TPA •TWELVE•

3K 176 14
                                    

Mulmed: In Tbe Name Of Love By Martim Garrix & Bebe Rexha


"Jangan gila kau!" sentak Evander tanpa sadar setelah mendengar ucapan Theodore.

"Apa kau menemukan hal lain selain keseriusan di wajahku?!" sentak Theodore lagi kemudian pria itu menghembuskan napas. "Dengar Evander, aku serius. Aku mencintai kakakmu, dan aku tau itu tetdengar gila tapi aku mencintainya"

"Dengar, Alaizya tak pernah memiliki kekasih kau tau mengapa?"

"Kenapa?"

"Karena dia pernah memiliki teman pria dekat di usianya yang ke delapan belas waktu itu, kau tau saat kembali bagaimana kondisi pria itu?"

"Bagaimana?"

"Tangannya patah"

"APA?!"

"Ya, Ala yang mematahkannya karena pria itu berusaha mencium pipinya"

"Astaga" Theodore membelalakan matanya kaget, pantas saja waktu itu tatapan mata Alaizya seakan ingin menelannya hidup-hidup.

"Sekarang dengar Theodore, mustahil jika kau ingin mendekatinya" ucap Evander dengan menggelengkan kepalanya.

"I need you help, Evan"

"No aku tak mau menjadi sasaran Alaizya"

"Tak akan, aku yang jamin"

"No"

"Bagaimana jika satu kotak emas malam ini?"

"DEAL!" Evander tersenyum miring ia pun menyalami Theodore layaknya seorang rekan bisnis.

••×••

Evander menjalankan kakinya memasuki mansion seraya melepas jaket hitamnya tapi ia dikejutkan dengan adanya Alaizya yang berada di undakan tangga. "Apa yang dia bicarakan?" tanya gadis itu seakan tau bahwa ia baru saja dijadikan bahan obrolan.

"Aku tak membicarakan apapaun mengenaimu Ala, jangan terlalu percaya diri itu tak baik"

"Aku tau kau berbohong"

"Tidak"

"Dengar Evan, jika kau berbohong awas saja"

"Silahkan" ucap Evander seraya menelan salivanya menahan takut. Demi sekotak emasnya!

Evander berjalan menaiki undakan tangga melewati Alaizya yang menatapnya seperti seorang musuh, pria itu memasuki kamarnya dengan degub jantung yang belum tenang. Ia menekan dadanya sendiri merasakan bagaimana detak jantungnya tak karuan. "Ini demi dirimu sendiri Ala, tak mungkin kau akan sendirian terus sampai tua. Kasihan Daddy jika tidak memiki cucu" ucapnya membenarkan tindakannya.

Keesokan paginya Alaizya berjalan seperti biasa melewati karyawan kantornya dan memasuki ruangannya kemudian mulai bergulat dengan berbagai dokumen disana. Hingga dering telepon berbunyi berhasil membuat Alaizya mengulurkan tangan mengangkat panggilan tersebut. "Ya Gretta?"

"Nona, meeting akan dimulai"

"Baik" Alaizya mematikan sambungan teleponnya kemudian mendirikan tubuhnya.

Gadis itu berjalan menuju lift tapi saat lift terbuka ia berdecak seraya merutuk dalam hati saat menemukan Theodore disana bahkan yang lebih membuatnya kesal adalah pria itu mengangkat tangan seraya melambai dengan senyum yang lebar. "Hai Ala, kita bertemu lagi?"

THE PRINCIPESSA MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang