2 - Day 49 after ospek

1K 54 4
                                    

"Axelll!!! Ayo bangun!! Udah jam berapa inii astagaa"

Suara bising itu memenuhi kamar kost berukuran 6×8m yang sangat amat jelas itu suara Fradana. Siapa lagi yang sekamar dengan gadis berkata hazel selain sikaca mata berkulit putih berasal dari Manado jika bukan Fradana Angela? Ya hanya dia saja. Si hazel membuka mata dengan malas dan bergegas menuju kamar mandi. Seusai mandi, Si mata hazel lihat Fra sudah siap dengan baju formalnya untuk siap pergi ke kampus.

"Kita sarapan dulu" katanya pada Fra seraya membuka kulkas

"Gue pengen beli susu kotak dulu sama sari roti" ucap Fra

"Loh bukannya susu kotak masih ada dikulkas?" Tanyanya

"Tapi gue pengen Rasa taro" ajaknya seraya bangkit berdiri menggendong tasnya.

"Kebiasaan buruk" desis mata hazel padanya

Ngomong-ngomong soal Fra yang memanggil si mata hazel Faxella, memang itu namanya.

perkenalkan, si mata hazel ituu bernama Fraxella Nathalie Ribe, kuliah semester 1 di universitas Palma, Jakarta. Fakultas kesehatan, Jurusan Akademik Keperawatan. Masuk UP bukanlah hal yang mudah, karena harus mengkuti beberapa test yang cukup menguras tenaga pikiran. Asal Axel Surabaya, semua orang yang melihat Axel pasti mengira bahwa ia pendatang dari luar pulau. Ya, bagaimana tidak. Ia mengakui itu, karena rambut bergelombang kecoklatan, mata bulat dengan iris kecoklatan pula, bulu mata lentik tanpa memakai maskara dan alis tebal, hidung sedikit tinggi. Itulah Fraxella, dan yang hanya memiliki tinggi seratus lima puluh tujuh lebih satu per empat senti meter.

Setelah menimang-nimang, Axel memutuskan untuk tinggal satu kost dengan Fra, daripada harus tinggal di rumah adiknya papa yang letaknya cukup jauh dari kampus.

Hari ini adalah hari ke-49 mereka duduk di bangku kuliah, dengan Fra tentunya sahabat baru yang berbeda jurusan dengan Axel. Teman-teman sekelas berjumlah 38 orang. Dengan perhitungan 20 orang perempuan, dan 18 laki-laki. Terkadang, Axel merasa iba dengan Chiko yang menyandang status sebagai komting di kelas selalu kualahan menghadapi teman-teman sejenis dengan Axel yang begiiituu banyak mau.

"Fra! Bantuin gua dong! Temen-temen lo pada susah di atur tuh. Lo kan sekretaris gua, bantuin lah!" Kesal Chiko

Dikelas, teman-teman memanggilnya Fra, padahal sudah sering Axel bilang, jangan panggil Fra. Sebenarnya Axel tidak keberatan. Tapi, nanti repot jika Axel dan Fradana berjalan bersama lalu memanggilnya Fra yang jelas mereka berdua mencari sumber suara itu. Karena nama depan merema sama.

"Teman-teman semua, bayar kas yang lancar ya! Ini buat kepentingan kelas juga. Mulai hari ini, kalau kasnya bolong-bolong gak akan dapat materi fotokopi lagi! Keputusan pengurus kelas sudah bulat mengenai hal ini. Minta tolong kerja samanya ya, terimakasih"

Kelas sudah selesai dan rencana Axel hari ini belanja keperluan kost yang sudah mulai habis. Axel rasa perlu Fra untuk ikut daripada jalan sendiri

"Mau pulang bareng gue?" Tanya Chiko yang tiba-tiba muncul di depannya

"Chiko! Bikin kaget aja" ucapnya sebal dan kembali fokus pada layar ponselnya

"Ha ha ha maaf. Gimana?"

"Aku pulang sama Fra, mau keluar juga" katanya setelah mengirimkan pesan pada Fra bahwa Axel menunggunya di perpustakaan lantai 3

"Ohh kalau gitu bes.---" ucapan Chiko terhenti saat ada suara nyaring menginterupsinya

"Woi chiko! Bangke! Lo di cariin malah ngebucin. Buruan balik bunda udah nyari!" Perempuan berambut sebahu yang di jedai setengah dari rambutnya itu seperti marah kepada Chiko. Axel tak mengenal siapa dia

"Lo yang sopan dikit napa! Gue lebih tua dari lo!" Ketus Chiko.

"Yeee... dasar selisih 5 menit aja sombong! Udah buruan ayo!"

"Fra gue duluan yaa" katanya

"Eh siapa nih? Cewek lo? Kenalin gue Anchika, panggil aja Chika. Gue anak kesenian di kampus ini" katanya sambil mengulurkan tangan

"Halo, aku Fraxel panggil aja Axel dan aku bukan ceweknya Chiko he he" jelas Axel padanya sambil menerima uluran tangan perepmuan cantik itu.

"Dia kembaran gue" kata Chiko

"Kalian kembar? pantes aja namanya mirip. Lucu ya"

"Kita duluan ya, udah di cariin bunda soalnya" katanya Chika

"Ada apa sih? Buru-buru amat" katanya sambil berjalan

Sesusai melihat sikembar itu cekcok Axel berjalan menuju lantau 3 untuk menjemput Fra yang kebetulan jam pulang mereka sama. Di depan koridor lantai 3 terlalu ramai, setelah menimbang-nimbang, Axel putuskan untuk menunggunya di perpustakaan

"Selamat siang bu Nike" sapa Axel pada penjaga perpustakaan

"Selamat siang" ucapnya sambil tersenyum

Sesampainya di rak buku, mata coklat hazelnya tak sengaja menangkap pria berambut coklat sedang fokus membaca buku tebal ditangannya. Di lihat dari penampilannya, ia salah satu mahasiswa dari fakultas kedokteran. Axel berjalan kearah rak buku yang berhubungan dengan jurusannya dan mengambil beberapa buku yang ada. Sambil membaca buku yang berhubungan dengan kesehatan dan keperawatan, Axel mengirim pesan pada Fra bahwa ia menunggunya di perpustakaan. Belum sampai 15 menit ia duduk, pria berjarak satu meter di depannya beranjak pergi dan menjatuhkan kertas putih yang ada coretan diatasnya. Tanpa babibu lagi, ia ambil kertas itu dan mengejar pria tinggi yang memakai sweeter Army

"Tunggu kak! Kertasnya jatuh" serunya namun dia tak berespon

Dengan berani Axel buka kertasnya dan ia menemukan nama disana. Ia ragu, ia kira itu bukan namanya. Awalnya ia ragu memanggilnya sesuai dengan nama yang tertera di kertas itu namun tidak ada salahnya jika di coba memanggil sesuai nama di kertas yang ku pegang

"Abraham Russel Van de Bour!"

Yak! Pria itu membalikan badannya dan menatap Axel tajam.

"Oke baik, apa aku melakukan kesalahan? Oh Lord, please help me...." Gumamnya

"Lo manggil gue?" Suara bariton itu menyadarkan lamunannya

"Iii...ii..iya kak" oh sial, bahkan ia gugup sekarang

"Ada urusan apa lo manggil gue?" Tanyanya tajam. Mata elangnya seolag mengunci mata takutnya

"Ehh-- ini punya kakak kan? Tadi saya gak sengaja liat kakak jatuhin kertas ini di perpustakaan" jelasnya

"Ngapain lo merhatiin gue di perpustakaan?" Tanya dia

"Tunggu-tunggu, apa dia bilang? Memperhatikannya? heii!! Ini orang sakit kah? Sudah jelas dia menjatuhkan kertasnya dan aku mengembalikannya" batin Axel

"Axel gak merhatiin kakak, cuma gak sengaja liat kertas itu jatuh dan Axel kembalikan. Salah Axel dimana?" Ucapnya lagi

"Lo anak baru disini?"

"Iya kenapa ada yang salah kah?"

"Siapa nama panjanglo?"

"Aaaaaxxeeeelllllllll. Itu" dia menatap Axel dengan satu alis terangkat. Ada yang salah? Dia bertanya nama panjangku kan?

"Lo gak waras" desisnya

"Kakak yang gak waras, pake ngatain segala"

"Lagian elo, gue tanya nama panjang lo jawab gak bener"

"Lah kan kakak tanya nama panjang, bukan nama lengkap."

"Maksut gue nama lengkap lo adik tingkat! Adik tingkat aja berani"

"Kita sama-sama makan nasi, kenapa harus takut? Bisa gak sih cukup bilang terimakasih tanpa banyak tanya kak? Bagus gak dibuang kertasnya"

"Harus banget gue berterimakasih ke elo? Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?"

"Bodo amat kak! Dasar ubur-ubur! Tenggelam aja kelaut sana!" Ucapnya tajam dan meninggalkannya yang dilanda kekesalan

💉💉💉💉💉

Haiii pakabarr, semoga suka ya sama ceritanyaa
Jangan lupa vote Dan comment❤️

Axelabram💉 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang