42 - Dewasa

247 15 1
                                    

Axel masih memperhatikan mereka berinteraksi, tidak ada tanda-tanda Abraham ingin menghampiri meja Axel padahal sudah 5 menit mereka mengobrol ria.

Axel tidak bodoh dengan diam saja disana, bagaimanapun juga Axel tetap wanita, dan punya Rasa cemburu. Dia gadisnya, dia berhak cemburu saat orang yang dia sayang sedang berinteraksi yang mulai tidak wajar dengan wanita lain

Kaki yang terbungkus sneakers putih ituu berjalan menghampiri mereka yang sedang asik berbicara

"Kak?" Panggil Axel pada Bram.

Bram menoleh dan tersenyum, ia hendak memperkenalkan namun wanita di depannya sudah lebih dulu bertanya sekaligus menyatakan

"Siapa nih? Adek lo ya? Mirip ya sama Lo" ucap gadis ituu

Axel yang mendengar ituu diam saja, ia menunggu respon Abraham

"Kenalin Fan, ini Fraxella adik tingkat gue di kampus" jawab Bram yang membuat hati Axel menclos. Jadi, Hanya adik tingkat?

Axel mengulurkan tangannya pada wanita di hadapannya berusaha mengenalkan diri dan di sambut baik oleh wanita ituu "Fraxella, biasa di panggil Axel" ucapnya sambil tersenyum maniss memeperlihatkan lesung pipitnya

"Fania, biasa di panggil Fani" ucap wanita itu "em, gue boleh duduk sama kalian?" Tanya Fani.

"Oh iya boleh boleh yuk duduk sini" Abraham semangat sekali sepertinya, dan itu tidak pernah terlewatkan dari Pandangan Axel.

"Jadi gimana koas lo? Kapan nih gelarnya?" Tanya Fani saat mereka sudah duduk bersama

"Doain aja dua bulan lagi, udah tahap akhir ini" jawab Bran

"Kalian Satu jurusan?" Tanya Fani lagi pada Bram Dan Axel

"Enggak, aku perawat" Axel menjawab

"Yaampun, lo ngapain mau jadi perawat? Nggak sekalian dokter aja? Sayang banget cantik-cantik mau aja jadi suster" ucap Fani tiba-tiba yang membuat hati Axel menclos tapi tetap memasang senyum terbaik

"Memangnya kenapa sama perawat Kak?" Tanya Axel kembali. Ingat, masihh dengan senyum yang ia pasang

"Ituu babunya dokter loh, lo kok mau aja sih? Masa Iya nanti lo jadi babunya Abraham? Kan nggak banget hahaha" jawab Fani dengan tawa sumbang di akhir kalimatnya.

"Ya nggapapa sih, kan setiap orang punya persepsi masing-masing soal perawat. Lagian, aku ngejalani profesiku pake hati kok Kak, bukan pake gengsi" jawab Axel.

Skak matt!! Fani terdiam dan Hanya tersenyum

"Oh, ngomong-ngomong lo sekarang sibuk apa?" Tanya Abraham

"Gue kuliah ambil management bisnis, sekalian nerusin perusahaan bokap gue" jawabnya dengan senyum

"Bagus Deh kalo gitu, setidaknya lo ada kesibukan" jawab Bram

Mata Axel sedari tadi tidak terlepas dari Fania, ia bisa lihat dari mata Fani bahwa ia tertarik dengan pacarnya

"Ngomong-ngomong, lo kapan nikah?" Tanya Fani yang di sambut tawa oleh Bram

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu?" Tanya Bram.

Makanan mereka datang, Ovaltine Mattchiato punya axel juga sudah datang. Axel segera mengambilnya, ia butuh coklat untuk menenangkan hatinya dari Rasa cemburu yang membuncah detik ini.

"Ya nggapapa nanya aja" jawab Fani

"Nunggu anaknya lulus dulu baru gue nikahin" jawab Bram

"Sekasta nggak sama lo?" Tanya Fani lagi

Axelabram💉 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang