Part 22

431 59 21
                                    

Eunha dan Yuju pulang sekitar jam 2 siang. Ayah mereka berada diruang tengah dan sibuk dengan tablet.

"Kalian pulang. Bertemu dengan Yuna eomma?."tanya Sowon

"Nde... kami bertemu dan Yuju menangis tadi."jawab Eunha
"Kau yang menangis."Yuju tak terima

"Well, appa harap kalian tidak menangis setelah ini. Ibu kalian menunggu di dapur."

"Apa bisa aku berganti baju dulu?."tanya Yuju berusaha kabur
"Aniya, temui dia langsung. Appa tidak mau mendengar teriakan ibu kalian."tolak Sowon

Sesampainya di dapur, Sinbi terlihat mengobrol dengan ahjumma.

"Kami pulang."
"Kalian pulang, duduklah dan makan siang. Pasti capek mengejar Yuna eomma."

"Ne."sahut mereka berbarengan dengan ekspresi berbeda

Eunha masih belum mengerti dan masih terlihat ceria.

Sementara Yuju sudah ketar-ketir menunggu hukumannya, hal aneh apalagi yang harus dia lakukan?. Selama tiga bulan ibunya pergi, dia bebas dari hukuman. Kalau sudah seperti ini ada rasa sesal kenapa dia begitu menginginkan Sinbi pulang.

Sinbi duduk di depan si kembar yang masih makan. Ahjumma tiba-tiba menyimpan 2 timbangan dan gula pasir di meja, satu timbangan di depan Eunha, dan satunya lagi di depan Sinbi.

"Eomma akan membuat kue?."tanya Eunha bingung

Makanan mereka sudah habis, tapi Sinbi tidak membiarkan mereka pergi begitu saja.

"Apapun alasannya, yang namanya membolos tidak bisa dibiarkan. Kalian harus di hukum."ujar Sinbi mengawali

"Aku sudah menduga ini. Apalagi yang harus aku lakukan?."tanya Yuju
"Sampai jam 8 malam, hitung berapa kali ahjussi menguap."jawab Sinbi
"Tapi eomma ini baru jam 3, dan aku harus diluar selama itu?."protes Yuju
"Sampai jam 9."Sinbi malah menambah waktunya
"Eomma..."rengek Yuju
"Jam se..."
"Arra, aku akan melakukannya."

Yuju mengambil satu buku dan pulpennya dari tas, dia lalu pergi keluar.

"Apa hukumanku membantumu membuat kue?."Eunha mencoba menebak
"Anni, takar gula pasir ini dalam kelipatan 10, sampai 100."jelas Sinbi
"Jadi harus 10-20-...100, gitu?."tanya Eunha lagi
"Ne."

Eunha merasa hukumannya mudah tapi... "Eomma, kenapa ini ditutupi selotip hitam?. Darimana aku tahu berapa beratnya?."protes Eunha

"Kira-kira saja, kalau sudah selesai berikan pada eomma, eomma akan mengechecknya di timbangan yang ini."balas Sinbi santai

"Bagaimana bisa?."keluh Eunha

"Umji bisa melakukannya. Kau lebih jenius dari adikku, 'kan?. Kau pasti bisa."balas Sinbi lagi

"Oppa, dimana tabletku?."seru Sinbi

Sowon menghampiri istrinya dan memberikan tabletnya.

"Mau main apa?."tanya Sowon

"Mencoba lampu cctv yang baru."jawab Sinbi

"Lampu cctv, memangnya ada yang seperti itu?tanya Sowon lagi penasaran, dia kemudian duduk di sebelah istrinya
"Sekarang jaman sudah canggih oppa. Masa kau tidak tahu?. Perusahaanmu bergerak di bidang properti, astaga."omel Sinbi
"Ayo tunjukan padaku."

Sowon malah bermesraan dengan istrinya di depan sang anak yang sekarang mulai kesusahan. Membuat Eunha semakin kesal saja.

Layar tablet itu menunjukan taman depan rumah mereka, disana juga terlihat Yuju yang sedang duduk sambil memperhatikan pos security dengan seksama.

Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang