Mulmed: Like I Would By Zayn
•
•
•Alaizya memberikan kode pada salah satu anak buahnya hingga sang anak buah meraih sebuah ember besi lalu Alaizya meletakkan tikus itu di dalam ember dan siapa sangka Alaizya meletakkan ember yang berisi tikus itu diatas perut telanjang musuhnya. Sekarang posisinya tikus itu terpenjara di dalam ember besi. Alaizya tersenyum smirk ia mengusap ember itu dan Theodore menggelengkan kepalanya. "Oh God no!" gumam Theodore dengan mengerutkan dahinya.
Tapi sepertinya apa yang dipikirkan oleh Theodore benar, pasalnya Alaizya meraih pemantik api dan menyalakannya ia memanaskan ember itu hingga tiba-tiba suara kesakitan mengaum tak terbendung. "Argh!!! Tikus itu mengigitku! Lepaskan aku sialan!" teriaknya menahan sakit tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, kaki dan tangannya terikat erat.
"Ia akan terus mengigit bahkan sampai melubangi perutmu jika kau tak segera mengatakan padaku, siapa yang menyuruhmu!"
"ARGH! SIALAN SAKIT SEKALI!"
"JAWAB AKU!" teriak Alaizya yang kali ini entah mengapa membuat Theodore juga takut mendengarnya.
"Baik, tapi hentikan dulu!"
"Katakan sekarang!!"
"Fine! Reckless! Dia yang menyuruhku!"
"Siapa dia dan atas dasar apa mengusik hidupku?!"
"Dia, dia tak setuju dengan kau yang menjadi pemimpin Regnarok karena kau wanita! Kau tak pantas menurutnya!"
Alaizya mengetatkan rahangnya, ia semakin memanaskan ember besi itu dan hal itu semakin membuat musuhnya mengadu kesakitan. "Ala, stop" Theodore berusaha menenangkan Alaizya tapi gadis itu tampak tak menghiraukannya.
"Ala, kita bisa cari si sialan Reckless itu!"
"Alaizya dengarkan aku! Jika kau membunuhnya kita tak akan bisa mengirimkan pesan pada bedebah itu! Lepaskan ia biarkan ia menyampaikan salam mu!" ucap Theodore yang kali ini berhasil membuat Alaizya melepaskan siksaannya.
Ia melepaskan ember itu lalu mengembalikan tikusnya ke dalam kotak hingga bisa dilihat perut musuhnya itu mulai terluka. "Sampaikan, aku ingin bertemu dengannya" ucap Alaizya sangat dingin.
"Baik"
"Lepaskan dia" perintah Alaizya yang langsung di laksanakan oleh para Regnarok.
Alaizya meraih jaketnya dan berjalan keluar dari markas ia akan masuk kembali ke dalam mobil tapi langkah kakinya terhenti saat mendapati lengannya ditarik oleh seseorang, ia membalikkan tubuh dan menemukan Theodore dibelakangnya. "Apa?" tanya Alaizya pelan.
"Kau tak ingin berterimakasih padaku?"
"Thanks"
"Aku terima, tapi aku meminta yang lain"
"Aku akan membunuhmu jika kau meminta macam-macam"
"No, aku hanya memintamu untuk menemaniku men-DJ besok malam, bagaimana?"
"Aku sibuk"
"Hanya sebentar, lagipula sesekali aku meminta temanku menemaniku"
"Aku sibuk Theodore"
"Ku mohon, Ala"
Alaizya menatap pria itu hingga ia menganggukkan kepalanya yang sontak saja membuat Theodore mengukir senyum manisnya. "Tapi setelah ini semuanya impas, bagaimana?"
"Sure"
"Baiklah, see you leter"
"Ya, bye"
Alaizya memasuki mobilnya dan langsung bergerak nenjauhi markas menuju mansionnya meninggalkan Theodore dengan senyum bahagianya, kali ini ia akan berterimakasih pada Evander yang sigap memberitahunya masalah Alaizya jadi ia bisa berlakon seperti pahlawan untuk gadis itu. Sungguh, walaupun jika dipikir Alaizya tampak sangat menyeramkan tadi tapi percayalah entah mengapa Theodore justru merasa semakin terpanah bak baru saja mendapatkan kebahagiaan luar biasa saat melihat Alaizya seperti itu. Tatapan seriusnya, wajah garang dan menakutkannya, bahkan tangannya yang bergerak cepat menusuk pisau pada musuh menjadi daya tarik bagi Theodore. Intinya bagi Theodore, Alaizya itu bidadari pencabut nyawa!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCIPESSA MAFIA [END]
RomantizmSeorang wanita hanya dipandang sebelah mata dalam dunia mafia, namun tidak bagi cucu seorang Arthur De Lavega, putri dari Leonardo De Lavega. Alaizya Leorance De Lavega. Baginya mafia adalah kehidupannya, hidup yang sesungguhnya. Berawal dari sebua...