Part Tiga Belas

7.3K 695 12
                                    

Happy reading
Jangan lupa tap⭐ ya
Gratis kok hehe
.
.
.

Gama terbangun dari tidurnya saat merasakan kepalanya lumayan sakit. Dan saat melihat jam di dinding menunjukkan pukul sembilan pagi, Gama beranjak dari tempat tidur untuk mengambil segelas air putih. Ia meneguk air, sambil melihat laptopnya yang masih terbuka di atas meja. Ternyata ia ketiduran, setelah subuh tadi masih sempat mengerjakan pekerjaannya.

Ini hari ke-tiga di Bali, seharusnya Gama sudah kembali ke Jakarta bersama Rehan. Namun mendadak, Sepupunya itu ingin menunda kepulangannya yang seharusnya hari ini menjadi hari Rabu, yang artinya masih ada dua hari lagi.

Namun Gama tetap akan kembali besok, karena ia ke sini bukan tujuan untuk liburan. Entah apa alasan Rehan ingin berlama-lama di sini. Dan saat Gama menanyakan alasannya, Rehan malah senyum-senyum sendiri membuat Gama berdecak.

Gama sudah bisa menebak, pasti ada perempuan incarannya di sini sehingga Rehan ingin berlama-lama. Ia sudah hafal luar kepala sifat sepupunya itu, karena memang sedari dulu sudah begitu.

Tapi, tunggu. Perempuan incaran?

Mendadak Gama teringat oborolannya dengan Rehan semalam, saat Rehan mengaku pernah berpacaran dengan April. Apakah itu, alasan Rehan ingin berlama-lama di sini? Apakah karena April?

Gama kembali duduk di atas ranjang dengan ponsel di tangannya. Ia mencari-cari kontak seseorang dan setelah menemukannya, Gama langsung mengernyit saat membaca nama yang tertera di layar.

April Cakep

Gama teringat waktu itu, saat ia meminta nomor April sewaktu di pantai. April sendiri yang mengisi nomornya di ponsel Gama, yang artinya, April pun yang menuliskan nama kontaknya. Gama tidak bisa menahan senyum gelinya.

Tanpa berpikir, ia pun menekan kontak April untuk meneleponnya. Dan panggilan di angkat saat nada dering ke tiga.

"Halo?"

Terdengar suara April dari seberang sana yang agak sedikit serak. Gama menebak bahwa April pun, baru bangun sama seperti dirinya.

"April?"

"Hm? Ini siapa?"

Gama beranjak ke kamar mandi untuk membasuh mukanya.

"Ini siapa, sih? Saya nggak lagi minjem arisan online, jadi nggak usah nelepon. Udah ah, saya mau lanjut tidur lagi. Jangan ganggu!"

Gama tak bisa lagi menahan gelak tawanya saat mendengar April berbicara. "Arisan online apa? Ini Gama."

Dan Gama bisa mendengar dengan jelas saat April mengumpat di seberang sana.

*

Sesaat setelah panggilan terputus, April segera bangun dari tidurnya. Ia masih di alam mimpi, saat tadi ponselnya berdering. Tanpa menatap siapa yang menghubunginya, April mengangkat ponselnya masih dengan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul.

Tadi, pagi-pagi sekali Bela membangunkannya untuk mengajaknya jalan-jalan yang April tidak tahu akan kemana. Berhubung April sedang datang bulan, ia memilih tidak ikut dengan yang lainnya dan malah melanjutkan tidurnya hingga sekarang, April melihat jam di dinding yang sudah hampir jam sepuluh pagi.

Ia beranjak untuk membersihkan diri. Lima belas menit kemudian, April keluar kamar dan tidak menemukan siapa-siapa. Sudah jelas, karena teman-temannya sedang jalan-jalan. Merasa bosan, April memesan makanan lewat Aplikasi, dan ia pun memilih menunggu di teras depan. Ia bisa melihat laut dari tempatnya di sini.

"Aprilia."

Merasakan ada yang memanggil namanya, April langsung menoleh dan menemukan Gama sudah berdiri di sampingnya. April menurunkan ponselnya.

Amazing AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang