TPA •FIFTY-NINE•

1.8K 109 7
                                    

Playlist: Rewrite The Star By Anne-Marie & James Arthur


Mendengar ucapan dengan nada lirih dari Alaizya berhasil menggugah hati Theodore yang semula mengeras. Pria itu yang semula sibuk dengan dunianya perlahan menatap ke ambang pintu dimana Alaizya berada, wanita itu terdiam dengan mata sayunya, memandang kerahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Theodore menyerah, ia tak bisa ditatap seperti itu oleh sang istri. "Fine, diamlah dan duduk." ucap Theodore dingin, pria itu segera beranjak dari posisi awalnya kemudian berjalan keluar dari ruangannya ia juga dapat merasakan Alaizya yang mengikuti langkahnya tapi Theodore tak mempermasalahkan itu, ia hanya ingin memberikan Alaizya makanan setelah itu semua selesai.

Sesampainya di kitchen set, Alaizya segera duduk di kursi tepat di samping mini bar sementara Theodore yang mulai berkutat dengan berbagai alat masak beserta bumbunya. Tiga puluh menit kemudian Theodore kembali dengan sebuah piring berisikan lasagna ditambah dengan segelas jus apel. Pria itu menatap Alaizya sekilas sebelum ia benar-benar meletakkan hasil masakannya di depan wajah sang istri. "Makanlah dan jangan bertingkah." ucap Theodore yang segera diangguki oleh Alaizya. Wanita itu segera menyantap masakan Theodore namun ia segera berhenti saat sang suami perlahan berjalan menjauhinya.

"Tunggu! Mau kemana?"

"Atas." balas Theodore singkat.

Alaizya segera bergerak ia mengikuti langkah Theodore hingga mereka sama-sama berhenti di ruang kerja Theodore, bedanya pria itu yang segera duduk di meja kerjanya sementara Alaizya duduk di sofa seraya memakan makanannya. Wanita itu sesekali melirik kearah Theodore yang terlihat sibuk di meja kerjanya, pria itu tampak begitu berbeda, dalam hati Alaizya bertanya-tanya apa lagi yang harus ia lakukan agar Theodore mau memaafkannya?

Lelah berpikir ditambah dengan perut yang kenyang akhirnya berhasil mengantarkan Alaizya ke alam mimpi, wanita itu tertidur dengan posisi duduk di sofa, Theodore yang mengetahui bahwa istrinya tak nyaman dalam tidurnya pun segera bergerak dan menggendong Alaizya untuk ia bawa dan baringkan di tempat tidurnya.

Seperti biasanya Theodore akan mengecup kening Alaizya, kemudian mengecup perut wanita itu seakan menyapa bayi kecilnya yang masih bersarang di perut sang istri. "Hallo Baby, apa kabarmu hari ini? Maafkan Papà karena Papà kau terlambat makan malam." Setelah mengucapkan itu Theodore segera mencium kembali perut Alaizya.

"Tak apa Papà."

Mata Theodore membelalak seketika saat mendengar suara halus sang istri, ia segera menatap Alaizya yang ternyata memang membuka matanya. Wanita itu tersenyum manis pada Theodore kemudian ia mengecup tangan sang suami. "Aku mencintaimu." bisiknya yang kembali memejamkan mata untuk kembali menapaki mimpinya.

Theodore terdiam, apakah Alaizya berusaha memainkannya? Kenapa wanita itu seakan tersadar tapi sedetik setelahnya ia kembali tertidur? Bukankah itu menghina Theodore? Tapi ya sudahlah mungkin Alaizya lelah, dan ia juga dapat melihat kerutan di dahi Alaizya yang tak terhapus kan setelah ia mendiami wanita itu. Theodore kembali mengecup pipi Alaizya kemudian berbisik lirih. "Aku juga mencintaimu Ala."

Setelah dirasa Alaizya sudah nyaman di tempat tidur, Theodore segera berjalan keluar dari ruang rahasianya kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda hingga larut malam, pria itu sibuk di dalam pekerjaannya yang harus ia selesaikan dan harus ia rampungkan untuk meetingnya pagi ini, meski ia ingin sekali menemani Alaizya tertidur, ia ingin melihat wanita itu sebelum tidurnya tapi pekerjaan seakan memakunya untuk tetap diam.

••×••

Pagi harinya Alaizya yang baru saja terbangun dari tidurnya pun segera terjaga saat mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya. Ia dapat melihat Theodore yang terlihat sibuk menyiapkan berkas-berkas.

THE PRINCIPESSA MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang