Part Satu

16K 1.1K 62
                                    

Happy reading


"Garden Cafe."

April mengeja dalam hati nama Cafe yang baru beberapa menit ia masuki. Setelah memesan minuman, April mengamati setiap spot Cafe yang sore itu tidak terlalu ramai pengunjung.

Merasakan getaran dari ponselnya yang terletak di atas meja, April segera mengambilnya dan benar saja, ia langsung di serang chat bertubi-tubi dari grup chatnya.

Janda Semakin Di Depan

Bela: Otw guys

Reva: Yuhuu

Aya: nama grupnya knp gitu si?

Bela: bukan gue. April ngaku lu!

Reva: gue udah di depan @April jemput gue dong, Pril

Aya: nyet gue di belakang lo. Barengan aja msknya

Bela: Huhu guys tunggu akuu

April: @Bela sembarangan kalo nuduh suka bener deh. Abisnya muka kalian jandaable banget wkwkwk

April: masuk aja yg udh nyampe. Gausah manja minta di jemput segala. Gue di pojok kanan deket jendela.

Setelah mengetikan beberapa chat April kembali meletakkan ponselnya di atas meja sambil menyeruput minumannya yang barusan datang. Netranya langsung menangkap kedua temannya yang baru masuk terlihat celingak-celinguk mencari dirinya. Ia segera mengangkat tangannya yang di lanjut dengan langkah mereka yang berjalan mendekat.

Aya langsung mengambil duduk di samping April sementara Reva ia mendudukan dirinya di seberang meja berhadapan dengan April dan Aya.

"Dih, April udah mesen minuman duluan. Pesenin sekalian kek," ujar Reva saat melihat minuman April di meja.

April mencibir. "Nggak bilang sih. Lagian, mana gue tau lo mau minum apa."

Reva hanya menyengir saja sambil melihat-lihat menu pesanan. "Pengen yang dingin-dingin. Kering banget tenggorokan gue."

Karena cuaca Jakarta yang walaupun sudah sore hari tetap saja terasa panas, di tambah lagi dengan Reva yang kesini menaiki ojek online tentu saja membuat tenggorokannya kering minta di isi dengan minuman dingin.

"Aya lo mau mesen apa?" Reva menatap Aya yang malah menutup buku menu di tangan Reva.

"Loh, kok?"

"Barengan aja, nunggu Bela," jawab Aya.

Sementara Reva langsung mengerucutkan bibirnya, April segera tertawa sambil menyeruput minumannya seolah mengejek Reva, yang di ejek langsung berdecak kesal.

"Guys gue dateng!"

Terdengar suara yang cukup keras menggema di dalam Cafe. Tidak perlu melihat untuk memastikan siapa si kurang ajar yang berteriak barusan. Karena dengan mendengar suaranya saja, sudah bisa di tebak bahwa itu suara Bela.

April melirik Reva yang matanya fokus ke buku menu, sementara Aya langsung menatap ke sembarang arah. April berdecak dan terpaksa ia berdiri sambil mengangkat tangannya. Bela yang tengah celingak-celinguk mencari mereka, langsung menyengir ketika melihat April.

Tidak tahu saja dia, bahwa teriakannya barusan membuat balita yang berada di meja sebelah menangis karena terkejut.

"Maaf ya, Mbak. Temen saya emang rada-rada. Maklumin." April mengangguk sopan dan langsung menarik tangan Bela untuk duduk di samping Reva.

"Kenapa teriak-teriak, kampret?"

Bela hanya menyengir sambil mengangat dua jarinya ke udara. "Kirain kalian udah ninggalin gue kayak waktu itu. Trauma hehe."

Amazing AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang