TPA •FIFTY-FOUR•

1.8K 101 5
                                    

Playlist: Ciao Adios By Anne-Marie


Setelah memutus sambungan teleponnya dengan Thomas, Theodore segera membalikkan tubuhnya dan menatap Alaizya yang tengah memakan sesuatu di pantry, ia segera mendekati sang istri dan menyentuh bahu Alaizya yang terbuka. "Ala," Theodore menjeda kalimatnya saat Alaizya membalikkan tubuhnya dan menatak Theodore dengan seember kecil ice cream di tangan wanita itu.

"Aku ada urusan di kota, tak apa jika aku tinggal kau sendiri dulu?"

"Ya tentu."

"Kau yakin?"

"Heem, kau bisa pergi terlebih dahulu Theodore. Aku baik-baik saja, lagipula aku dijaga oleh banyak bodyguard mu, jadi tenang saja. Jangan khawatirkan aku."

Theodore mengangguk membalas ucapan sang istri, ia pun mengecup kening Alaizya sekilas kemudian berjalan keluar dari rumahnya menjalankan mobilnya untuk kembali ke kota tapi tujuannya langsung ke markas Regnarok.

Cukup lama perjalanan ditempuh oleh Theodore hingga akhirnya pria itu sampai di depan markas Regnarok dengan hari yang sudah berubah gelap. Ia menuruni mobilnya dan pemandangan yang pertama ia lihat adalah darah yang berceceran di depan pintu masuk gedung markas Regnarok, langkah Theodore semakin cepat saat rasa cemas perlahan mengendap di dadanya. Ia segera menuju ke ruang tengah dan menemukan beberapa anggota Regnarok tengah mengobati lukanya sendiri. "Ekhm!" deheman dari Theodore berhasil membuat para mafioso di sana langsung menengadah dan menenukan Theodore, mereka segera mendirikan tubuhnya dan menatap Theodore dengan tatapan penuh hormat.

"Sir, anda ..."

"Dimana Evander?" tanya Theodore tanpa basa-basi.

"Mr. De Lavega tengah berada di ruangannya, beliau sedang menelisik siapa pelaku penyerangan sore tadi Sir."

Theodore mengangguk, ia segera berjalan menuju lift dan berhenti di ruangan Evander, saat pintu dibuka Theodore segera melangkah memasuki ruangan Evander pemandangan pertama yang ia lihat adalah adik iparnya yang tengah bergelut dengan berbagai kertas dan komputer yang menyala. "Evan."

Mendengar namanya dipanggil, Evander segera menolehkan kepalanya menatap ke pintu. Ia menemukan Theodore berdiri di ambang pintunya segera Evander menegakkan tubuhnya menatap Theodore. "Theo? Kau datang?"

"Aku dengar penyerangab Regnarok sore ini." Theodore melangkah mendekati Evander ia duduk di depan bangku yang di duduki Evander.

"Jadi bagaimana?" tanya Theodore lagi.

"Mantan Capo Regnarok yang keluar saat kepemimpinan Alaizya menyerang, mereka membuat sebuah kelompok penentangan dari awal mereka tak setuju jika Regnarok kembali bangkit dengan pemimpin seorang wanita oleh karena itu pemimpinnya Freddie Hanston tak ikut bergabung kembali dalam Regnarok, tapi setelah ia melihat semua list kemampuan Alaizya, akhirnya ia kembali mengikuti Regnarok tapi kini posisinya tentu saja sudah diambil oleh pihak lain, semua berjalan lancar di kepemimpinan Alaizya, tapi empat bulan lalu sejak Regnarok berada di tanganku dia tak lagi terlihat. Sekarang aku dapat sebuah email dari salah satu bodyguard ku yang mencari data diri Freddie dan menemukan alasan bahwa Freddie tak percaya denganku karena aku tak memiliki kemampuan." terang Evander panjang lebar.

Theodore menganggukkan kepalanya, ia meraih cerutu kemudian mulai menyiapkannya kemudian ia menyesap cerutu itu dengan sangat tenang. "Jadi apa yang dilaporkan Thomas benar?"

"Thomas kemari sore ini, memeriksa keadaanku."

"Aku memang memintanya untuk turut mengawasimu Evan, itu atas perintahku."

THE PRINCIPESSA MAFIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang