"ampun Tuan"
BRUG!!
BUGH!!!
BUGHH!!
BUGHH!!
"SEBENANRNYA PEKERJANAAN KALIAN APA DISANA?"
"Maafkan kami Tuan, kami tidak punya pilihan lain"
"Riksa tidak sanggup kau lawan?" Tanya Andre berang
"Maaf Tuan, tapi disana juga ada Non Anna dan kembarannya"
"Anna dan Drenno cuma anak ingusan, tapi kalian malah kalah sama bocah ingusan?!"
"Tapi Tuan, non Anna ingin menembak kepalanya jika kami tidak menuruti permintaannya"
"Anak ituu memang nekat, sama persis seperti Davina" gumam Andre
"Bahkan, samurai Tuan Andre juga ada pada kembarannya"
"Samurai?" Beo Andre. Is Tak habis pikir, rupanya anak laki-lakinya bisa membobol brankas senjata miliknya di gudang bawah tanah
"AAARRRGGHHHH !!!!!"
Kemarahan andre meledak seketika saat mendengar kabar dari ajudannya bahwa anak sulungnya menggagalkan semua rencana yang sudah ia susun matang-matang
Drrrrttt...drrrrttt
"Sudah puas kamu bang? Puas gagalkan semua rencana ayah? "
"Ayah maaf, tapi Riksa nggak bisa diem aja"
"Kamu terlalu banyak ikut campur urusan ayah, Riksa"
Panggilan itu terputus sepihak. Andre benar-benar Murka saat semua Tak sesuai dengan apa yang ia mau. Ia meneken beberapa angka di layar ponsel
"Siapkan penerbangan ke Indonesia tercepat malam ini"
Putusnya sepihak lalu mematikan sambungan teleponnya. Pria paruh baya ituu mengemasi beberapa barangnya kemudian meninggalkan kantor. Sesampaimya dirumah ia mengatakan pada istrinya bahwa ia akan Melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia
"Perjalanan bisnis? Ke Indonesia?" Beo Davina
"Iya, malam ini ayah harus berangkat"
"Mama ikut ya yah?" Pinta wanita paruh baya ituu
"Mama disini aja, nanti siapa yang ngurusin butik?" Jawab Andre
"Nggapapa bisa sama pegawai yang lain, udah lama mama nggak pulang"
"Ma, ayah disana lagi nggak liburan"
"Nggapapa yah, nanti mama main ke tempat anak-anak aja. Mupung Riksa lagi di Indonesia juga"
"Riksa di Indo?" Beo Andre
Davina mengangguk sambil tersenyum "pokonya mama ikut ke Indonesia" kekeuh Davina lalu pergi berlalu ke kamar ya
"Mau kemana ma?" Tanya Andre
"Packing dong" ucap Davina senang lalu melanjutkan langkahnya
Di dalam kamar, Davina menurunkan koper Dan memasukan beberapa baju serta amplop coklat berukuran 30×20 cm
"Mungkin sudah saatnya" Ucap Davina lalu menutup kopernya
Ia berdiri, menarik nafas sejenak Dan menghembuskannya. Memaksakan diri untuk tersenyum Dan keluar dari kamar. Menuruni anak tangga Satu persatu Dan Melihat suaminya sedang bercrngkrama di telepon dengan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Axelabram💉 [End]
Roman pour Adolescents#1 keperawatan 30 Mei #1kedokteran 18 Juni #1 kristen 20 Juli #1 dokter 18 September "Pekerjaan lo ini gak disukai sama banyak orang Xel, siapa sih yang mau bantuin bersihin Bab orang? Siapa yang mau secara sukarela mandiin pasien, gantiin baju pas...