TPA •SIXTY•

1.9K 102 9
                                    

Playlist: Believer By Imagine Dragons


Note: Hai maaf banget baru nongol. Tapi sebelumnya Happy Reading and enjoy it! Satu lagi, next part adalah ending semoga puas dengan chap ini dan selanjutnya. Maklum sekolah mulai tatap muka lagi:) see you on the next chap!

Alaizya menatap wajah Theodore dan ia menggelengkan kepalanya, belum saatnya Theodore mengetahui yang ia rahasiakan selama ini di balik pria itu, belum saatnya. Nanti ia akan katakan pada Theodore setelah apa yang ia rencanakan benar-benar telah siap digunakan, dan ia berjanji setelah hal ini tak ada lagi yang ia tutupi dari sang suami. "Tak ada apapun, Theodore. Hanya sesuatu yang aku bangun dengan Daddy."

"Oh, aku kira kau tengah mengembangkan perusahaanmu lagi."

"Well, sekarang itu adalah urusan Evander. Semua keputusan tentang pengembangan perusahaan ada di tangannya." balas Alaizya dengan senyum manisnya pada Theodore.

Theodore mengangguk, ia mengusap rambut Alaizya sekilas sebelum turun dari ranjang dan membuat Alaizya bertanya pada sang suami. "Mau kemana?" tanya Alaizya lembut.

"Pantry, membuatkan susu hangat untukmu." terang Theodore diangguki oleh Alaizya. Pria itu pun segera pergi meninggalkan Alaizya yang termenung seraya membayangkan ekspresi Theodore setelah ia memberitahukan rahasia terbesarnya pada pria itu. Lihat saja nanti.

••×••

  Keesokan harinya Alaizya yang tengah meminum susu hamil yang disiapkan Theodore pun sesekali menatap sang suami yang tampak sibuk menelpon tepat di depan kandang Aslan. Wanita itu tiba-tiba merasa sesak di dadanya dan ia teringat dengan Evander. Jantungnya berdetak kencang ia merasakan firasat yang buruk pada adik satu-satunya itu. Dan ia benar-benar tak tahan dengan rasa tak nyaman di dadanya, alhasil dengan cepat ia meraih ponsel untuk menghubungi sang adik, ia menunggu beberapa saat sebelum ia mendengar suara jernih Evander. "Evan?"

"Hai Kak, apa kabarmu? Kau baik-baik saja kan?"

"Ya aku baik Evan, kau bagaimana? Mommy Daddy?"

"Mereka semua baik baik saja, aku juga baik-baik saja. Dan kami merindukanmu, kak."

"Ya aku juga Evan."

"Bagaimana keadaan ponakanku? Ku dengar kau jatuh kemarin?"

"Ya dia kuat, dan kami baik-baik saja." Alaizya terdiam sejenak sebelum ia menghembuskan napasnya. "Evan."

"Hm?"

"Tolong jaga dirimu, right?"

"Of course Kak, aku pasti jaga diri. Kau juga ya."

"Ya, tentu."

"Aku tutup dulu kak, aku harus memulai meetingku."

"Ya baiklah." Alaizya mematikan sambungan teleponnya dan ia mengusap dadanya lagi, rasa lega itu tak ia dapatkan meski ia sudah mendengar suara Evander. Tapi rasanya ia masih diselimuti ketakutan.

"Ala?"

Alaizya menolehkan kepalanya pada Theodore, ia menatap sang suami. Theodore yang merasa tatapan Alaizya aneh pun segera berjalan cepat mendekati sang istri. "Ala? Ada apa?" tanya Theodore dengan suara sedikit bergetar.

THE PRINCIPESSA MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang