Happy reading
Jangan lupa tap ⭐
.
.
."Hirooo,"
April berdiri saat melihat Kak Jess datang sambil membawa Hiro di gendongannya. Saat ini, April sedang berada di butik dengan Mamanya. Karena bosan, April menyuruh Kak Jess datang membawa Hiro ke sini.
"Bang Aktaf mana, Kak?"
"Molor."
April hanya berdecak dan mengambil Hiro dari gendongan Kak Jess. Setelah Hiro berpindah gendongan, April membawanya ke subuah sofa dan menyerahkan sebuah coklat yang terletak di meja.
"Kesini sama siapa, Kak?" Mama bertanya pada Kak Jess.
"Sama Ren kok. Oh, ya Mah. Aku nitip Hiro sebentar nggak apa-apa? Ren mau ketemu temannya di Bekasi."
Sebelum Mama menjawab, April telah lebih dulu bersuara. "Lama juga nggak apa-apa, Kak. Nanti aku yang jaga."
Ia membuka kemasan cokelat dan menyerahkan sepotong untuk Hiro. Bayi itu kini tertawa sambil menggoyang-goyangkan cokelat di tangannya. April gemas sendiri melihat tingkah Hiro, akhirnya ia menciumi pipi gembul Hiro membuat Bayi itu semakin tertawa.
Kak Jess hanya menggelengkan kepala saja melihat tingkah adiknya. Namum begitu, ia tetap mempercayakan Hiro kepada Mama. Bukannya ia tidak percaya pada April, tapi ia masih kurang yakin Hiro akan selamanya anteng bila dijaga oleh adiknya itu. Bukan apa-apa, Hiro bila sudah mengantuk, ia akan menangis kencang bahkan suaminya sendiri tidak bisa mendiamkan Hiro bila bayi itu mulai merengek. Ia kasihan pada April yang nanti akan kewalahan menghadapi Hiro.
Mendadak Jessica teringat saat April mengurus kelinci sewaktu kecil. Namun kelinci itu tidak bertahan hidup lama karena keburu meninggal. Mengingatnya selalu sukses membuat Jessica tertawa.
Waktu itu saat April berulang tahun yang ke-7, ia dan Aktaf menghadiahi seekor hewan yang memang sudah lama April idam-idamkan. Jessica memberinya seekor kelinci berwarna coklat yang naasnya hidupnya hanya bertahan sekitar seminggu.
Karena pada saat itu, April mengajak kelincinya untuk tidur dengannya di kamar, alih-alih di kandang. Dan paginya, April mendapati kelincinya sudah tidak bergerak karena tertiban badannya semalaman. Alhasil, pagi itu April menangis sejadi-jadinya, di tambah lagi dengan Aktaf yang selalu menggodanya.
"Kenapa ketawa, Kak?" April mengerutkan dahinya melihat Kak Jess tiba-tiba tertawa.
Jessica yang seolah tersadar, buru-buru ia menggeleng masih sambil tertawa. "Keinget kelinci kamu dulu, yang ketiban badan kamu."
Wajah April langsung memerah malu. "Udah lama banget, Kenapa masih di inget sih."
Karena sungguh, mengingat kejadian itu selalu membuat April malu sekaligus kasihan dengan kelincinya yang mati tertiban badannya. Duh, maaf ya kelinci.
***
"Hiro, mau cokelat yang ini?"
April mengambil salah satu kemasan cokelat dan di serahkannya pada Hiro. Sementara Hiro tampak anteng mengamati berbagai cokelat di depannya, April pun memilih berjongkok dan melihat-lihat camilan-camilan lainnya. Saat ini mereka tengah berada di Supermarket tidak jauh dari butik, padahal tadinya April ingin membawa Hiro keliling namun malah sampai disini.
Kebetulan April pun, ingin mengisi bahan-bahan di kulkasnya yang menipis. Keasikan memilih-milih bahan, Hiro sudah menarik-narik baju April meminta agar April mengikutinya. Ia pun berdiri dan mengikuti langkah-langkah kecil Hiro. Bayi itu berhenti di Gelato Showcase lalu mengulurkan tangannya minta di gendong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing April
Romance"Nggak semua orang punya pacar. Tapi semua orang, pasti punya jodoh." * Sudah baper, sudah dekat, tinggal menunggu jadian. Eh, dia malah jadian dengan sahabat sendiri. April pernah mengalaminya. Dan sialnya, itu bukan hanya kejadian sekali saja. Ta...