Playlist: Hurts So Good By Astrid S
•
•
•
Note: Hai... Lanjut cepet??Evander berjalan sangat tergesa menuju panthouse milik Theodore saat ini, langkah kakinya begitu pasti seakan tak ada keraguan yang menyelimuti hatinya kini. Yang ia pikirkan sekarang adalah dendamnya pada seorang Dimitri yang membuatnya jauh hingga tak terjangkau dengan sang Kakak. "Theo" panggilan dari Evander tak mendapat sama sekali balasan seperti biasanya dari si empu bangunan. Panthouse yang semula ramai dan riang kini justru kini seakan diselimuti kabut hitam pekat yang tak berujung dan sungguh si empu bangunan tak dapat lagi menahan rasa sakit akibat kehilangan wanita yang begitu ia cintai.
"Theo" Evander melangkah masuk dan menatap lampu ruang tengah yang padam dan ia baru menyadari semua lampu dimatikan, hanya tersisa lampu temaram di atas sebuah meja di samping TV. Evander berjalan mencari saklar listrik tapi sebelum itu ia mendengar barang yang di lempar di susul dengan suara pecahan kaca.
Crang!
Evander menatap dinding pembatas tangga yang terbuat dari kaca itu pecah begitu saja setelah mendapat lemparan pot seukuran kepala pria dewasa, Evander menatap ke atas dan menemukan Theodore yang berdiri dengan wajah super duper dinginnya. "Theo"
"Kita cari bajingan itu sampai dapat" desis Theodore diangguki oleh Evander.
"Kemarin salah satu FBI melihat mobil jeep hijau army keluar dari area gedung lima menit setelah gedung terbakar, dan untungnya mereka mencarat plat mobil itu"
"Lacak!"
"Ya"
Theodore berjalan cepat seraya meraih laptop yang ia miliki, kini saatnya ia mengeluarkan kemampuan yang selama ini ia sembunyikan, meretas!
Theodore mengotak-atik laptopnya hingga menampilkan berbagai jenis mobil di area Merida yang berdekatan dengan tempat gedung terbakar semalam, dan memang disana terlihat sebuah mobil jeep dengan warna hijau army keluar dari area gedung dan Theodore juga dapat melihat plat mobilnya. Theodore terus mencari tau dimana letak terakhir mobil tersebut hingga titik daerah terlihat dari sebuah pelabuhan di sisi kota Merida. "Mereka pergi dengan yacht" timpal Evander.
Theodore meraih ponselnya dan segera menghubungi Thomas, sang tangan kanan. "Thomas, aku ingin kau mencari yacht yang baru keluar perairan Merida semalam, mungkin masih berada di kawasan Teluk Mexico, Teluk Compeche dan Selat Yukatan"
"Baik Tuan, kami akan mencari di sekitar tiga daerah tersebut dengan kapal yang kita miliki"
"Cari melalui radar juga Thomas, aku yakin mereka belum jauh"
"Yes Sir"
Theodore mematikan sambungan teleponnya, ia menatap Evander yang terlihat diam membeku di tempatnya duduk saat ini. "Evan"
"Aku tak menyangka ia mati secepat ini"
"Kau yakin itu Ala?"
"Hanya dia di dalan sana Theo! Bahkan polisi pun mengidentifikasi jasad itu seorang wanita!"
"Lalu sebegitu yakinkah kau itu adalah Kakakmu Evan?"
"Aku hanya tak ingin terlalu larut dan berujung tak membalaskan dendamku, Theodore. Aku hanya ingin Dimitri mati di depanku, hanya itu"
"Fine, kita akan temukan si bajingan itu untuk membayar perbuatannya pada Alaizya"
••×••
Mansion De Lavega di New York terisi oleh banyaknya orang di pagi hari menjelang siang ini, tampak sekaki raut kesedihan diantara mereka dan tak sedikit pula yang menangis. "Leo" Pria yang dipanggik namanya itu menolehkan kepalanya, ia menatap sang Daddy yang terlihat sudah memerahkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCIPESSA MAFIA [END]
RomanceSeorang wanita hanya dipandang sebelah mata dalam dunia mafia, namun tidak bagi cucu seorang Arthur De Lavega, putri dari Leonardo De Lavega. Alaizya Leorance De Lavega. Baginya mafia adalah kehidupannya, hidup yang sesungguhnya. Berawal dari sebua...