TPA •THIRTY-FOUR•

1.8K 136 28
                                    

Playlist: Someone You Loved By Lewis Capaldi


Note: Maaf banget, maybe abis ini aku bakal lama update karena tangan agak sakit, dan ini juga lago ati-ati make tangannya, so. Draft ini terakhir sebelum aku agak lama up... Maaf ya...




  Theodore menatap Axalion dengan tatapan penuh keingintahuan, ia bahkan semakin mendekatkan tubuhnya dengan Axalion. "Katakan apa yang bisa aku lakukan Axa?" tanya Theodore diangguki oleh Axalion.

"Mungkin semua orang tak mrngetahui bahwa putra Alfonzo mampu meretas jalur penerbangan, right?"

Evander yang semula tengah meminum wine lantas menghentikan kegiatannya dan beralih menatap Theodore. "Kau bisa meretas jalur penerbangan?!" desis Evander tak percaya.

"Bagaimana kau bisa mengetahui tentang itu?" tanya Theodore pada Axalion.

"Hell Theo, aku bahkan bisa mengetahui masa kecilmu yang begitu brutal" balasnya dengan alis yang terangkat satu.

"Kau memata-mataiku?!" sentak Theodore tajam.

Dan sungguh sifat tenang Axalion yang justru meminum whiskey di tangannya membuat Evander kesal. "Jawab dia Axa?!" sentak Evander yang juga kebingungan mengenai pengetahuan Axalion tentang Theodore yang bahkan ia pun belum tau.

"Dengar, mencari tau mengenai dirimu adalah hal yang sangat mudah Theodore, aku bahkan tau kau hampir dikeluarkan dari junior high school karena membuat lima orang babak belur di halaman belakang sekolah hanya karena mereka tak memberikanmu uang, right?"

Wajah Theodore sudah memerah menahan malu, Hell! Bukankah Papà-nya telah menutupi masalah ini mengapa Axalion bisa sampai tau?!

"Jangan salahkan Papà mu Theo, aku hanya meretas data pendidikanmu" ucap Axalion dengan menyuapi steak ke dalam mulutnya, sungguh ia tak perduli dengan Theodore yang terlihat menahan malu saat ini.

"Lupakan, katakan apa yang bisa aku lakukan?" ucap Theodore menutup topik masalah pribadinya dan menggantinya dengan yang lebih serius, mengenai Alaizya.

Axalion mengangguk menyetujui ucapan Theodore, pria itu menghentikan acara makannya dan mengelap mulutnya sebentar dan meminum whiskey, setelah itu ia mentap Theodore. "Retas data penerbangan pada malam itu di sekitar gedung, cari di radar penerbangan juga. Pastikan kau dapatkan informasi mengenai rute helikopter itu dan temukan di mana ujung atau titik awalnya sebelum gedung" ucap Axalion dengan tegas.

Theodore mengangguk paham. "Fine, aku akan mencari tau"

"Lalu aku?" tanya Evander.

"Kau akan dapat tugasmu setelah Theodore mendapatkan hasilnya"

"Fine" Evander menganggukkan kepalanya dan dengan ucapan lembutnya ia menatap Axalion. "So gentleman, bisa kita bicara hal lain selain ini? Aku sungguh bosan"

"Fine" balas Axalion disambut dengan anggukan dari Theodore.

Ditengah obrolan mereka yang terus berlanjut, manik Theodore tak sengaja menemukan seorang gadis yang tengah menatapnya tajam dan gadis itu menggunakan topeng berbulu yang menutupi sebagian wajahnya tapi percayalah Theodore melihat tatapan tenang bermanik biru seperti yang selama ini ia rindukan, tanpa mengucapkan apapun ia langsung mendirikan tubuhnya untuk menyusul gadis yang bertopeng tadi, ia tak memperdulikan ucapan Evander maupun Axalion yang menanyainya hendak kemana, karena gadis di depannya semakin berjalan cepat keluar dari area ballroom pesta.

Brak!

"So-sorry Sir" Theodore menatap pelayan yang baru saja menabraknya, dengan kemarahan di ubun-ubun, Theodore akan menyumpah serapahi pelayan tadi tapi Thomas terlebih dahulu datang. "Sir, anda baik-baik saja?"

THE PRINCIPESSA MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang