipasi. Aku tidak ingin kau dan calon cucu kami terluka."ujar Hyoyeon beralasan, dia sebenarnya sudah sangat khawatir sejak Sinbi meneleponnya 3 hari lalu. Jadi dia harus memastikan kondisi Sinbi dan bayi-nya baik-baik saja

Sinbi tersenyum malu karena Hyoyeon yang menganggapnya seperti keluarga. Padahal mereka sudah lama tidak bertemu, tapi keluarga ini belum berubah sama sekali.

Sinbi dan Hyoyeon mengobrol di pekarang rumah. Kebetulan cuaca tidak terlalu panas, jadi mereka bisa bersantai di luar. Hyoyeon sejak tadi terus menyodorkannya kue-kue, jadi mereka nyemil dan mengobrol terus-menerus.

"Imo, rumahku belum ditempati juga oleh pemilik barunya?."tanya Sinbi penasaran dengan kondisi rumah lamanya yang berada tepat di depan rumah keluarga Lee

"Entahlah, bulan lalu renovasi baru selesai. Tapi mereka belum melihatnya lagi. Katanya rumah ini mungkin hanya di tempati saat liburan."

Sinbi menerawang jauh melihat rumah di depannya. Itu rumahnya yang dulu. Dia ingat dulu kesulitan saat menjual rumah itu, tapi kemudian para tetangga mengumpulkan uang bersama untuk membelinya sementara waktu. Karena menunggu rumah terjual membutuhkan waktu lama, sementara dia membutuhkan uang secepatnya. Dan kelima tetangganya yang terdekat berinisiatif seperti itu. Katanya baru tahun kemarin ada pembeli yang berminat dengan rumah itu.

"Sinbi-ya, kau kah itu?."

"Oh... Moonbin-ah, kau ada disini juga?."

Pria bernama Moonbin ini mendekati mereka. Dia tak lupa membungkuk dan memberi salam pada Hyoyeon juga. Hyoyeon dengan semangat menyuruhnya duduk, dia kemudian meninggalkan mereka berdua dengan alasan membuat minum.

"Aku dapat libur dari militer, jadi aku pulang. Kau sendiri disini, ada apa?. Tidak ada masalah 'kan?."jelas Moonbin sambil bertanya

"Aku hanya ingin liburan, kehidupan di kota membuatku penat."Sinbi beralasan

Moonbin mengangguk-angguk seolah mengerti. "Hyung sudah tahu kau ada disini?."

"Aku sampai malam hari, jadi belum sempat bertemu dengannya. Bertemu denganmu saja baru sekarang, Memangnya dia disini?."

"Hyung kembali tahun lalu. Dia menggantikan appa. Lagipula disini juga semakin ramai, tidak seperti dulu. Jadi hyung sekarang nyaman tinggal disini."

"Majja, banyak orang yang tidak aku kenal menyapa kami tadi. Aku sampai dikira anak Hyo imo yang tinggal di kota."

"Kau dan Umji memang anak perempuan kami. Kau saja yang sulit mengulurkan tangan pada kami."sela Hyoyeon

Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang