Playlist: Hurt So Good By Astrid S
•
•
•Leonardo meraih pisau lipat di sakunya dan menenteng pisau itu seakan pisau tersebut bukan barang berbahaya. "Leo, kumohon tenanglah" ucapan Reoxane sama sekali tak ditanggapi oleh Leonardo, bahkan pria itu lebih memilih mempercepat langkah kakinya agar segera sampai di sebuah pelabuhan di tepi kota Seattle.
Suara ribut orang yang berasal dari tepi pelabuhan berhasil membuat Leonardo bertambah murka, pria itu berlari saat melihat seorang pria berusaha kabur dari cekakan anak buahnya. "JERK!"
Reoxane yang melihat Leonardo berlari pun ikut berlari pula, dan Reoxane langsung menghentikan kakinya saat melihat Leonardo melompati sebuah drum dan memposisikan pisau lipatnya untuk menusuk tepat ke leher musuh, dan benar saja tusukan Leonardo tepat mengenai nadi si musuh hingga darah muncrat tepat di wajah pria yang masih dalam mode berduka itu. "Dia benar-benar dirasuki iblis" gumam Reoxane kala melihat Leonardo menggeram marah dan memilih samurai yang disodorkan oleh anak buahnya.
"Lepaskan!" perintahnya membuat anak buahnya yang semula memegangi musuh menuruti ucapan sang tuan dan melepaskan ikatan musuhnya.
Tapi Reoxane menggelengkan kepalanya saat melihat Leonardo berlari dengan mengayunkan samurainya tepat sasaran hingga memenggal kepala bahkan tangan dan membelah dada musuh-musuhnya, pria itu bergerak layaknya singa yang menerkam domba dengan sangat cepat dan tepat. Tak ada yang meleset dari serangan Leonardo hingga semua musuh terkapar dengan bagian tubuh yang terpisah seakan dicabik-cabik hewan buas. Leonardo masih berdiri dengan kucuran darah yang mengalir di ujung samurainya, tak lupa tubuh pria itu yang sudah dipenuhi darah musuh-musuhnya. Hujan mengguyur cepat dan deras semakin menambah kesan iblis yang menguar dari tubuh Leonardo yang masih belum tenang, pria itu mengusap wajahnya yang seketika membuat air bercampur dengan darah yang mengotori wajahnya. Pria itu menatap keatas dan merentangkan tangannya tanpa disadari oleh Reoxane dan anak buahnya, ia menangis dan air matanya terbawa oleh turunnya air hujan. "Alaizya, maafkan Daddy Principessa" lirihnya dengan suara yang sangat pelan bahkan Reoxane pun tak dapat mendengarnya tapi yang ia tau Leonardo kini tengah meratapi kesedihannya.
"Kak" panggilan lembut yang ditujukan kepada Leonardo oleh suara lembut nan jernih berhasil membuat Leonardo menurunkan tangannya yang terentang. Ia diam sesaat mencoba mencerna pendengarannya.
"Kak hentikan"
Namun, sepertinya itu memang suara asli adiknya hingga berhasil membuat tubuh besarnya membalik kearah belakang. Nampak seorang wanita dengan dress hitam berdiri dengan air mata yang mengalir deras bahkan matanya memerah saat ini, ia begitu shock melihat keadaan yang sangat kacau apalagi dengan banyaknya mayat bergelimpangan dengan bagian tubuh yang terpisah. Ia tak menyangka kakaknya bisa melakukan semua ini, sendiri!
Ia langkahkan kakinya mendekati Leonardo meskipun disetiap langkahnya ia bergetar ketakutan, tak pernah selama hidupnya melihat kemarahan Leonardo yang begitu nyata seperti saat ini, Kakaknya saat ini sangat terlihat berbeda dan bisa dibayangkan apakah seperti ini penampakan sang Kakak saat masih di dunia gelap? Oleh karena itu sang suami selalu mengagungkan sang Kakak. "Fio?"
Fiorella berhenti sesaat, melihat keraguan di langkah sang istri berhasil membuat Christian tergerak untuk maju, ia mendekati Fiorella dan membisikkan kata lembut di telinga sang istri. "Hanya kau yang bisa menghentikannya, Fio. Lakukan jika kau tak ingin kakakmu lebih banyak membunuh, ia tak akan menyakiti adiknya, bahkan aku yakin ia tak ingin kau melihatnya disaat seperti ini. Langkahkan kakimu dengan tegas, wife. Hanya kau yang bisa menghentikannya" ucap Christian memberi kekuatan, dan benar saja setelah mendengar bisikan sang suami Fiorella kembali melanjutkan langkah kakinya untuk mendekati sang kakak. Hingga kini ia berdiri tepat di depan Kakaknya yang terlihat begitu sangat menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCIPESSA MAFIA [END]
RomanceSeorang wanita hanya dipandang sebelah mata dalam dunia mafia, namun tidak bagi cucu seorang Arthur De Lavega, putri dari Leonardo De Lavega. Alaizya Leorance De Lavega. Baginya mafia adalah kehidupannya, hidup yang sesungguhnya. Berawal dari sebua...