TPA •FOURTY-FOUR•

1.7K 115 5
                                    

Playlist: Treat You Better By Shawn Mendes


Evander menggelengkan kepalanya. "Kenapa Daddy tak bicara?"

"Daddy ingin kau lebih bisa mengontrol dirimu dan kau kini bisa lakukan itu Evan."

"Sejak kapan Daddy menyamar?"

"Sejak Daddy mendengar Regnarok yang kembali beroperasi di bawah kepemimpinan mu, awalnya Daddy takut kau akan menyerang orang lain tapi nyatanya kau bisa menangani mereka dengan baik."

"Dad."

"Daddy tak bisa membantumu seperti Grandpa Jacob dan Axalion, tapi Daddy hanya memberikan akses untukmu dan membuat jalanmu lebih mudah."

"Dengan?"

"Daddy mengatur kepergian mu dan tim mu berpindah dari satu tempat ke tempat lain hingga musuh tak menyadari pergerakan kalian, dengan kata lain Daddy membuat kalian tak terlihat di satelit dan kalian bisa bebas kemanapun saat itu, benarkan?"

Evander memang merasa jalannya sangat mudah, jujur saja selama ia menjalankan misi dengan Alaizya, ia selalu mendapat masalah di transportasi dan ia selalu menjadi sasaran karena sang Kakak yang akan pergi terlebih dahulu sementara dirinya yang akan pergi dengan pesawat biasa jadi terkadang ia bisa merasakan beberapa orang yang mengawasinya dan Evander bisa yakin dengan sangat orang-orang itu adalah musuh Regnarok yang menunggu waktu yang tepat untuk menyerangnya.

Leonardo mengusap bahu Evander dan menepuknya beberapa kali. "Daddy bangga padamu Evan, ku yakin kau bisa seperti Alaizya bahkan lebih. Jangan terlalu membencinya ya."

Evander mengangguk pelan dan membiarkan sang Daddy yang perlahan pergi dari hadapannya memasuki mansion meninggalkannya dengan pertanyaan yang tersisa akibat ucapan Leonardo. Jika benar Alaizya menyimpan ketakutan dimatanya, lalu apa itu! Sebab sepengetahuan Evander sang kakak tak pernah takut pada satu hal pun.

Pukul tujuh pagi, sebuah mobil berwarna silver mulai memasuki halaman mansion De Lavega dan tak lama setelah mobil itu berhenti seorang wanita dengan celana jeans sobek-sobek di bagian lutut dipadukan dengan crop top yang ditutupi oleh jaket jeans seperut keluar disusul oleh seorang pria yang berjas hitam dan bisa terlihat pria itu tampak sangat angkuh dengan wajah datarnya. Sang wanita menunggu si pria yang memutari mobil lalu mereka sama-sama memandang ke pintu utama mansion, si pria segera menggenggam tangan si wanita lalu menatap wanita itu dengan picingan mata. "Ingat Ala, jangan perlihatkan kesedihan mu kita kesini untuk mengumumkan pernikahan bukan kematian."

"Ya kematianku."

Hans berdecak kemudian menatap wajah Alaizya yang datar. "Ucapanmu itu semakin membuatmu gemas Ala."

"Shut up your mouth." gumam Alaizya geram dengan Hans yang selalu membicarakan masalah pernikahannya.

  Hans menggandeng tangan Alaizya memasuki mansion, para bodyguard sedikit menundukkan kepalanya memberi hormat pada Alaizya terlebih gadiz itu kembali untuk yang sekian lamanya. Tak lama setelah memasuki mansion Alaizya bisa melihat kedatangan sang Mommy yang berjalan cepat menuruni tangga dna memeluknya erat. Alaizya meresapi pelukan dadi Florence yang sangar ia rindukan tak terasa satu air mata mengalir tanpa bisa dicegah menuruni pipi putih gadis itu bahkan Alaizya langsung menghapusnya ia tak ingin terlihat kacau di depan orang tuanya.

"Ala, Mommy sangat merindukan mu honey, tolong jangan pergi lagi Principessa."

"Maafkan aku Mom, aku tak akan pergi lagi."

"Astaga Mommy bahagia bisa memeluu lagi Principessa." Florence segera menciumi wajah Alaizya tak bersisa, ia bahkan mengecup pergelangan tangan anaknya dan mengusap wajah Alaizya.

THE PRINCIPESSA MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang