TPA •TWENTY-SIX•

2K 117 17
                                    

Playlist: Falling By Harry Style


Sore harinya Theodore yang mendengar bunyi pintu apartemennya yang terbuka langsung menolehkan kepalanya menatap sang pelaku, ia segera mendirikan tubuhnya dan menghampiri orang yang telah membuka sekaligus memasuki panthousenya. "Papà_"

Bugh!

Tubuh Theodore terjerembab begitu saja saat kepalan tangan Alfonzo tepat mengenai rahang kirinya. Pria itu menatap Papà-nya penuh tanya dengan kerutan di dahinya yang menandakan ia kebingungan. Hingga Alfonzo mendirikan tubuh Theodore secara paksa dan memepetkan tubuh putranya itu ke tembok seraya mengurungnya dengan lengan. "Apa yang sudah kau lakukan Theo?! Papà hanya meminta kau untuk menjaga Cheryl!"

"Pa, aku minta maaf soal pagi tadi. Sungguh itu tak terduga, aku sudah meminta bodyguard menjaga Cheryl, tapi mereka tak lapor kalau Cheryl akan ke kantor Ala. Dan penyerangan itu terjadi" ujar Theodore berupaya menjelaskan duduk permasalahannya.

"Tetap saja! Harusnya kau aman kan adikmu terlebih dahulu sebelum bertindak! Bagaimana bisa kau justru melindungi Alaizya!"

Theodore mendongakkan kepalanya, ia tak menyangka Alfonzo selaku Papà-nya akan mengatakan hal tersebut, Alfonzo yang mengerti arti tatapan putranya pun melepaskan tubuh Theodore. "Dengar Theo, kau atau Alaizya tak memiliki kematian di langkahmu, maksudku kalian normal tapi Cheryl tidak, ia mengalami gangguan itu Theo, dan kau tau betul apa akibatnya jika sampai Cheryl tak mampu menghadapi mentalnya."

"Maafkan aku sekali lagi Papà, aku berjanji akan lebih ketat menjaga Cheryl."

"Kau hanya akan menjaganya dua minggu Theo, dan ku harap kau tak mengecewakan ku lagi."

"Ya Papà, maafkan aku"

"Sekarang dimana ia?"

"Di kamar, dia baru bangun dua jam lalu dan sekarang kembali tidur setelah aku mencampurkan obatnya di bubur yang ia makan" terang Theodore, memang Cheryl tak bisa meminum obat secara langsung karena ia beranggapan ia baik-baik saja jadi menurutnya ia tak butuh obat penenang itu jadi Theodore ataupun Gia akan menambahkan obat-obatan untuk Cheryl melalui makanan yang akan gadis itu makan.

"Dia tidak_"

"Tidak Pa, dia masih mengingat kita dengan baik."

"Syukurlah."

Alfonzo menepuk bahu putranya dua kali lalu merangkul pundak Theodore dan berjalan beriringan memasuki pamthouse Theodore, tak lama langkah kaki terdengar di belakang pintu dan kedua pria di ruang tengah sama-sama menatap ke ambang pintu hingga menemukan Gia berdiri dengan napasnya yang tersenggal. "Mom?" Theodore memanggil Gia, wanita itu pun segera mendekati putranya dan menatap ke sekitar panthouse untuk mencari sosok putrinya yang menjadi alasan ia segera datang dari Manila.

"Dimana Cheryl? Mommy sampai pulang dengan jet Papà untuk segera menemui kalian. Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?"

"Mom, tenanglah Cheryl baik dia sekarang sedang tertidur di kamarnya. Baru saja." jelas Theodore yang langsung membuat Gia menghembuskan napasnya lega.

"Astaga" Gia mendudukkan tubuhnya yang lemas tepat di samping Theodore dan menumpukan kepalanya di pundak kanan pria yang menjadi suaminya itu.

Alfonzo mengusap lembut rambut Gia kemudian mencium kepala istrinya lembut. "Kau tinggalkan seminar mu di Manila?"

"Ya, aku langsung menghubungi Russell untuk menjemputku"

"Kau sangat menghawatirkannya?"

"Tentu, dia putriku" Gia meraih gelas dan meminum air putih hingga saat ia menatap Theodore matanya menajam melihat sudut bibir putranya yang ternoda oleh darah.

THE PRINCIPESSA MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang